Mas, Dimana ?
Selamat malam saudara-saudaraku yang berbahagia.
Malam ini saya membaca di Kompas telah terjadi gempa berkekuatan
7,8 Skala Richter di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat. Tentu gempa sebesar ini
lumayan dahsyat dan berpotensi tsunami. Kita doakan semoga saudara-saudara kita
di sana selamat, sehat wal afiat, dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Sungguh
manusia adalah makhluk maha lemah. Kala alam Allah bergetar sedikit saja kita
serta merta tahu dan sadar diri akan posisi sebagai makhluk tak berdaya. Oleh
karenanya, gak ada satu alasan pun yang membenarkan sifat jumawa.
Hari ini untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di kampus
Universitas Islam Indonesia ( UII ). Nama besarnya sudah saya dengar jauh-jauh hari
sebelum jadi orang Jogja. Ah, Jogja memang kota pelajar. Lihatlah, bejibun
universitas ternama bertebaran di berbagai titik. UGM, UNY, UIN, UPI, UII. UAD,
UMY, dan lain-lain. Semuanya ada di Jogjakarta. Tahhduts binni’mah. Bersyukurlah
buat kalian yang kuliah di Jogja dan di tempat lain. Karena hidup adalah
belajar dan terus belajar.
Teringat dulu paman pernah bilang, jika gak bisa kuliah di
kampus umum kampus swasta pun banyak yang bagus, UII salah satunya. Mungkin
kalau saya gak keterima SBMPTN dan UM-PTKIN bisa saja saya sekarang
menjadi mahasiswa UII. Tapi takdir tidak menghendakinya saudara-saudara.
Alhamdulillah, UGM yang terbaik menurut Allah untuk saya.
Btw, bang izzu ke UII ngapain ? pindah kampus ya ? kagak dek, abang mah masih setia di UGM. Bahkan sudah mulai jatuh
cinta dengan kampus kerakyatan ini. Abang ke UII untuk menunaikan amanah.
Mengambil titipan dari kaka kelas dulu di Lombok untuk dihantarkan ke kawannya
yang juga tinggal di Jogja. niat saya Cuma satu, selagi bisa dan sempat
membantu kenapa tidak ? iya to ? karena itulah saya menyanggupi permintaannya.
Kebetulan beliau udah saya anggap kakak sendiri. Soalnya kalau saya anggap
pacar sendiri gak cocok. Beliau lebih dewasa 3 tahun dari saya. jadi
kakak ajalah ya lebih pas. Lagian beliau mana mau saya jadikan pacar meski
hanya pacar hayalan :D.
Awalnya titipan itu hendak dikirim via JNE, POS, atau email. Eh
mana bisa lewat email !. Bahkan saya sudah mengirim alamat lengkap saya kepada
beliau. Namun dengan pertimbangan takut barang tersebut kebanting dan pecah
akhirnya dititip melalui salah seorang sahabatnya yang kuliah di Jogja dan
tengah menikmati libur semester ganjil di Lombok. Saya pun bersedia mengambil
barang tersebut dan mengantarkannya ke mana seharusnya dibawa. Mungkin dalam
titipan itu ada guci atau piring sehingga takut kebanting. Entahlah. Bukan hak
saya mengetahui apa isinya.
Hari ini pesawat Lion Air lepas landas dari Bandara Internasional
Lombok pukul 06:00 WITA mengantarkan keberangkatan si wanita pembawa titipan
itu. Ya, dia seorang wanita. Insya Allah satu jam dua puluh menit kemudian ia
akan mendarat dengan mulus di Jogja dan sorenya saya bisa segera mengambil
titipan itu. Insya Allah jika tidak ada halangan lain.
Seyogyanya hari ini hanya ada satu mata kuliah, Fonologi pukul
13:00 siang. Akan tetapi pukul 11:00 WIB ada mata kuliah percakapan sebagai
pengganti karena kamis lalu dosen tidak masuk. Walhasil saya tidak bisa seperti
minggu kemarin. Berangkat ke kampus selepas zuhur berkumandang. Bahkan hari ini
saya datang lebih awal karena ada beberapa urusan yang harus diselesaikan
utamanya urusan organisasi.
Hari ini pula saya mendapat pengalaman dan pelajaran baru bagaimana
meminjam ruangan di TU Fakultas. Saya belajar sistem administrasi yang teratur
dan sistematis. Bayangkan, untuk dapat meminjam sebuah ruangan sebagai lokasi
kegiatan anda harus mendapatkan 4 tanda tangan terlebih dahulu. Mulai dari
ketua jurusan, penanggung jawab kegiatan mahasiswa, kepala staf akademik,
hingga kepala bagian administrasi. Alhamdulillah 3 tanda tangan berhasil saya
dapatkan meski harus terkatung-katung terlebih dahulu bertanya kemana harus
meminta tanda tangan. Adapun sisanya insya Allah ditanda tangani besok. Kala
itu saya menggumam, ini mah bukan lagi malu bertanya sesat di jalan, tapi
malu bertanya gak dapat ruangan.
Selepas mata kuliah fonologi usai saya pun segera berangkat menuju
jalan kaliurang km 14,5. Tempat dimana UII bertengger dengan gagahnya.
Sebelumnya saya menghubungi mbak Mila. Nama wanita itu. Konon kata kakak saya
Mila ini cantik, meski sudah semester 4 tapi tubuhnya mungil kok. Imut, manis,
orangnya baik. Tiba-tiba saya merasa sedang ditawari sebuah produk ori yang teramat
berkualitas. Namun bagi saya bertemu dengan cewek cantik sudah biasa. Nikah ama
yang cantik baru luar biasa :D hehe.
Langit mendung menaungi perjalanan saya memacu si merah menuju
utara. Lalu lintas menjelang sore memang lebih padat dari biasanya. Saya harus
sedikit lebih bersabar sampai mendapat celah dan terus memacu motor dengan
kecepatan sedang. Gak berani terlalu ngebut. Daripada nanti si merah mesinnya
mati di tengah jalan kan saya jua yang repot. Paling tidak sampai detik ini
sudah 3 kali si merah membuat saya berolah raga di jalan raya dengan
menggeretnya. Entah kehabisan bensin, ban yang bermasalah, ataupun aki yang
lemah. Aya aya wae. Saya anggap sebagai ujian kesabaran sajalah.
Pukul 3 kurang beberapa menit saya tiba di kampus UII. Gerbang
besar dengan tulisan Universitas Islam Indonesia membentang dari selatan ke
utara menyambut penuh wibawa. Suasana kampus sore itu lumayan padat. Kendaraan
silih berganti masuk dan keluar area kampus. Saya sempatkan masuk sejenak dan
berisitarahat di pelataran aula UII yang tepat segaris lurus dengan gerbang
utama. tadinya saya berniat solat asar disitu namun waktu asar belum tiba. Saya
istirahat sejenak demikian juga si merah. Dari mesinnya asap-asap kecil mulai
mengepul. Kepanasan kali. Meskipun belum terlalu berumur namun si merah tak
kuat jika dibawa bepergian terlalu jauh. Biar bagaimanapun sebagai majikan yang
baik aku harus mengerti kondisi si merah kesayangan, shogun. Ia juga butuh
istirahat. Butuh kasih sayang.
Awan hitam mulai mengungkung langit. Semakin kelam. Sepertinya akan
turun hujan. Kian banyak saja kendaraan yang berlalu lalang di kampus tersebut.
Didominasi oleh kaum hawa. Ah jangan bingung, dimana-mana memang begitu,
perempuan kini lebih banyak dari laki-laki. Di semua jurusan dan fakultas di
UGM wanita selalu mendominasi kecuali di fakultas tehnik. Ada sedikit stok
wanita disana. Begitupun dengan UII. Bahkan saya lihat akhwat disini lebih
bening dan menarik. Mungkin karena faktor tumben ngeliat mereka kali ya.
#abaikeun
Saya pun memutuskan beranjak ke tempat saya dan Mila janjian. Di depan
apotek UII. Alhamdulillah tak berselang lama akhirnya satu pesan line masuk
diiringi nada dering khusus. “ mas dimana ? ” aku tak membalas pertanyaan itu
namun serta merta membuang pandangan. Satu detik kosong, dua detik, tiga detik.
Aha. Sepasang mata juga memandang ke arahku. Aku melambaikan tangan. Ia pun
mengangguk. Ini nih yang namanya aplikasi teori semiotik dalam kehidupan
sehari-hari. Gak ngomong tapi bahasa tubuh yang bicara.
“ Mbak Mila kan ? ” tanyaku singkat sembari menjaga pandangan.
Lebih tepatnya jaga imag .
“ Iya, mas. Ini titipan dari mbak Ros ” katanya seraya menyerahkan
sebuah bingkisan
“ Makasih ” aku menerimanya. Sepintas aku tak sengaja menatap wajah
putihnya.
“ Sama-sama ”
Keheningan tercipta. Dari pada makin canggung lebih baik ku akhiri
saja
“ Iya udah makasih ya mbak, saya langsung balik saja. Takut keburu
hujan ”
“ sama-sama, mas. Mari ”
beliau mohon pamit. Aku mengangguk. Memandangnya berjalan
membelakangiku. Benar, tubuhnya mungil, tapi wajahnya imut. Putih bersih. Satu
bijipun jerawat tak ada menempel di wajahnya. Pakaian yang ia kenakan pun sopan.
Ia berjalan menuju motor matiknya. Duduk di atas jok lalu menghidupkan mesin. Deru
mesin halus terdengar. Awalnya saya berharap ia akan melihat ke arah saya
sejenak sembari tersenyum. Kayak di film-film gitu. Tapi dia malah ngeloyor
tanpa menoleh barang satu senti pun. Nasib.. nasib!!.
Pertemuan yang amat singkat bersama gadis cantik. Mila, nice to
meet you. Makasih udah menambah daftar deretan wajah cantik yang pernah hinggap
di pelupuk mata.
Jogjakarta, 02 maret 2016
22:56 WIB
King Izzu
Komentar
Posting Komentar