Masih Muda Kok Ubanan ?
Bagaimana perasaan Anda
tatkala bercerminan beberapa helai rambut putih menjuntai indah di kepala ?
panik ? histeris ? atau update status “ duh kok aku udah ubanan ya ? ” dengan
tagar #sedih ? atau bisa jadi keep kalem wae ?. uban adalah
penuaan pada rambut yang ditandai dengan warna rambut memutih. Biasanya
kemunculan uban merupakan tanda penuaan ( di sumber yang lain dikatakan tanda
kedewasaan ).
Namun tatkala uban muncul
di usia muda tak jarang membuat banyak orang kebingungan dan berujung minder
dalam pergaulan. “ masih muda kok ubanan ? ” begitu kurang lebih standar
gunjingan yang kita terima. Saya sendiri adalah orang yang punya uban di usia
muda. Kini saya memasuki usia 20 tahun, adapun uban di kepala sudah ada semenjak
saya masih duduk di bangku Madrasah Aliyah. Hanya saja kala itu tidak terlalu
menyita perhatian lantaran sebagai santri kami lebih sering menggunakan topi
kemanapun pergi.
Sekarang saya sudah
kuliah, topi beludru telah tertanggalkan. Kadang dipakai waktu solat saja. Ke
kampus pun saya ndak pake topi. Walhasil rambut ini jadi tontonan dan perhatian
orang banyak. Namun kaum hawa lah yang sering iseng mengamati uban di kepala
ini yang tak jarang ada yang jahil sampai mencabutnya diam-diam waktu saya lagi
khusu’ duduk-duduk santai. Kurang asem bange kan ? Untung saya orang yang
sabar.
Ngomong-ngomong tentang
uban, Sodara-sodara tahu ndak apa sih penyebab munculnya uban di usia muda ?
Ndak tahu, po ? saya juga ndak tahu, kalau begitu ayo kita tanya sama
mbah Google.
Salah satu laman yang
saya kunjungi adalah www.pengensehat.com. Di laman tersebut saya membaca
artikel mengapa uban bisa muncul di usia muda, berikut beberapa penyebabnya :
STRES
Menurut Dr. Wirda,
spesialis kulit dan kelamin RS Mitra Keluarga Jakarta, stres menyebabkan
macetnya produksi melanin yang merupakan pigmen alami pewarna rambut. Pigmen
itu zat penentu warna, Sodara-sodara. Melanin sendiri dihasilkan oleh sel
melanosit dan rambut menjadi putih lantaran melanosit tidak memproduksi melanin
dalam jumlah yang cukup.
Macetnya produksi melanin
lantaran stres lebih bersifat sementara. Artinya tatkala durasi stres sudah
habis maka melanosit akan memproduksi melanin secara normal kembali. Rambut
hitam pun terurai lagi. Nah ngomong-ngomong masalah stres, gimana sih cara
mengatasi stres itu sendiri ? Dr. Wirda menuturkan perlunya keseimbangan antara
kerja dan istirahat. Kalau kerja pagi siang malam dan waktu istirahat sedikit
ya pasti stres lah. Kita bukan mesin yang bisa terus bekerja tanpa istirahat.
Wong mesin aja bisa eror kalau dipakai terus apalagi manusia.
Jika Anda punya teman
atau sanak sodara yang beruban di usia muda coba lihat wajahnya. Perhatikan
kantung matanya. Amati dengan seksama. Siapa tahu guratan beban pikiran
tercetak jelas disana. Nafasnya berat, jauh dari kata bahagia, menganggap hidup
dan segala dinamikanya terlalu berat untuk dijalani. Membuatnya terpuruk dan
kecamuk pikiran yang membebani. Stres. Semakin stres seseorang semakin sedikit melanin
yang diproduksi oleh melanosit. Makin stres ente makin bejibun uban yang
muncul. Selain itu stres juga dapat menguras cadangan vitamin B12 dimana terkurasnya vitamin jenis ini akan
mempercepat tumbuhnya uban dikepala. Maka jika kini anda beruban dan merasa
usia anda belum pantas tuk memiliki uban, tertawalah lebih sering, nikmati
hidup, jangan lupa bahagial, dan jangan stres.
Bang, vitamin B12 itu
apa ?
Hmm...tanya google, aja
Dek. Sekarang kita lanjut ke penyebab uban yang kedua
GIZI BURUK
Waduh, kok bisa ? ya
iyalah, kekurangan asupan gizi akan mempengaruhi kesehatan tubuh termasuk
kesehatan rambut. Lihat saja bocah-bocah yang menderita gizi buruk, apa rambut
mereka sehat-sehat saja ? rambut mereka terlihat kemerahan bukan?
Namun bukan hanya perkara
gizi yang masuk ke tubuh namun juga bagaimana tubuh memproses gizi yang datang
dari luar. Bisa saja kita makan makanan yang bergizi namun proses metabolisme
dalam tubuh tidak normal, mungkin lambung yang bermasalah atau lainnya.
Otomatis akan tetap terjadi ketidak seimbangan dan ketimpangan asupan gizi
dalam tubuh.
Jadi kalau Kalian punya
teman masih muda dan beruban coba cek berapa kali dia makan sehari. Lalu cari
tahu apa yang dia makan ? bergizi atau malah makanan basi ? siapa tahu penyebab
ubannya muncul adalah kekurangan gizi. Kalau gizinya sudah tercukupi bisa jadi
penyebab ubannya adalah kekurangan kasih sayang ?? #Eaaaaa.
So, jaga asupan dan
keseimbangan gizi dalam tubuh. Jangan makan mie instan atau fast food keseringan.
Makanlah makanan bergizi, sayur, daging, buah, susu, dan jangan lupa nasi.
Namun bagi anak kos-rantau saya mengerti benar sangat sulit merealisasikan
pemenuhan gizi. Karena yang butuh uang bukan Cuma perut kita tapi juga otak
kita, bijaklah mengatur keuangan, biar waktu libur jadi momen peningkatan gizi.
Salam anak rantau.
FAKTOR GEN
Selain dua faktor di
atas, faktor lain pemicu munculnya uban di kepala adalah faktor gen. Faktor
keturunan. Catatan tentang rambut putih tersimpan dalam kromosom yang
diwariskan oleh orang tua ke anaknya. Maka jika orang tua ubanan besar
kemungkinan sang anak akan ubanan juga meski masih berusia muda. Ini juga
berlaku bagi kakek-cucu dan seterusnya.
Dan jika Kalian punya
teman dan beruban coba lihat orang tua atau kakek-neneknya, beruban apa ndak ?
kalau beruban ya bisa diperkirakan faktor gen adalah penyebab uban yang muncul
di kepala.
Namun tidak hanya tiga
faktor ini semata. Uban pun bisa muncul lantar ganguan metabolisme dalam tubuh,
masalah ketahanan tubuh, gangguan fungsi ginjal, hingga kelainan hormon dan
paparan sinar X juga berkontribusi menambah uban di kepala. Jadi bukan salah
orang tua mengapa seorang anak bisa beruban.
Sodara-sodara yang
berbahagia. Saya pribadi punya uban. Bahkan sekarang makin banyak. Tempo hari
seorang kawan berjenis kelamin wanita memperhatikan uban saya dengan khusu’.
Saking khusu’nya ia pun tertawa terbahak-bahak. Tertawa di atas uban orang
lain. Jahat sekali. Ia duduk tepat di belakang saya. Lantas saya membiarkan
mereka menertawakan. Ndak ada rasa sakit hati apalagi tersinggung, toh kalau
saya marah uban saya ndak bisa hilang seketika to ? tapi saya tersadar
akan sesuatu. Saya berbalik dan memandang tajam mereka
“ Tapi kalau cewek
menilai cowok ndak dari rambutnya kan ? ” tanya saya serius. Mereka tertawa dan
menggeleng sembari menenangkan saya. Ah, syukurlah.
Uban ndak mesti
digalaukan, Sodara-sodara. Biarkan saja dia tumbuh, toh itu pemberian Allah
untukmu. Disyukuri dan jangan dicabut. Konon mencabut uban akan memperbanyak
uban lain yang muncul. Begitu petuah Tuan Guru saya dulu di pondok. Masalahnya
bukan saya yang hobi nyabut, tapi teman-teman. Lah mereka bahagia kok
nyabutnya. Lagian saya mikirnya gini, apa ndak ada kerjaan lain ya selain
nyabutin uban ? saya rasa itu adalah aktifitas yang hanya dilakukan oleh
orang-orang kurang kerjaan. Lah jangan mau jadi orang kurang kerjaan,
Sodara-sodara. Mari jadi orang yang punya pekerjaan bermanfaat dan bermakna
dari sekedar mencabuti uban.
Salam uban muda !
Tetap semangat !
Isy Karima... hiduplah
dengan mulia
Jogjakarta,
22 April 2016
10:40 WIB
Muhammad
Izzuddin
Komentar
Posting Komentar