Karena Membaca Itu Keren



Bismillahirrahmanirrahim
Apa kabar di sore yang cantik ini, Sodara-sodara ? ya, sore cantik. Tak begitu terik, gerimis apa lagi hujan pun tak turun menyambangi. Bagaimana di daerah Kalian? hujan kah ? atau matahari menyengat dengan semangat? tak peduli hujan maupun terik yang terpenting ialah syukur yang selalu terjaga.
Sore ini saya sedikit pusing. Entah karena belum mandi dan shampoan dari pagi -_- atau lantaran semalam begadang lagi. Saya tidur jam 12 lebih karena harus mengerjakan tugas take home penyuntingan teks sebagai nilai UTS. Sebenarnya pukul 11 lewat sedikit udah kelar, sih, tapi sayanya aja yang iseng main game Konami. Walhasil keterusan dan menjelang jam 12 baru deh hijrah ke kasur. Karena itu sore ini saya mengukir kata demi kata ditemani kopi lagi. Kopi pertama di bulan April.
Kemarin waktu nge-post goresan berjudul the power of coffe ada beberapa sahabat yang memperingati agar jangan kebanyakan minum kopi. Terharu saya dapat perhatian kayak gitu. Insya Allah bibir ini mencumbu kopi hangat tak setiap saat kok. Seminggu 3-5 kali lah kira-kira. Tidak banyak kan ? lagian kalau sering-sering minum kopi boros regh. Mending kopinya gratis.
Jumat kemarin saya hanya punya 1 jadwal kuliah. Sebenarnya sih dua, namun berhubung dosen kami masih di Malaysia jadi kuliahnya ditunda ke hari lain. Seusai sholat jum’at saya memacu si merah keluar dari kos dan beranjak ke arah selatan. Melewati palang pintu kereta api yang tak begitu ramai. Tak jauh dari motor saya dua orang muda mudi nampak berjalan di atas rel kereta. Mungkin mereka hendak berangkat atau baru pulang kuliah. Mengingatkan saya pada salah satu adegan di film You are an apple of my eyes, saat dua tokoh utamanya berbincang-bincang sembari menapaki rel kereta api. Tersenyum bersama, bercanda, dan saling jepret dengan berbagai pose. Itu salah satu film romans yang saya suka. Buat kalian adek-adekku yang sekarang masih usia SMP-SMA dan lagi jatuh cinta, tonton deh filmnya, niscaya kalian tahu bahwa cinta pada usia kalian kebanyakan cinta monyet belaka. Jadi jangan serius-serius lah menaruh rasa apalagi harapan.
Siang itu seperti biasa, bukan Jogja namanya kalau gak gerah. Peluh bercucuran membasahi kemeja, kalau yang tubuhnya sixpack mah enak, kelihatan maco, lah bagaimana dengan saya dan beberapa spesies orang kurus lainnya ? kami seperti tengkorak buatan di laboratium IPA. Tapi ini nih salah satu hikmah kuliah di Jogja ataupun daerah bercuaca panas lainnya. Semakin banyak keringat yang mengucur saat perjalanan mengais ilmu semakin banyak pula saksi jihad kalian di hari pengadilan kelak. Setiap tetes keringat yang keluar akan bersaksi di hadapan Allah “ Duhai Tuhanku, aku bersaksi, aku mengucur dari tubuh hamba-Mu ini ketika ia berpanas-panasan hendak menuntut ilmu ”. beehh... warbiyasah kan Sodara-sodara ? pahala orang nuntut ilmu itu laiknya mereka yang berjihad di jalan Allah.
Abang ini kebiasaan deh, kalau nulis pasti muter-muter, selalu mendramatisir, juga banyak, huh !! Abang mau kemana sih sebenarnya ?
Hehe, maaf, maaf !! maklum, Dek. Abang kan masih berstatus penulis amatiran. Lebih tepatnya calon penulis profesional. Makanya nama blog ini “ goresan ” perantau . Yang namanya goresan kan sifatnya bebas dan tak terikat. Beda dengan tulisan ilmiah atau artikel populer lainnya.
Iya, iya, ngelesnya diterima. To the point , where are you go ?
Hmh... Siang itu Abang menuju perpusatakaan provinsi, Dek. Grhatama Pustaka Jogjakarta. Konon ini merupakan perpustakaan “termegah” di Indonesia. Inget lo, termegah, bukan terbesar ataupun terlengkap. Terletak di daerah Banguntapan, Bantul. Sekitar 5 menit pake motor dari kos abang. Tetanggaan sama JEC ( Jogja Expo Center ).
Kenapa gak ke perpus kampus aja, Bang ?
Ada dua alasan kenapa Abang lebih sering ke sini, Dek. Pertama, lebih dekat dari kos. Otomatis menghemat bensin. Bahkan kalau ngebut kurang 5 menit pun bisa sampai. Setiap hari minggu kalau gak ada aktifitas lain abang selalu joging dari kos ke situ. Butuh 15 menit untuk sampai dengan kecepatan sedang. Kedua, perpustakaan ini lebih nyaman dan lengkap. Kalau dilihat dari luar perpustakaan ini lebih mirip stadion sepak bola, Dek. Tapi kalau udah masuk baru deh kalian tahu bahwa gedung tiga lantai ini adalah gudang ribuan judul buku.
Saat itu saya memasuki ruangan khusus buku-buku islam, politik, psikologi, dan sejarah. Ada satu buku yang saya baca karya Prof. Qurasih Shihab. Dalam salah satu sub bab di buku itu beliau membahas tentang aktifitas “ membaca ”.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa perintah membaca adalah perintah yang pertama kali turun pada nabi Muhammad SAW. Ini menjadi indikasi kuat bahwa “membaca” merupakan perintah yang cukup strategis dan urgen bagi Islam hingga dipilih sebagai wahyu yang pertama kali turun.
Silahkan buka surat al-alaq ayat 1-5. Dalam deretan wahyu perdana itu  perintah membaca ( إقرأ ) diulang dua kali. Iqro’ bismirobbikaalladzi kholaq, “bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan ”. Jika ditelusuri lebih dalam, sesungguhnya lafadz “iqro’” artinya tidak hanya membaca, namun memiliki maknay yang sepadan dengan menela’ah, mempelajari, memperhatikan, memikirkan dan lain-lain. Lantas apa yang kita baca ? bismirobbikaalladzi kholaq.
Jadi semua bacaan, objek, maupun sumber-sumber pengetahuan yang baik bagi kita dan agama Allah itulah yang kita baca, Sodara-sodara. Bukan hanya baca al qur’an, hadist, atau fiqih, tapi baca juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain. Karena Allah sama sekali tidak pernah membatasi kita untuk membaca satu obyek saja.
Selanjutnya iqro’ warobbukal akram, “ bacalah dan tuhanmu lah yang maha mulia ”. Di sini terdapat kalimat perintah sekaligus penegasan. Perintah berupa “membaca” dan penegasan bahwa” Allah Maha Mulia”. Nah menariknya tuh di sini, dua kalimat tersebut berbeda esensi namun seyogyanya berkorelasi, Sodara-sodara. Makanya terdapat dalam satu ayat. Jika kita menginterpretasikan lebih lanjut niscaya didapati kesimpulan bahwa orang-orang yang mau membaca akan diberikan kemuliaan oleh Allah SWT.
Lah , kok gitu interpretasinya, Bang, adek belum paham
Gini, Dek. Misalnya ada orang yang nyuruh kamu kayak gini “ Makanlah yang banyak !  kamu pasti kenyang ”. Yang pertama kalimat perintah to sedangkan kalimat kedua berupa penegasan. Itu artinya jika kamu makan banyak kamu pasti kenyang. Nah begitupun ayat di atas. Bacalah ! dan tuhanmulah yang maha mulia. So, membacalah ! niscaya kamu akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT.
Membaca tidak hanya berorientasi pada memperhatikan literatur-literatur. Namun membaca alam, membaca gejala sosial, membaca ayat-ayat kauniyah Allah pun tercakup dalam perintah di ayat tersebut.
Sebuah studi membuktikan bahwa peradaban yang besar selalu diawali dengan geliat dan semangat membaca para pelakunya. Bahkan saya juga pernah membaca dalam sebuah artikel di internet, bagaimana Indonesia 20 tahun lagi ditentukan oleh apa yang dibaca masyarakatnya hari ini. Bagaimana peradaban kita hari ini ? itu sesuai dengan apa yang 20 tahun lalu masyarakat kita baca.
Salah seorang guru besar kami di kampus pun pernah berujar, pola pikir akan dipengaruhi oleh apa yang mereka baca. Nah pertanyaannya piye yang gak suka baca ? Waini !!! jujur, saya dulu gak suka baca, malas sekali rasanya memegang buku. Bayangin ! pegang buku aja malas apalagi membacanya. Tapi semenjak kuliah dan hijrah ke Jogja saya sadar, membaca adalah keharusan. Tersirat penyesalan mendalam kenapa dulu malas-malsan membaca. Namun apalah artinya penyesalan. Masa lalu tak bisa diubah, yang bisa saya lakukan hanyalah memperbaiki hari ini untuk masa depan lebih baik. Salah satu langkahnya adalah dengan membaca dan terus membaca.
Caranya biar suka baca gimana, Bang ?
Yang abang lakukan pertama kali adalah memaksa diri! Camkan dalam fikiranmu bahwa membaca hukumnya fardhu ‘ain. Mau secapek atau sengantuk apapun tetap pegang buku. Jangan Cuma dipegang doang ! buka bukunya. Dan jangan hanya dibuka. Baca ! baca ! baca! Tak jarang saya sering tertidur saat membaca. Dari situ saya tahu bahwa obat insomnia terhebat adalah membaca. Hehe. Tapi sekarang alhamdulillah, paling tidak kalau saya gak membaca dalam sehari ada rasa berdosa dan menyesal yang saya rasa. Duh, 24 jam kenapa gak sempet baca minimal setengah jam.
Selanjutnya coba ubah pandangan kalian terhadap buku. Pandanglah buku sebagai sesuatu yang keren dan menyenangkan. Hey, dengan membaca kalian bisa mengetahui hal baru. Bahkan pengetahuan kalian akan lebih luas meski tidak terlalu mendalam. Akhir-akhir ini saya suka baca buku psikologi, padahal jurusan saya Sastra Arab. Jauh bin rada gak nyambung kan ? but it’s no problem. Gak ada yang ngelarang kita membaca buku yang bukan spesialisasi kita. Karena membaca bertujuan untuk menghilangkan kebodohan, mengisi waktu luang, dan meningkatkan nilai jual untuk dijadikan calon menantu idaman.
Dari membaca saya tahu ternyata ilmu psikologi itu punya mazhab juga. Mazhab psikologi yang kini saya baca adalah psikoanalisis. Buku ini saya pinjam dari perpustakaan Grhatama. Alhamdulillah saya sudah jadi anggota, nih buktinya.
Ganteng gak ??

Dari pada waktu habis untuk perkara yang sia-sia lebih baik membaca, bro. Karena membaca itu KEREN !!! afwan, saya gak berniat riya’. Buat apa juga riya’? Saya hanya ingin membagi semangat mumpung lagi semangat. Hehe, maklumlah hati ini kayak harga BBM. Kadang naik kadang turun. Tetap semangat, Sodara-sodara.
Isy Karima... !!! Hiduplah dengan mulia.

Di bawah kolong langit kota Gudeg
Jogjakarta, 02 April 2016
17:26 WIB

King Izzu

Komentar

  1. ciyeee lagi baca mazhab psikoanalisis hehe. Jangan bosen baca teorinya om freud hehe

    BalasHapus
  2. yups dek, nambah-nambah pengetahuan meski gak paham semua hehe

    BalasHapus
  3. Nanti kita sharing bang hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer