VISCA BARCA
Bismillahirrahmanirrahim
Selamat pagi dan melalui
goresan ini saya ucapkan selamat kepada jutaan Madridista di seluruh dunia atas
kemenangan mereka di el-clasico semalam. Semangat mengejar
ketertinggalan poin dari Atletico dan Barcelona yah. Biar La Liga jadi sedikit
lebih seru.
Semalam untuk pertama
kalinya saya ikut nobar ( nonton bareng ) pertandingan sepak bola yang
diselenggarakan oleh komunitas resmi fans club. Kalau nobar gak resmi
mah sering sewaktu di pondok. Apalagi saat timnas di piala AFF dan timnas u-19
lagi booming-nya. Kami, para santri berbaur dengan ustad dan menonton di
depan layar kaca. Tidak ada jersey, syal, atau merchandise lainnya.
Hanya sarung yang melilit sekujur kaki jadi atribut resmi. Varokah pool
pastinya.
Nobar el clasico
semalam diselenggarakan oleh Indobarca Jogja, fans club resmi Barcelona di
Indonesia. Bertempat di Taman Cafe JEC. Oalah, yang dekat ama kos Abang itu
po ? Kok tahu, Dek ? Iyalah, abang kan sering banget nulis tentang JEC
itu. Iya, po ? masya Allah :D. Ngapunten, ngapunten.
Setelah membayar parkir
dua ribu rupiah serta tiket HTM seharga Rp.15.000 saya dipersilahkan masuk
dengan menenteng satu teh botol. Ratusan orang sudah memadati arena yang
dipasangi 3 layar besar. Layar ter-gede berdiri dengan gagahnya tepat di
tengah taman. Ada yang duduk di kursi, karpet, hingga pohon. Aroma asap rokok
terendus hidung. Membuat hidung mancung ini tak nyaman, alhasil saya harus
berpindah tempat beberapa kali hingga akhirnya menemukan tempat yang pas. Di
atas karpet taman, duduk bersila, tepat di depan layar utama. Di samping saya
duduk dua orang muda-mudi lengkap dengan jersey Barcelona mereka. Untung saya
punya jaket andalan yang mirip sekali dengan jaket yang dikenakan pemain-pemain
Barcelona saat pertama memasuki lapangan.
Sembari menanti kick
off pukul 01:30 WIB, kami menikmati pertandingan antara Liverpool vs
Totenham Hotspur. Liga Inggris selalu menarik untuk disimak. Kemampuan tim
papan bawah, tengah, dan atas gak jauh-jauh amat. Tak seperti halnya
liga negara-negara lain. Lihat saja penghuni the big four BPL sementara
ini, Leceister kokoh di puncak klasmen. Disusul Totenham Hotspur, Arsenal, dan
Manchester City menguntit di posisi ke-4. Adapun Klub ( yang dulu ) kuat macam
Chelsea, Liverpool, dan juga MU tengah berjuang keras di papan tengah. Kita
doakan semoga mereka cukup kuat. Saya rasa sebelum bertanding ada baiknya
mereka minum jamu kuat dulu, biar ganas menggerayangi gawang lawan. Di ujung
laga baik Liverpool maupun Totenham Hotspur harus puas berbagi poin setelah papan
skor menunjukkan angka 1-1.
Tak berselang lama Kick
Off antara Barcelona vs Real Madrid pun dimulai. Seisi taman JEC menyanyikan mars
Barca yang saya sendiri sebenarnya tidak hafal. Gimana mau hafal wong itu
lagu pakai bahasa Spanyol. Barcelonista yang hadir langsung di Nou Camp Stadium
membentuk mozaik guna menghormati mendiang Johan Cryuff. Legenda timnas Belanda
dan Barcelona. Dialah yang menerapkan permainan Tiki-Taka yang kini jadi
filosofi gaya bermain Barcelona. Bagi Barca mereka bertanding bukan hanya untuk
menang, tapi juga menghibur penonton dengan permainan cantik. Ya, cantik,
secantik Isyana Sarasvati.
Peluit tanda kick off
berbunyi. Barca langsung mengambil alih jalannya pertandingan. Seperti biasa,
dengan mengandalkan penguasaan bola Barca mengurung pertahanan Madrid yang
menggunakan taktik parkir bus ( bertahan total ). Semua pemain inti Barca
dimainkan. Claudio Bravo di bawah mistar gawang, Pique dan Mascherano di
benteng pertahanan didampingi Jordi Alba dan Dani Alves sebagai bek sayap. Lini
tengah dipercayakan pada sang kapten, Andres Iniesta, Sergio Busquets, dan Ivan
Rakitic. Adapun barisan penyerang diisi oleh trisula MSN, Messi, Suarez, Neymar.
Meskipun kelelahan namun mereka tetap dimainkan.
Babak pertama berjalan
tak begitu menarik. Bahkan terkesan monoton. Barca terus yang menyerang, Madrid
bertahan, hanya sesekali Madrid melancarkan serangan balik cepat yang membuat
kami menahan nafas. Hingga pluit istirahat dilengkingkan wasit skor masih kacamata.
Baru di babak kedua pertandingan terasa lebih hidup. Kedua tim seakan
menggunakan babak pertama sebagai pemanasan dan baru di babak kedua ini mereka
benar-benar bertanding.
Jual beli serangan antara
Barca dan Madrid beberapa kali mengakibatkan benturan antar pemain. Entah
kenapa saya merasa wasit yang memimpin pertandingan nampaknya kurang minum
aqua, yang tadinya pelanggaran malah tak dianggap pelanggaran, sebaliknya
pelanggaran kecil malah diganjar kartu. Tak ayal banyak kartu kuning keluar
dari saku beliau baik untuk Barcelona dan Madrid.
Berawal dari sepak pojok
Pique berhasil melesakkan bola ke gawang madrid melalui sundulannya. Gegap
gempita membahana di seantero JEC. Jangan tanya di nou camp. Kami
melompat, bersorak sorai, berjingkrak penuh kegirangan seakan kami lah yang
mencetak gol. Nama Pique dielu-elukan dengan lantang. Padahal kami tahu Pique
tak mungkin mendengar apa yang kami teriakkan.
Acara nobar itu beberapa
kali diselangi teriakan protes dari kami lantaran layar utama pertandingan
kerap kehilangan gambar waktu lagi seru-serunya. Konon kata panitia kabel yang
di dekat proyektor sensitif. Jadi gak bisa disentuh dikit
gambarnya pasti kabur. Kayak cewek aja yah itu kabel.
Senyum lebar kami tak bertahan lama. Gara-gara penetrasi dari Marcelo
yang menyisir sayap kanan pertahanan barca, ia mengumpan ke Toni Kross yang
langsung melepaskan tendangan keras. Meski membentur pemain Barca namun bola
liar jatuh di kaki Benzema yang tanpa ampun melesakkan tendangan salto. Cladio
Bravo mati langkah. Skor 1-1. Kami terdiam. Hati memaki. Kok bisa sih ? ah,
tenang, masih ada waktu. Apalagi Messi pasti berambisi mencetak gol ke-500 nya
di laga el clasico kali ini.
Pertandingan kembali dilanjutkan. Beberapa kali trio MSN mengancam.
Sepakan Neymar yang melambung di atas mistar. Pun juga tendangan melengkung
Messi yang sanggup ditepis Navas. Dan Suarez ? ah sudahlah, monster yang satu
ini berkali-kali membuang peluang emasnya. Entah kenapa dia terlihat grogi.
Menurut saya trio MSN tidak dalam penampilan terbaik mereka semalam. Mungkin
lantaran kelelahan usai membela negara masing-masing di kualifikasi piala dunia
zona Amerika Latin.
Di menit 80 lebih sekian, saya lupa angka pastinya. Sergio Ramos diganjar
kartu kuning kedua lantaran melanggar Suarez dari belakang. Meski protes
akhirnya kapten Madrid itu meninggalkan lapangan dan langsung masuk ke ruang
ganti. Melawan 10 pemain kami mengharap Barcelona menambah gol. Apalagi Rakitiik
digantikan oleh Arda Turan. Pemain muslim ini jadi idola baru Barcelonista. Namun
harapan tinggalah harapan. Berawal dari serangan balik cepat yang menghasilkan
kemelut di muka gawang Claudio Bravo. Bola liar disambar Ronaldo melalui celah
kaki Bravo. Bola meluncur deras menggetarkan gawang. Gol! Skor berbalik 1-2
untuk keunggulan Madrid. Kami mendesah kecewa.
Di waktu yang tersisa Barcelona tak mampu mengimbangi skor. Tambahan
waktunya juga Cuma 2 menit. Dikit banget kan ? saat peluit panjang dibunyikan
kami pun bangkit dan beranjak pulang. Kami kecewa ? iya ? sedih ? mungkin. Tapi
kami tetap berterima kasih pada Barcelona yang telah bertanding seoptimal
mungkin. Kekalahan di el clasico ini bukan akhir dari segalanya. Masalahnya
kami masih memimpin di puncak klasmen Liga Spanyol. Semoga sampai akhir musim
tidak kalah lagi agar kami bisa mengunci gelar lebih awal.
Saya rasa yang menarik di pertandingan el clasico kali ini adalah
keadilan yang menaungi kedua tim. Kalau dulu Barcelona menang di kandang Madrid
4 GOL TANPA BALAS. Kini giliran Madrid menang di kandang Barca dengan SKOR
TIPIS 1-2. Apapun yang terjadi tetap Visca Barca. Visca el cataluna.
Semoga atmosfer pertandingan semalam bisa jadi hiburan buat saya. saya
sudah izin kok untuk menyaksikan pertandingan pada keluarga di Lombok.
Hitung-hitung sebagai refreshing dan selama di Jogja, jujur, baru
pertama kali saya nonton pertandingan bola lagi kayak gini.
Visca Barca. Tetap semangat!
Isy Karima.. hiduplah dengan mulia
Di siang yang panas
Jogjakarta, 03 April 2016
10:07 WIB
King Izzu
Komentar
Posting Komentar