Masih Tentang Ta'aruf ( 2 - Habis )
Selamat siang !! yuk
lanjut nge-bahas masalah ta’aruf-nya. Setelah di tulisan
sebelumnya dijabarkan kenapa ta’aruf lebih baik dari pacaran. Gambaran umum ta’aruf
dan syarat-syarat orang yang ingin berta’aruf. Di goresan kali ini, masih
dengan narasumber yang sama, Kak Yani, kita akan membahas tentang pertemuan dalam
masa ta’aruf. Kemarin kan sudah dijelaskan bahwa pihak yang berta’aruf
diperbolehkan bertemu ( yang belum tahu silahkan baca tulisan saya yang
sebelumnya ; kenapa ta’aruf ? ). Nah, dalam
pertemuan itu ngapain aja sih ? apa kayak ketemuan biasa ? ketemuan
formal ? terus ngomongin apa aja ? sabar, sabar, sebentar lagi kita akan bahas
bersama. Terlebih dahulu mari kita membaca basmalah bersama-sama. Bismillahirahmanirrahim
^_^.
Berikut ini ada beberapa
hal yang bisa dijadikan bahan pertanyaan ketika bertemu dengan patner ta’aruf :
a. Komitmennya terhadap
agama. Bagaimana dia menjalankan ibadahnya , bagaimana dia mengupayai ilmu-ilmu
agama. Kenapa ? karena pondasi dalam menjalani hidup ya agama. Kalau si dia
tidak memiliki komitmen bagus dalam beragama tinggalin aja. Tapi jika dia masih
bisa dan mau berubah kenapa tidak ? tergantung kita mau memberinya kompromi
atau gak ? tapi untuk hal-hal yang prinsip dan fundamental tentu tidak
ada kata kompromi.
Tentu dalam menjawab
pertanyaan ini diharuskan jujur begitu pula dengan pertanyaan-pertanyaan yang
lain. Ingat ! kerahasian dalam ta’aruf harus dijaga. Dan apapun jawaban dari
patner ta’aruf anda, hanya anda dan perantara yang mengetahuinya. Tentunya juga
Allah SWT.
Seandainya si dia belum baik
dalam menjalankan agama namun berkomitmen untuk memperbaiki diri, kenapa tidak
? namun jika dia tidak memiliki i’tikad baik dalam beragama, sudahlah, jangan
ambil resiko. Tuhan aja ditinggalin apalagi kamu, iya kamu. Mantapkan hati,
tinggalkan. Say good bye, di luar sana masih banyak yang lebih baik.
b. Kalau sedang
menghadapi masalah apa yang dilakukannya. Apakah mencari pelarian ke hal-hal
negatif ? atau mendekat kepada Allah ? atau banyak berkeluh kesah, tidak sabar,
atau... yang lainnya ?
c. Bagaimana sikapnya
ketika mendapatkan kebahagiaan atau kesenangan ? apakah bersyukur ? atau
berfoya-foya ?. hal ini penting untuk ditanyakan, karena dalam hidup – termasuk
hidup berumah tangga – tentu akan banyak menemui masalah-masalah dan
kebahagian. Jika dia pandai bersabar dan bersyukur, rasanya ta’aruf bisa
dilanjutkan. Sebaliknya, jika dia tempramen, suka berfoya-foya, ada baiknya
anda mempertimbangkan berkali-kali dahulu sebelum memutuskan untuk melanjutkan
ta’aruf.
d. Bagaimana sikapnya
terhadap ilmu atau pendidikan ? apa mau meng-up grade diri atau sudah
pasrah dengan keadaannya sekarang kemudian bilang “ aku ya begini ” “ inilah
aku apa adanya ”.
Karena latar belakang
pendidikan atau keilmuan seseorang akan berpengaruh pada keturunannya kelak. Buah
tak jatuh jauh dari pohonnya. Jika ingin menghasilkan keturunan yang baik, maka
kita harus pandai-pandai mencari patner produsen anak yang handal dan
berkualitas.
Disini juga nanti akan
kelihatan apakah si dia memiliki kepedulian besar terhadap ilmu atau acuh tak
acuh. Bisa pula ditanyakan apa setelah menikah nanti mau melanjutkan studi ?
atau rehat sejenak kemudian kuliah lagi ? atau merasa cukup dengan prestasi
akademik yang telah dimilikinya.
e. Bagaimana sikapnya
terhadap teman-temannya ? keluarganya ? dan bagaimana hubungan dengan
keluarganya selama ini ? apakah dia rukun-rukun saja dengan keluarganya ? atau
memiliki masalah dengan orang tua, saudara, dan lain sebagainya. Apakah dia
mementingkan keluarga atau urusan pribadinya.
Bagaimana dia
membelanjakan harta yang diperoleh ? menghabiskan
semua uangnya untuk belanja atau ia menyisihkan untuk sedekah bulanan. Apakah dia
senang menabung, investasi, atau berbisnis ? bagaimana langkah yang ia tempuh
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ? dan lain-lain.
Itu hanya sebagian
pertanyaan yang bisa ditanyakan ketika bertemu dengan patner ta’aruf. Namun, ada lagi yang
perlu dibahas atau didiskusikan setelah deretan pertanyaan itu terjawab.
Apakah itu saudara-saudara ?
1. Rencana ke
depan. Langkah apa yang akan diambil ketika rumah tangga kelak menghadapi
permasalahan ? perlu dibuat SOP yang jelas. Jangan sampai nanti si istri
menyanyi dengan suara parau “ pulangkan saja.. aku.. pada ibuku.. atau..
ayahku.. uuuu ”
2. Bila terjadi
pertengkaran antara suami istri. Apakah ada gelas yang pecah, ember terbelah
atau piring melayang ? hehe.
Ya, misalnya terjadi
perbedaan pendapat, apa yang dilakukkan ? seandainya sedang marah apa harus
dipeluk ? didiamkan saja ? ditinggalin pergi ? atau dibelikan es krim sama gula
kapas ? ah itu istri apa anak TK ya :P :V.
3. Setelah menikah mau
tinggal dimana ? jadi kontraktor ( ngontrak rumah )? atau tinggal di PMI (
Pondok Indah Mertua ), atau bisa jadi punya planing untuk membuat rumah, mau
KPR, sewa apartemen, tinggal dalam kandang mungkin ( ini mah keterlaluan ) dan
lain sebagainya.
4. Bagaimanakah seorang
suami bertanggung jawab dalam memberikan nafkah kepada istri, apakah istri
boleh bekerja atau cukup menjadi ibu rumah tangga. Atau boleh buka usaha tapi
di rumah, buka toko, warung makan, atau industri rumah tangga lainnya. Hal ini
penting juga untuk didiskusikan.
5. Jika sudah
mempunyai anak, pola asuh seperti apa yang akan diterapkan nanti ? mendidik
dengan keras dan disiplin atau penuh kasih sayang dan lemah lembut ? perkara
ini sangat urgen dalam kehidupan berumah tangga.
6. Bisa juga
menanyakan tentang pembagian pekerjaan internal rumah tangga. Siapa yang
menyapu, mengepel, memasak, berisihin kamar mandi, dan seterusnya. Apa dikerjakan bersama atau bergantian ?
Apakah cukup dengan
deretan pertanyaan di atas ? tentu tidak. masih banyak yang bisa ditanyakan
tergantung tingkat kepentingan masing-masing orang. Anda yang lebih mengetahui
mana yang harus anda tanyakan dan mana yang tidak perlu untuk ditanyakan. Kalau
seandainya dari seluruh pertanyaan yang
diajukan terdapat kecocokan, katakanlah 90 %, monggo bisa dilanjutkan ke
proses selanjutnya, khitbah. Kemudian baru deh, menikah ah ah.
Setelah pernikahan,
perjalanan cinta yang sebenarnya pun dimulai. Ya semua dimulai setelah ijab
qabul dianggap sah. Dengan bekal iman, pengetahuan tentang kebiasaan pasangan
yang didapat ketika ta’aruf, dimulailah yang namanya bahtera pernikahan
berlayar. Yeeeaaayy :D selamat menempuh kehidupan yang penuh kejutan dan warna.
Semoga bahagia tidak hanya saat malam pertama ^_^.
Nah sekarang bagi kalian
yang memang berniat menikah dalam waktu dekat dan belum terbayang calonnya
siapa, seperti apa, buatlah proposal terlebih dahulu. Gunakan panduan yang
sudah dishare ( ada di tulisan yang kemarin ). Tentukan target atau calon yang
diinginkan, bisa jadi teman sekolah, rekan kuliah, teman sepermainan, kakak
kelas, adik kelas, tetangga, ibu-ibu penjual jamu, bapak-bapak tukang sayur,
atau Ariel Peterpan. Tentukan calon anda lalu ajaklah untuk berta’aruf. Jangan lupa
menyertakan pihak ketiga, – dalam hal ini bukan syaithan lo ya – semoga ta’aruf
yang anda lakukan menjadi wasilah bagi anda untuk menemukan pasangan hidup yang
diridhai Allah SWT. Amiinn.
Kak ? saya sekarang lagi
pacaran, tapi setelah membaca ulasan tentang ta’aruf ini kok jadi
kepengen melakukannya. Apa yang harus saya lakukan, kak? Dek, dengarkan kakak, putuskan
pacarmu !! kemudian mantapkan niat untuk menikah lalu ajaklah untuk ta’aruf. Ta’aruf
untuk menikah. Kan romantis tuh, mutusin pacar buat ngajakin nikah. Dijamin meleleh
dah hati itu cewek.
Demikianlah beberapa hal
tentang ta’aruf. Meskipun saya belum melakukannya mohon jangan di-judge munafik
ya. Ah apaan sih king izzu Cuma bisa nulis tentang ta’aruf tapi gak mempraktikannya.
Dek, masalahnya kakak belum siap apa-apa dan belum ada bayangan mau ngajakin
siapa. Ini kakak tulis dengan harapan semoga sedikit bermanfaat untuk mereka,
barisan orang-orang yang ngebet nikah. Nanti, kalau kakak udah siap, insya
Allah langsung nikah baru ta’aruf. Hehe,
kebalik ding. Ta’aruf dulu baru nikah.
Saudara-saudara. Pilihan ada
di tangan anda. Ta’aruf bukanlah sebuah keharusan. Ia adalah pilihan. Terserah panjenengan
mau memilih ta’aruf atau jalan yang lain.
Semoga bermanfaat. Tetap semangat
saudara-saudara :D. Hiduplah dengan mulia. ‘Isy Karima.. !!
Jogjakarta,
14 Februari 2016
14:56 WIB
Assalamualaikum wrwb,
BalasHapusMohon izin share, dan sosialisasi untuk edukasi bagi diri dan anak saya.
Terimakasih, Salam.
wa'alaikumussalam wr wb, silahkan mbak, semoga bermanfaat
Hapus