Isyanaisme dan Keterpurukan (yang sempat dialami) Barcelona
Sudah 9 bulan lebih saya
jadi perantau. Jauh dari keluarga, sahabat, juga para mantan. Merantau
mengajarkanku apa artinya kesabaran, kerinduan, cintaaa oooo... ini lagunya
siapa ya ? saya sering mendengar teman-teman meng-cover lagu ini dan mengubah
liriknya sekarep mereka. Mungkin saya akan dicap kuper bin kolot karena
tidak tahu siapa pendendang lagu yang lagi nge-hits ini. Tapi inilah adanya, di
kamar kos sederhana saya tidak ada TV. Maka jangan heran jika saya tidak bisa
mengikuti trend ke-alayan kaum abege kekinian. Kalau mau nonton TV ya harus
beli Indomie sama es teh di burjo. Mana enak ke burjo Cuma numpang nonton. Saya
ndak mau dikira hanya manfaatin aa’ aa’ yang mengais rezeki.
Trend, dinamika, hingga
gosip panas hanya saya peroleh dari browsing internet dan sesekali buka IG. Disaat
Raisa jadi bahan “imajinasi” kaum Adam saya sama sekali ndak tahu seperti apa
wajahnya yang konon cantik menawan, apalagi tahu lagunya. Pun beberapa waktu
berselang, kala Isyana Sarasvati mulai mencuri perhatian, saya masih berusaha
PDKT sama seorang perawan yang pada akhirnya malah diembat teman sendiri. Sedih
? Ndak, sih. Saya memilih menyibukkan diri menghadapi itu semua. Sekarang lagi
sibuk-sibuknya cari tukang santet terbaik. Kalau ada yang tahu link-nya
langsung DM saya aja. Matur suwun sebelumnya. Anda dapat pahala kok kalau
membantu sesama.
Dan saya tidak tahu
bagaimana awal mulanya, saat ini saya mendadak demam Isyana. Kalau lagi wifi-an
di kampus pasti salah satu link yang saya buka ya yutub, nge-search segala
video yang ada Isyana-nya. Mulai dari video klip, talkshow-talkshow di berbagai
TV, hingga acara radio. Bahkan Isyana sudah punya folder sendiri di laptop dan
tablet saya. Tapi sampai saat ini 3gp Isyana belum ada regh. Dan saya
harap ndak akan ada, kalaupun ada ya sama saya saja ( ngimpi -_- ).
Anda pernah liat video
klip Isyana yang berjudul Keep Being You ? jujur, regh, itu video yang
paling seneng saya lihat. Simple, sederhana, dan mempesonaahh. Isyana di video
itu meliukkan tubuh tapi ndak erotis, kayak orang cacingan tapi bikin naksir.
Dan menonton video klip keep being you itu kini jadi rutinitas saya di pagi
hari dan sebelum tidur. Ini jujur lo.
Teman-teman saya banyak
yang berkomentar miring. Bahkan setiap kali dosen memberi tugas membuat kalimat
pakai bahasa Arab – kebetulan saya mahasiswa Sastra Arab – nama Isyana selalu
saya sematkan. Di IG pun banyak editan foto saya bersanding dengan Isyana. Saya
harap si mantan gebetan ndak cemburu melihat kemesraan kami.
Terlalu asyik dan nyaman
dengan Isyanaisme tidak selalu membuat saya bahagia. Nyatanya sekarang saya
sadar bahwa terlalu mencintai seseorang akan membuat kalian mengabaikan hal-hal
lain di sekitar anda. Ndak jarang saya dengan mudahnya menunda mengerjakan
tugas karena ingin khusu’ mendengar suara merdu Isyana. Beberapa tanggung jawab
di organisasi pun terbengkalai, membuat senior menggerutu dan menegur
berkali-kali. Harus kah saya salahkan Isyana ? enak aja, kan wanita ndak pernah
salah. Ini semua salah saya, karena saya adalah cowok.
Saya jadi teringat
nasihat guru di pondok dulu yang bersumber dari sebuah hadist dalam kitab Mukhtarul
Hadist, yang isinya kurang lebih begini, cintailah sesuatu sekedarnya saja,
siapa tahu engkau akan membencinya di kemudian hari. Pun bencilah sesuatu
sekedarnya saja, siapa tahu engkau akan mencintainya di kemudian hari. Hadist
ini tidak hanya berlaku untuk kecintaan pada individu atau hal kongkrit. Tapi
juga untuk hal yang abstrak macam kekaguman, kesedihan, dan perasaan lainnya.
Saya terlalu mencintai
rasa kagum pada Isyana, sampai-sampai saya dijuluki Isyanation militan oleh
segelintir orang. Jika ini terus saya pertahankan bukan tidak mungkin kelak
saya akan menyesal karena terlalu men-dewi-kan
Isyana hingga lupa pada tugas dan kewajiban saya sebagai mahasiswa untuk
kuliah dan belajar, juga peran sebagai makhluk sosial untuk berinteraksi dengan
sesama manusia dan alam semesta.
Saya rasa hal inilah yang
tengah mendera Barcelona, klub raksasa Spanyol dari kota Catalan yang sedari
dulu ingin memisahkan diri dari negara mereka. Pasca Johan Cryuff meninggal
Barcelona hanya meraih 1 kemenangan, itu pun karena melawan 10 pemain. Sisanya
mereka menelan hasil imbang dan kekalahan beruntun. Tadinya jarak 12 poin di
klasmen La Liga dengan Real Madrid kini hanya berjarak 1 poin. Atletico Madrid
menguntit di posisi ke-2 dengan poin sama, Barcelona hanya unggul selisih gol
dan head to head dengan Atletico Madrid. Kalah sekali lagi atau menuai
hasil imbang bisa sangat mengancam posisi Barcelona. Di Liga Champions nasib
mereka ndak kalah mengenaskan. Gagal masuk semi final usai Atletico Madrid
berhasil membalikkan keadaan di leg kedua. Pupus sudah harapan mengulang treble
musim lalu.
Sebagai Barcelonista,
dari hati yang terdalam saya berhusnuzhon, kemungkinan besar salah satu
penyebab terpuruknya barca adalah lantaran mereka terlalu larut dalam kesedihan
ditinggal sang legenda. Apalagi saat el-clasico beberapa waktu lalu,
sang kapten, Andreas Iniesta dengan tegas mengatakan ingin meraih kemenangan
dan mempersembahkannya untuk mendiang Cryuff. Lah kok ndak dipersembahkan buat
kami para Barcelonista juga ? ( tentu ini sama sekali tidak mengurangi hormat
saya pada sang legenda ).
Maka yang harus dilakukan
Barca saat ini adalah move on dari kesedihan ditinggal sang legenda. Apalagi
ini sudah lebih 9 hari kepergian almarhum kan ? udah lebih banget malahan. Ayo
lah, kami sudah cukup sabar di-bully terus, apalagi melihat meme berisi foto
keranda yang dibawa segerombolan orang berkain kafan dengan tulisan FC
Barcelona di kerandanya.
Kalian main bukan hanya
untuk legenda, tapi juga untuk kami para Barcelonista. Please jangan cedih lagi
ya kakak-kakak. Semoga kita bisa move on. Kakak sekalian move on dari kesedihan
ditinggal Opa Cryuf, saya move on dari kecantikan dan kemerduan suara Isyana.
Isyana, i love you...
![]() |
edisi bejorak |
Jogjakarta,
19 April 2016
15:17 WIB
Muhammad
Izzuddin
Tulisan ini pernah saya
kirimkan ke redaksi mojok namun ditolak. Menjadi penolakan ke-5 sejak saya
mencoba dan terus mencoba. Ada satu quote yang mengatakan “ setiap orang
punya kuota gagal, habiskanlah kuota gagal anda mumpung masih muda ”. benar,
saya juga punya kuota gagal di redaksi mojok. Dan saya harap juga kuota
diterima. Entah pada tulisan yang ke berapa baru tulisan saya dianggap memenuhi
standar mojok.co dan diterbitkan.
Akan tetapi menghabiskan
kuota gagal ndak sekedar mencoba, gagal, lalu menerima kegagalan itu dengan
pasrah sembari mencoba lagi. Tapi terimalah kegagalan sebagai pelajaran. Bukan kah
begitu kata om Mario Teguh ? Kegagalan adalah cara Tuhan mengajarkan Anda
bagaimana menjadi sukses. Sekarang saya juga sedang mengevaluasi
tulisan-tulisan yang telah ditolak mojok. Menurut saya faktor tulisan terlalu
panjang dan terlalu pribadi jadi salah satu komponen yang harus saya
minimalisiri.
Kalau sudah ditolak ya
waktunya di-post di blog ini.
dilain kegagalan pasti ada kesuksesan yang mendorongmu terus berkarya, sudah pernah terbit dimana saja tulisan inta (ala Wala') ?? hohoho
BalasHapussiap gus, yg penting tetap berkarya :D.. belum terbit dimanapun wkwk
BalasHapus