Sejarah Istilah Nahwu



Hari selasa dan rabu kemarin, 22 & 23 Maret 2016, kami, keluarga besar Prodi Sastra Arab UGM kedatangan tamu mulia. Adalah ahli bahasa kenamaan berkebangsaan Mesir, Prof. Aiman Amin berkunjung menyampaikan kuliah umum di depan jajaran dosen dan seluruh mahasiswa Sastra Arab. Acara tersebut berlangsung mulai pukul 09:00 – 12:00 WIB bertempat di Auditorium FIB, Gedung Purbatjaraka lantai 3.
Meski molor dari jadwal namun acara berlangsung khidmat. Hari pertama diisi dengan ulasan tentang linguistik Arab. Bagaimana perkembangan bahasa Arab pada zaman jahiliyah, islam, dan zaman modern sekarang. Beliau juga menyampaikan gambaran umum tentang bahasa Arab dan cabang-cabangnya seperti Nahwu, Shorf, Imla’, Balagoh, dan lain-lain.
Mbak Rima selaku MC dalam pembukaan menyebut nama lengkap beliau Prof Aiman Amin Abdul Ghani. Jika anda mengetik nama beliau di google kemudian menekan tombol “enter” niscaya puluhan bahan ajar bahasa arab akan bermunculan. Beberapa waktu yang lalu beliau juga telah menerima penghargaan dari kerajaan Saudi Arabia atas dedikasinya di bidang bahasa Arab. Buku terbaru beliau salah satunya berjudul “ As-Shorfu Al-Kafie ”.
Dalam penuturannya Prof Aiman menjelaskan bahwa tidak semua orang arab memahami Qawa’id ( tata bahasa ) arab. Mereka lebih banyak berinteraksi dengan bahasa ammiyah ( bahasa non baku ). Namun dalam acara resmi kenegaraan bahasa arab fusha ( baku ) tetapi digunakan. Saya jadi teringat kala dibimbing oleh seorang tutor berkebangsaan Mesir yang telah lama tinggal di Indonesia. Beliau memang dihadirkan untuk memperlancar hiwar ( kemampuan bercakap bahasa arab ) kami. Pernah suatu ketika saya bertanya tentang Qawa’id namun beliau hanya tersenyum sembari berkata “ Maaf, kalau qawa’id, saya lemah ”. pernyataan yang sempat mencengangkan saya.
Namun jika dipikir ada benarnya juga. Kita saja – orang Indonesia – tidak semua mengetahui tentang SPOK kan ? apalagi masalah imbuhan, konjugasi, dan lain-lain. Pun dengan klausa, sub klausa, prasa, dan lain-lain. Mungkin orang Arab kurang lebih seperti itu. Mereka bercakap dengan bahasa Arab namun tidak menguasai Qaidah-qaidah bahasa. Padahal menurut saya, diantara seluruh kaidah bahasa yang pernah saya pelajari ( Indonesia, Arab, Inggris, Iran, Jawa, hingga binatang ) kaidah bahasa arab lah yang paling komplit dan mudah dipahami. Ini pendapat saya lo ya. Jika ada yang berbeda pendapat saya tak akan memprotes. Karena beda orang beda persepsi.
Di hari kedua barulah beliau melayani pertanyaan para mahasiswa. Beliau memberi kesempatan kepada kami untuk menentukan apa yang ingin diterangkan. Namun sebelum itu beliau menceritakan asal mula nama “ Nahwu ”. kenapa pelajaran sintaksis bahasa Arab dinamakan nahwu. Kalau pertanyaan ini diajukan di kalangan pesantren maka kita akan mendapat jawaban “ karena Nahwu itu berisi banyak contoh-contoh ”. tidak ada yang salah dengan jawaban ini. Jawaban yang cukup filosofis. Namun dari Prof Aiman Amin kami mendapat jawaban historisnya. Saya bersyukur meski beliau menerangkan dengan bahasa Arab namun telinga dan pikiran ini bisa mencerna sebagian besar apa yang beliau katakan. Tahdduts binni’mah.
Siapa tokoh pertama yang menuliskan atau merancang pelajaran Nahwu ? beliau adalah Abu Aswad Ad-dualy. Salah seorang kepercayaan amirul mukminin Ali bin Abi Thalib. Pelajaran Nahwu belum ada pada zaman Rasulullah. Pun juga kala Abu bakar, Umar, dan Usman bergantian jadi khalifah. Gak ada ceritanya Nabi berkumpul dengan para sahabat kemudian mengajarkan mubtada’-khobar. Pun tidak kita temukan hadist berbunyi qolaa Rasulullahi SAW al-kalamu huallafdzul murakkabu mufidu bilwad’i, HR. Bukhari. Gak ada tuh yang kayak gitu.
Lah kok bisa gak ada, Bang ? karena saat itu para sahabat kan cerdas-cerdas semua, Dek. Rasul pun tidak menulis tafsir al Qur’an. Andai Rasul menafsirkan al Qur’an niscaya tafsirnya gak akan setebal tafsir ibnu katsir atau al-maraghi. Karena semua sahabat Rasulullah SAW adalah muslim yang taat. Kalau sekarang beda. Meskipun satu dari 8 penduduk dunia beragama Islam namun banyak kok muslim yang kurang ajar dan rajin maksiat. Banyak kita temukan perbedaan paham, karena itulah al Qur’an ditafsirkan sesuai dengan kondisi zaman. Gak ada ceritanya al Qur’an tidak kontekstual dengan zaman tertentu.
Pada saat Ali bin Abi Thalib menjabat amirul mukminin beliau menemukan indikasi menurunnya kemampuan orang Arab berbahasa bahasanya sendiri. Bahkan kala itu ada seorang muadzin yang melantunkan azan “ Ashadu anna muhammadan rasulaAllah. Ini kan  salah dari segi sintaksis. Yang benar itu ashadu anna muhammadan rasulullah. Melihat indeks kemampuan berbahasa yang menurun membuat sayyidina Ali memerintahkan Abu Aswad Ad-dualy untuk membuat sebuah manuskrip tentang qawaid bahasa arab. Beliau khawatir kian hari kian amburadul bahasa Arab yang sesungguhnya.
Abu Aswad sendiri pernah menemukan kesalahan qawaid berbahasa dari anaknya sendiri. Saat itu sang putri berkata “ ya baba ( bahasa ammiyah, papa ) ma ajmalu as-sama’ ”. Abu Aswad menyahut “ An nujum yabnati ”. si anak protes “ ya baba, laa urida an asaluk, urida an atta’ajub ”. lalu Abu Aswad berkata “ izan, quli ; ma ajmala as sama a ”. karena lafadz ma ajmalu as sama bermakna pertanyaan sedangkan ma ajmala as sama a bermakna “takjub”. Beda baris beda arti.
Abu Aswad menyanggupi keinginan amirul mukminin. Hari terus berganti. Waktu berjalan tak berhenti. Hingga tibalah Abu Aswad Ad dualy menyelesaikan proyek dari Ali bin Abi Thalib. Beliau menghadap sang amirul mukminin dan menyerahkan manuskrip tersebut. Manuskrip setebal 40 halaman itu ( di versi lain mengatakan 4 halaman ) diterima amirul mukminin dengan tersenyum simpul seraya berterima kasih kepada Abu Aswad. Kala Ali bin Abi Thalib membaca kitab tersebut. Membuka dari lembar pertama ke lembar selanjutnya. Beliau tersenyum dan berkata “ Ma ajmala Hadza an-Nahwa ”.
Nah sejak itulah “ Nahwu ” dijadikan nama ilmu mempelajari bahasa Arab. Dalam perkembangan selanjutnya lahirlah ilmu Shorof, Imla’, Balagoh, Fiqhul Lugoh, dan lain-lain. Jadi muasal istilah Nahwu bermula dari tuturan Ali bin Abi Thalib yang takjub dan bahagia dengan manuskrip yang ditulis oleh Abu Aswad Ad-dualy. “Tabarukan” kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib. Itulah jawaban historisnya menurut Prof Aiman Amin.
Saya terpukau mendengar ulasan beliau. Ini hal baru yang saya ketahui. Teringat beberapa hari lalu berdiskusi dengan sahabat yang kuliah di Jurusan Psikologi. Dia mengatakan Ali bin Abi Thalib pun ajarannya laksana psikolog ulung. Padahal saat itu ilmu psikolog pun belum ada. Dalam kitab ta’lim muta’alim pun ada banyak kalimat-kalimat hikmah dari beliau. Memotivasi belajar. Mengekspos betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Di hari kedua sekaligus hari terakhir kuliah umum, Prof Aiman menjelaskan kami tentang Maf’ul ma’ah, maf’ul li ajlih, Masdar, dan Qaidah penulisan Hamzah. Serasa belajar sastra arab di negeri Arab langsung. Syukur tiada henti. Ini hikmah saya masuk sastra Arab UGM. Bisa diajar langsung oleh ahli bahasa Arab kontemporer. Karya-karya beliau meliputi semua cabang bahasa, termasuk balagoh. Saya semakin cinta dengan jurusan saya. Meski menurut kebanyakan orang jurusan kami tak sekeren teknik atau kedokteran namun jurusan kami tetaplah jurusan yang beresensi dan berilmu tinggi. Dimana ada manusia disitu ada bahasa. Andai kalian tahu mempelajari bahasa itu gak kalah seru sama belajar Matematika. Yuhuu....
Isy Kariima... hiduplah dengan mulia

Jogjakarta, 25 Maret 2016
23:23 WIB

King Izzu


Komentar

  1. saya mengucapkan banyak terima kasih kepada aki sUkrO yang telah menolong saya dalam kesulitan,ini tidak pernah terfikirkan dari benak saya kalau nomor yang saya pasang bisa tembus dan ALHAMDULILLAH kini saya sekeluarga sudah bisa melunasi semua hutang2 kami,sebenarnya saya bukan penggemar togel tapi apa boleh buat kondisi yang tidak memunkinkan dan akhirnya saya minta tolong sama aki sUkrO dan dengan senang hati aki sUkrO mau membantu saya..,ALHAMDULIL LAH nomor yang dikasi aki sUkrO semuanya bener2 terbukti tembus dan baru kali ini saya menemukan dukun yang jujur,jangan anda takut untuk menhubungiya jika anda ingin mendapatkan nomor yang betul2 tembus seperti saya,silahkan hubungi aki sUkrO DI =081 242 333 760 ingat kesempat tidak akan datang untuk yang kedua kalinya dan perlu anda ketahui kalau banyak dukun yang tercantum dalam internet,itu jangan dipercaya kalau bukan nama aki sUkrO

    apakah anda termasuk yang tercantung di bawah ini.?
    1. Di Lilit Hutang
    2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
    3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togei
    4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasiikan Solusi yang tepat Jangan Anda Putus Asa…!!!
    Anda sudah berada Di blog yang sangat tepat anda bisa rubah nasib disini dengan angka rit
    al 2D=3D=4D
    Kami akan membantu anda semua dengan Angka 2D 3D atau 4D hAsil Riktual Kami
    Anda Cukup Mengganti Biaya Riktual Angka Nya Saja 300rb Dengan
    cara kirim pulsa 300 ribu di no:081 242 333 760
    kami hanya membantu anda semua dengan Angka ritual Kami..Kami dengan bantuan Supranatural Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat Mengagumkan…Bisa Menerawang Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Otimis Anda bisa Menang…!!!
    Jika anda Membutuhkan Angka Ghoib Hasil Ritual aki sUkrO 2D,3D,4D di jamin Tembus 100% terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer