Ngomongin Linguistik dan Sastra



Senin kemarin, saya diberi kesempatan menjadi moderator sekaligus notulen dalam diskusi “ Kabar Sastra ”. sebuah forum diskusi yang digagas oleh divisi keilmuan dan divisi PSDM IMABA. Acara bulanan ini menghadirkan Mas Tohir Musthofa selaku panelis, kakak tingkat kami yang pada Februari lalu telah berhasil mempertahankan skripsinya dan berhak menyandang gelar S.S. ( Sarjana Sastra ) di penghujung nama beliau.
Diskusi kali ini membedah skripsi Mas Tohir. Juga diselangi dengan tips-tips bagaiamana menulis skripsi yang baik dan tidak membuang banyak waktu. Karena skripsi adalah sebuah keharusan yang akan dihadapai oleh seluruh mahasiswa. Ente ndak bisa lulus kalau belum bikin skripsi. Inilah yang mengilhami saya melontarkan kalimat “ buat skripsi itu ndak semudah buat surat cinta ”. Kalau skripsi mah ribet, ada cover, daftar isi, abstraksi, metode penelitian, dan lain-lain. kalau surat cinta mah simpel, goreskan kalimat singkat, padat, dan memikat maka jadilah surat cinta itu siap dikirim.
Peserta diskusi kali ndak sebanyak bulan kemarin. Entah karena minat mereka untuk hadir berkurang atau bertabrakan dengan jadwal suporteran. Ya, kontingan Sastra Arab di waktu yang bersamaan tengah bertanding bola basket cabang putra. Sudah jadi budaya di jurusan kami jika ada yang bertanding atau lomba wajib hukumnya bagi kami ( yang ndak lomba ) mendukung, eh ndak wajib ding tapi fardhu kifayah.
Diskusi itu saya buka pukul 16:00 WIB. Diawali dengan memanjatkan syukur kepada Allah, salawat pada nabi, ucapan terima kasih kepada panelis dan peserta diskusi lalu kemudian sedikit mengelaborasi tema diskusi di senja itu. Sebagai notulen dan moderator, saya sudah menyempatkan diri membaca ulasan skripsi beliau yang akan segera dibahas.
Oiya ding, lupa. Sebelumnya saya juga di-breafing oleh Teh Yeni via WA. Kurang lebih beliau bilang begini, nanti pembukaan 5 menit, penyampaian materi 30 menit, tanya jawab 23 menit, penutupan 2 menit. Pas 60 menit. Saya menyanggupi meski tak menjamin akan tepat 1 jam kelar. Wong mulainya saja masih molor beberapa menit meski dalam taraf masih bisa ditolerir.
Tanpa membuang banyak waktu saya pun mempersilahkan Mas Tohir memulai pemaparannya. Setelah mengucapkan terima kasih kepada IMABA atas undangan diskusi tersebut, beliau langsung menyanggah statement saya di awal tadi. “ Siapa bilang buat skripsi ndak semudah buat surat cinta, malah lebih mudah bikin skripsi dari pada surat cinta ”. saya jadi malu-malu meong, Sodara-sodara. Menyadari kesalahan argumen yang kurang obyektif. Mungkin membuat surat cinta memang mudah tapi buat para playboy. Adapun saya pribadi kan bukan playboy, Cuma mantan cowok yang dulu dijuluki playboy. Loh kok jadi curhat sih ? Astaga ! abaikeun ! kembali ke laptop.
Mas Tohir yang notabene ketua HMI Komisariat Ilmu Budaya UGM dan juga mantan ketua IMABA, memaparkan materi dengan sangat baik. Penuturannya enak didenger, membuat kami beberapa kali terbuai dengan materi beliau. Oiya, judul skripsi beliau adalah “ Keutuhan Wacana Iklan Tanah Dalam Situs www.opensooq.com , kajian wacana ”. bisa ditebak beliau meneliti iklan tanah dalam situs jual beli opensooq.com.
www.opensooq.com ini adalah situs jual beli online macam OLX, Sodara-sodara. Hanya saja menggunakan bahasa Arab. Namanya juga penelitian mahasiswa Sastra Arab, ya harus neliti yang berbahasa Arab lah. Situs jual beli online ini sudah booming di sekitar 19 negara yang menggunakan bahasa Arab. Nah jika ada pertanyaan “ apa ada situs jual beli online kayak OLX di Arab ? ” anda tahu kan harus jawab gimana ?
Sebelum menguraikan lebih lanjut terlebih dahulu kita harus tahu wacana itu apa. Kita sering berwacana to ? juga mengatakan sesuatu sebagai wacana ? akan tetapi secara definitif wacana iki opo ? saya juga lupa definisi lengkapnya. Tapi apalah arti definisi, yang terpenting ya pemahaman, kalau hafal definisi belum tentu ente paham. Tapi kalau ente memahami sesuatu insya Allah definisi bisa dibuat belakangan meski dengan redaksi bahasa yang berbeda. Wacana itu adalah kumpulan kalimat yang memiliki nilai keutuhan. Artinya antara satu kalimat dengan kalimat lain saling berhubungan, saling menjelaskan. Kalimat pertama menjelaskan kalimat kedua, begitu seterusnya. Nah misalnya ada kalimat kayak gini nih ;
“ Saya suka dengan Isyana Sarasvati. Barcelona menelan kekalahan terus. Tapi Isyana ndak kenal saya ”.
Kalimat di atas tidak bisa dikatakan wacana. Karena maknanya tidak utuh. Nah, keutuhan sendiri terdiri atas dua kategori ; keutuhan bentuk ( kohesi ) dan keutuhan makna ( koherensi ). Keutuhan bentuk mencakup leksikal dan gramatikal ; subjek predikatnya ada, pun susunannya sesuai dengan kaidah bahasa. Kalimat yang di atas termasuk berkohesi ( utuh secara bentuk ) namun tidak secara makna. Adapaun koherensi terdiri atas aspek semantik dan topikalisasi.
Wah, ilmu bahasa banyak juga istilahnya ya, Bang ?
Iya, Dek. Makanya jangan remehin mahasiswa ilmu bahasa, mereka ndak kalah kritis sama mahasiswa jurusan lain. Apa lagi Bahasa Arab, bahasa paling kaya seantero jagat raya, bahasa para penghuni surga, bahasa kitab suci kita. Duh -_-, maaf kalau terlalu membanggakan diri, jangan dimasukkan ke hati.
Lanjut....
Adapun skripsi yang ditulis oleh seorang mahasiswa ilmu bahasa terbagi atas dua kategori ; linguistik dan sastra. Terkadang ada juga yang menggabungkan keduanya, ngebahas linguistik juga sastranya, kayak kak Sofi di UIN Malang. Jika mengambil konsentrasi linguistik maka Anda akan membahas tentang gramatika bahasa, bagaimana bahasa itu disusun dan maknanya seperti apa. Kalau sastra – kata Mas Tohir – lebih sulit lagi, karena kalian harus mengaitkan teks dengan konteks. Meneliti novel tidak hanya mengidentifikasi tokohnya siapa, wataknya bagaimana, alurnya seperti apa, dan amanatnya apa. Itu mah kerjaan anak SMA. Tapi kita juga harus mengaitkannya dengan konteks, kenapa novel itu bercerita seperti demikian. Pasti ada kaitannya dengan kondisi sosial dan budaya lingkungan sang penulis.
Novel trilogi Pramoedya Ananta Toer tidak akan lahir kalau beliau tidak terinspirasi dan bersinggungan langsung dengan kondisi sosial masyarakat zaman koloniliasme, orde lama hingga orde baru. Beliau adalah sosok yang sosialis, penjara pun tak jadi penghalangnya menulis. Pun juga dengan novel Laskar Pelangi, tak akan lahir jika Andrea Hirata tidak hidup di lingkungan yang sangat menginspirasi meski dalam kondisi serba kekurangan. Juga tulisan Bung Karno dalam buku Penyambung Lidah Rakyat, selalu ada faktor kultural-historis yang menginspirasi lahirnya sebuah karya sastra. Makanya, ndak sembarang orang bisa jadi sastrawan. 

Kadang saya bertanya sendiri, kenapa belum ada karya sastra yang menggambarkan kondisi pulau seribu masjid, Lombok ? ah, mungkin bukannya ndak ada tapi saya saja belum menemukannya, atau bisa jadi ada tapi kurang dikenal oleh masyarakat Lombok sendiri apa lagi masyarakat luar. Padahal, sastra, meski kelihatannya sepele sungguh mewakili interpretasi kebudayaan suatu masyarakat. Cerita seribu satu malam penuh dengan nuansa kerajaan, keceriaan, dan kecerdasan-kecerdasan tokohnya macam Abu Nawas. Hal ini terjadi karena pada saat itu Islam memang tengah berada dalam puncak kejayaan. Ekonomi berjalan, masyarakat hidup tentram, pun dengan geliat intelektual. Bahkan banyak tokoh barat yang dengan gamblang menyatakan Eropa berhutang pada Islam. Kalau bukan karena mengambil literatur dan manuskrip berharga milik muslim Eropa mungkin tak semaju hari ini.
Diskusi berjalan lancar dan menyenangkan. Ada 4 penanya dan kesemuanya dijawab oleh Mas Tohir. Tak lupa sebagai kakak yang baik beliau menasihati kami, adik-adiknya. Nasihat beliau antara lain ; memperbanyak bacaan, menguasai bahasa Inggris, dan berani ikut lomba. Karena sekarang, kampus menyediakan uang Cuma-Cuma untuk mahasiswa yang juara lomba regional maupun nasional. Berkisar 1 – 7 juta. Bayangin kalau menang 5 kali dalam setahun, bisa dapat 35 juta regh. Aduh kok saya jadi matrealis kayak begini? Astagfirullah.
Diskusi pun diakhiri dengan makan snack bersama. Salah satu hikmah sedikit peserta adalah double snack yang kami dapatkan. Lah bayangin aja, snack yang disediakan 30 tapi yang datang pun kurang 15, kan untung buat kita to ? Alhamdulillah.
Selamat siang !
Isy karima... hiduplah dengan mulia

Jogjakarta, 19 April 2016
12:28 WIB

King Izzu

Komentar

Postingan Populer