3 Ciri Orang Mendapat Taufik



Siapa yang tidak mau bahagia dalam hidup ? semua orang menginginkannya. Tua-muda, kaya-miskin, lelaki-wanita, pejabat-rakyat. Semua mendambakan bahagia. Lantas pertanyaannya, sudah bahagia kah kita sekarang ? bisa jadi. Bisa jadi iya. Bisa juga tidak. Karena bahagia adalah abstrak. Tak berwujud tiada berupa. Hanya hati yang bisa merasa. Ia juga tak terinterpretasi dari senyum sumringah di wajah. Atau muka tertekuk menunduk susah. Hanya si pelaku hidup yang tahu sudah bahagiakah dia ?
Lantas, piye carane untuk menjadi bahagia atau meraih kebahagiaan itu ? pertanyaan ini akan menghasilkan jawaban yang beragam, saudara-saudara. Motivator akan memberi jawaban yang berbeda dengan konglomerat bergelimang harta. Pun juga dengan jawaban kiyai, budayawan, atau artis –artis ibu kota. Ini berarti bahagia itu subjektif. Kita tidak bisa mengukur kebahagiaan orang lain dengan standar penilaian kita. Pun juga kita tidak bisa mengukur kebahagiaan kita dengan standar kebahagiaan orang lain.
Sekarang mari kita ubah sedikit pertanyaannya, Saudara-Saudara. Dimana letak kebahagiaan itu ? serta merta Anda akan menunjuk hati, mungkin seraya bersenandung “ bahagia tu di sini ”. bukan pada harta yang kita punya, mobil di garasi, istri di rumah, atau ratusan deposito di berbagai bank. Bahagia itu perkara hati. Yang bisa mengontrol hati hanya Allah SWT. Dia lah Sang Muqollibal qulub. Maka Allah punya andil dalam kebahagiaan seorang hamba.
Banyak penulis, motivator, dan ulama telah menyatakan bahwa kunci bahagia adalah bersyukur. Bukan semangat kerja, semangat meraih ambisi, atau semangat menaklukan rintangan hidup. Saat kita mampu bersyukur disitulah bahagia bisa kita rasakan. Karena hakikat syukur adalah menerima apa yang diberi. Bukan mengeluhkan apa yang tidak dikasih. Tidak juga iri terhadap apa yang orang lain miliki.
Masalahnya, Saudara-Saudara. Sering kali syukur yang terpatri dalam hati tidak bisa konsisten. Suatu hari kita bisa bersyukur banget. Namun ada pula suatu hari kita abai. Terlena oleh kenikmatan dunia. Terlalu asyik menilik apa yang Allah berikan untuk orang lain dan tidak Dia berikan kepada kita. Yah, namanya juga hati pasti berbolak balik. Hanya hati yang diberi taufiq dan hidayah yang mampu menjaga kekonsistenan dalam bersyukur.
Tempo hari saya sudah menjabarkan hakikat taufiq dan hidayah. Ini dua nikmat Allah yang tiada banding. Namun apakah semua orang mendapatkan taufiq dan hidayah ini ? belum tentu. Tapi Allah berjanji ia akan memberikannya kepada orang-orang yang berusaha maksimal mendapatkan hidayah dan taufiq-Nya.
Bang Izzu, ada gak ciri-ciri orang yang mendapat taufik itu macem mane ?
Ada dek, kebetulan semalam abang mengisi kekosongan dengan mendengarkan ceramah Aa Gym. Beliau kalau ceramah mah nge-jleb langsung ke hati, Dek. Adem banget nih hati ngedengerin. Mudah-mudahan beliau dan keluarga serta pondok pesantrennya selalu dalam naungan dan lindungan Allah SWT. Aamiin.
Ada 3 ciri seseorang mendapatkan taufiq dari Allah atau tidak
Pertama, dia dibantu oleh Allah untuk beramal solih. Selalu dimudahkan melakukan amal-amal kebajikan. Bahkan sekalipun dia tidak pernah berniat mau beramal tapi ada saja jalan hingga ia melakukan perbuatan-perbuatan baik. Itulah ciri pertama seseorang mendapatkan taufiq dari Allah. Niatnya pengen tidur sampai jam enam pagi tapi dini hari malah terbangun sendiri, akhirnya solat tahajjud. Itu tanda Allah lagi ngasih taufik-Nya.
Lagi jumatan. Kotak amal melintas di depan. Meraih dompet di saku. Niatnya mau masukin Rp. 2.000 tapi yang ketarik Rp. 50.000. jama’ah kiri kanan udah ngeliat. Mau dimasukin lagi kan malu, akhirnya terpaksa hari itu amal jariyah Rp. 50.000. ingin jalan-jalan ke Eropa tapi ternyata sampainya malah Makkah. Gara-gara salah naik pesawat ( meskipun hal semacam ini kecil kemungkinan terjadi ). Akhirnya umroh.
Waktu untuk sholat datang tapi dia enggan ke masjid. Tiba-tiba mertua ngajakin ke masjid. Akhirnya berangkat karena gak enak nolak ajakan mertua. Niat ingin jalan-jalan ke Mall tapi sampai di sana Mallnya lagi digusur, akhrinya berubah arah ke perpustakaan. Baca buku, nyari ilmu di sana. Orang yang mendapat taufik selalu saja ada momen yang “memaksa”nya untuk berbuat baik. Meskipun ia tidak berniat melakukannya.
Kedua, dia dicegah oleh Allah dalam bermaksiat. Ada saja cara Allah mencegah atau membatalkan maksiat yang hendak dia lakukan. HP sering dipakai maksiat. Waktu dibawa ke toilet eh gak sengaja kecemplung. HP rusak maksiat pun urung. Ini juga tanda seseorang mendapatkan taufiq dari Allah.
Kepengen pacaran tapi ditolak-tolak terus. Nembak sana sini. PDKT penuh perjuangan tapi akhirnya tidak diterima. Ini sebenarnya tanda Allah lagi mencurahkan taufik ke kita. Andai kita diterima lantas menjalin hubungan. Bisa saja kita terjebak dalam maksiat dan aktifitas-aktifitas penuh kesia-siaan. Maka bersyukurlah, Saudara-Saudaraku. Penolakan dari lawan jenis itu taufik dari Allah, bukan musibah. Saya pun bersyukur pernah ditolak. Gak sakit sih, Cuma sedikit malu saja.
Ketiga, Allah selalu membuatnya membutuhkan pertolongan Allah. Waktu mau berangkat kerja atau sekolah baca do’a. Sepanjang belajar dan bekerja selalu bertawakkal pada Allah. Kala kesedihan menghampiri ia tidak meratap di status Facebook melainkan tersungkur dalam sujud. Curhat sama Allah. Minta solusi kepada-Nya. Minta kesabaran dan hati yang lapang pada rabb-Nya.
Dia tidak pernah melupakan Allah. Dalam aktifitas, bismillah selalu jadi muqaddimah. Karena ia ingin melibatkan Allah dalam aktifitasnya tersebut. mau belajar bismillah, otomatis Allah akan menemani kita belajar. Mau kerja bismillah. Mau nulis bismillah, baca bismillah, hingga suatu saat nanti mau mengkhitbah atau menerima khitbah juga diawali dengan bismillah. Bukankah sudah jelas dijelaskan dalam hadist keutamaan perkara-perkara yang diawali dengan “mantra sakti” bismillahirrahmanirrahim ? itu hadistnya hasan sohih lo. Bidunni syak ( gak ada keraguan ). Percayai saja.
Itulah 3 ciri seseorang mendapatkan taufiq dari Allah menurut yang terhormat KH. Abdullah Gymnastiar. Bagi teman-teman yang hendak menonton langsung ceramah beliau bisa langsung sowan ke Youtube.
Apakah kita sudah memiliki ketiga ciri di atas ? atau jangan-jangan malah sebaliknya ? Allah memudahkan kita maksiat, hati serasa malas membaca Al Qur’an apalagi berangkat ke masjid. Semangat menuntut ilmu tidak ada, sebaliknya semangat hura-hura seakan tidak pernah padam ? boro-boro mengawali aktifitas dengan bismillah, kita seakan bisa menyelesaikan berbagai kegiatan dan tantangan dalam hidup ini seorang diri. Tanpa siapapun  termasuk Allah. Tidak melibatkan-Nya apalagi tawakkal pada-Nya.
Astagfirullahaladzim... astagfirullahaladzim.... astagfirullahaladzim.... astagfirullahaladzim
Taufik itu tidak dinanti Saudara-saudara, tapi diraih. Diraih dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Jangan menunggu taufiq untuk beramal solih tapi beramal solih lah niscaya engkau akan mendapat taufik-Nya. Dan hati orang yang mendapat taufik Allah niscaya akan sangat mudah bersyukur.
Ia tahu apa yang Allah berikan adalah baik untuknya. Diberi sehat alhamdulillah, sakit pun alhamdulillah. Diberi rezeki berlimpah bersyukur, saat kekurangan rizki pun tambah bersyukur. Karena ia tahu hanya Allah yang maha kaya. Kita mah Cuma dititipi saja. Rizki itu kan ada 3, apa yang engkau makan lalu jadi kotoran, apa yang engkau kenakan di badan, dan apa yang engkau amal jariyahkan.
So, duit yang ada di bank, pakaian yang ada dilemari, gaji yang belum cair. Itu belum tentu rizki kita. Hanya saja Allah menitipkan lewat kita. Terkadang Cuma numpang lewat juga kan. Bayangkan anda baru saja gajian, beberapa lembar itu anda gunakan untuk menggaji pembantu di rumah. Oleh pembantu uang itu dikirim ke kampung. Yang di kampung pakai lagi uangnya buat belanja di warung. Penjual warung menggunakan lagi uang tersebut buat beli dagangan di pasar. Begitu seterusnya. Uang dalam kehidupan dunia hakikatnya hanya perpindahan dari satu tangan ke tangan lain. Maka tidak ada alasan untuk berjumawa, sombong, apa lagi sok kaya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat taufik dari-Nya sehingga mampu menjadi hamba-hamba yang bersyukur dan endingnya menjadi pribadi yang bahagia dunia akhirat. Ammiinn ya robbal alamin.
Isy karima...
Hiduplah dengan mulia

Jogjakarta, 12 Maret 2016
09:10 WIB

King Izzu

Komentar

Postingan Populer