Filosofi Suporter dan Mental Masyarakat



Selamat malam Sodara-sodara di mana pun berada. Salam sejahtera untuk kita semua. Sudahkah Anda solat Isya bagi yang muslim ? sudah kah Anda menunaikan ibadah makan malam ? kalau pertanyaan ini diberikan kepada saya jawabannya alhamdulillah sudah, baru saja kelar makan malam dilanjutkan minum obat. Gigi ini beberapa kali memaksa saya menyerah pada ngilu yang ditimbulkannya. Pengen sih kontrol ke dokter tapi besok aja lah kalau di Lombok.
Hari ini kami hanya punya dua mata kuliah, normalnya sih empat, namun berhubung satu mata kuliah sengaja diliburkan dan satunya lagi tak terlaksana lantaran ada acara wisuda, walhasil kami bisa go home sekitar pukul 11 siang. Saya balik ke kos di tengah teriknya matahari. Tadinya pengen istirahat, namun saya ingat ada hutang tulisan yang harus dibayar. Alhamdulillah hari ini ada dua tulisan – tiga dengan goresan ini – yang saya goreskan. Satunya sudah ter-posting di blog dan satunya lagi saya kirim ke laman mojok.co. entahlah akan diterima atau ditolak lagi. Semoga saja diterima karena sudah beberapa kali tulisan saya ditolak terus. Ditolak redaksi itu lebih sakit daripada ditolak cewek.
Namun tepat pukul 4 sore, teman-teman di WA merintih histeris. Mereka membutuhkan bantuan kami untuk bersorak-sorai menyemangati mereka yang akan bertanding. Hari ini ada 3 partai futsal yang melibatkan kontingan Sastra Arab, pukul setengah lima dan setengah delapan malam untuk futsal putri dan pukul setengah sembilan giliran futsal putra. Saya sendiri tidak mengikuti satupun cabang lomba di Sasporte ( kejuaran olahraga tahunan di FIB UGM), karena saya sadar olahraga bukanlah passion saya, olahraga hanya jadi selingan di waktu senggang, bukan untuk diseriusi. Yang harus diseriusi itu kamu, iya kamu....
Meski dipaksa oleh beberapa orang saya tetap saja tak bergeming. Lagian ndak ada harapan untuk saya masuk dalam skuad inti, palingan jadi tim cadangan saja, makanya saya memilih menempati posisi yang bisa saya lakukan dengan maksimal, suporter garis keras. Dan janji itu pun terbayar kala mereka berlaga. Kalau bukan keluarga mah mager rasanya lagi selo terus ke kampus. Tapi apa sih yang nggak buat keluarga sendiri ?? #eeaaaaa. Saya korbankan waktu selo saya untuk mereka.
Namun baik tim putra maupun putri sama-sama kandas perjuangannya. Gurat sedih dan kecewa tercetak jelas di wajah-wajah imut mereka. Nafas mereka berat, seperti menghembuskan penyesalan karena melakukan kesalahan ataupun gagal memanfaatkan peluang. Bahkan teman-teman cewek banyak yang nangis pasca menelan kekalahan. Masya Allah, saya saja ndak pernah sampai nangis baik nonton ataupun main bola. Disini saya melihat perbedaan antara pria dan wanita. Kalau pria main bola pake kaki, tapi kalau cewek pakai hati. Makanya bawaannya baper mulu. Ah, wanita.
detik-detik kick off futsal cewek ( doc pribadi )

Terlepas dari terlalu cepatnya kontingen Sastra Arab ini berguguran, kami selaku suporter sama sekali ndak merasa kecewa. Terkadang yang membuat seseorang sedih adalah bukan apa hasil yang ia peroleh, namun ia berfikir hasil yang ia peroleh mengecewakan orang-orang di sekitar mereka. Dalam hal ini kami selaku suporter ingin berterus terang, tak ada kekecewaan dalam lubuk hati. Melihat mereka berjuang semaksimal mungkin saja sudah cukup jadi hiburan dan tontonan bagi kami.
Oiya, pertandingan futsal cabang putra serasa kayak liga Inggris. Permainan dengan tempo tinggi, benturan antar pemain yang kerap bikin penonton mengaduh spontan padahal yang jatuh bukan mereka. Pokoknya seru, ndak kayak liga Spanyol atau liga Jerman. Jadi daripada nonton liga monoton kayak gitu lebih baik nonton Sasporte saja.
Saat asyik mengamati jalannya pertandingan, pikiran liar saya mulai berkelana kesana kemari. Utamanya waktu para gadis merebutkan si kulit bundar. Ternyata ada juga cewek yang jago mendrible bola, skillnya mendekati skill kaum pria. Bahkan benturan keras pun kerap terjadi. Ada satu cewek berbadan jumbo – saya lupa dari jurusan apa – yang berposisi sebagai stoper. Saya membandingkannya dengan Puyol.
“ Ini nih Carlos Puyol versi muannas ( wanita ) ”
“ Bukan Puyol ini, Bang. Tapi Puyolah, kan cewek ” tukas salah seorang teman yang duduk di samping. Benar juga ya, kalau cewek mah kudu ada ta’ ta’nisnya. Puyol jadi Puyolah. Masya Allah, ternyata kami kreatif juga.
Ada satu kesamaan bagi cewek ketika mereka main futsal dan melihat barang diskonan. Sama-sama rebutan anarkis. Kalau cowok main futsalnya mah pakai strategi, yang rebut bola paling Cuma 1 sampai 2 orang, tapi kalau cewek mah semuanya berebut bola kecuali kiper. Bahkan ada yang teriak histeris kala bola lambung menghampirinya. Padahal ndak kena. Cuma lewat doang di atas kepala. Tapi itulah sisi menariknya. Penonton dibuat tertawa melihat tingkah mereka berfutsal ria. Mungkin panitia membuka cabang futsal cewek karena momentumnya bertepatan dengan hari Kartini. Emansipasi dalam dunia sepak bola.
Di tengah pertandingan saya sedikit berfikir filosofi suporter. Pihak yang kerap dijuluki pemain ke-12 ini seyogyanya hanya bisa teriak, tepuk tangan, dan bernyanyi menyemangati tim. Ya, Cuma bisa menyemangati tim. Mereka bukanlah penentu hasil akhir pertandingan. Mereka hanyalah penonton yang menaruh harapan pada pemain di lapangan. Kala tim yang didukung menang para suporter pun ikut senang. Tapi saat tim yang mereka dukung kalah sudah pasti mereka larut dalam kesedihan.
Suporter sendiri dapat diklasifikaskan menjadi beberapa jenis tergantung indikator pengelompokannya. Ada suporter garis keras-karbitan, suporter cinta damai-anarkis, suporter rasis-moderat, hingga suporter loyalis-labil. Saya ingin memokuskan pada jenis suporter cinta damai-anarkis. Kalau suporter cinta damai, mau kalah berapapun dan di kompetisi apapun mereka ndak akan ngerusak stadion, bakar mobil, hingga menganiaya wasit. Ndak akan. Malah mereka mengucapkan terima kasih melalui lagu-lagu bagi para pemain meski telah dipecundangi.
Beda halnya dengan suporter anarkis. Kala hasil pertandingan tak sesuai harapan maka kembang api dinyalakan, petasan dihidupkan, senjata tajam dikeluarkan, terus tawuran. Suporter jenis inilah yang mendominasi demografi suporter di Indonesia. Liat aja tuh Gelora Bung Karno, udah berapa kali rusak gara-gara oknum suporter ? kalau di luar negeri mah jarang kita mendapat cerita suporter Barcelona bentrokan ama suporter Real Madrid, padahal mereka musuh bebuyutan.
Saya mengibaratkan suporter ini bak masyarakat. Dan pemerintah adalah pemain-pemainnya. Mewujudkan kesejahteraan di berbagai bidang adalah gol yang ingin dicetak. 5 tahun masa jabatan adalah durasi permainan. Di tengah pertandingan Presiden bisa melakukan pergantian pemain berupa reshufle. Sayangnya ndak ada istilah injury time di dalam roda pemerintahan.
Watak suporter Indonesia dan masyarakat Indonesia sama persis, ndak bisa menghargai jerih payah pemain yang sudah maksimal bertanding. Ada saja celah yang digunakan untuk menghujat, mengkritik, dan merendahkan para abdi bangsa yang telah menanggalkan jabatan mereka dan masih meninggalkan hutang pekerjaan. Ini terjadi pada semua presiden, menteri, dan pejabat negara lainnya. Lebih banyak hujatan daripada ucapan terima kasih. Padahal menurut hemat saya, ketika pemerintah sudah terlihat jelas berusaha maksimal kemudian gagal ya sudah dimaafkan dan dihargai lah, wong beliau sudah berusaha kok. Kecuali kalau usaha beliau belum maksimal, misalnya Presiden kebanyakan piknik daripada ngurus negara, nah ini ibarat bunuh diri dengan sengaja dalam pertandingan sepak bola. Wajar kalau suporter geram. Tapi kalau bunuh dirinya ndak sengaja dan si pemain mengakui kesalahannya masak iya kita masih tega menghujat beliau ? jangan lah seperti itu.
Yuk, kita menjadi suporter yang baik. Suporter yang sanggup menyemangati pemainnya dan sanggup menghargai jerih payah mereka di lapangan. Yuk jadi masyarakat yang sopan. Sanggup mendukung program-program pemerintah dan bersedia menghargai usaha yang telah beliau-beliau itu lakukan. Memang, polemik manusia kekinian ialah lebih sering menghargai hasil daripada usaha. Wallahu a’lam.
Isy Karima. Hiduplah dengan mulia....

Jogjakarta, 20 April 2016
12:07 WIB

Muhammad Izzuddin

Komentar

  1. AYOO SERBUU GAN MUMPUNG GRATIS DAN MURAH
    ADU BANTENG, Sabung Ayam, Sportbook, Poker, CEME, CAPSA, DOMINO, Casino
    Modal 20 rb, hasilkan jutaan rupiah
    Bonus 10% All Games Bolavada || Bonus Cashback 10% All Games Bolavada, Kecuali Poker ||
    FREEBET AND FREECHIP 2017 FOR ALL NEW MEMBER !!! Registrasi Sekarang dan Rasakan Sensasi nya!!! ONLY ON : BOLAVADA(dot)com
    BBM : D89CC515

    bandar judi
    agen terpercaya
    sabung ayam bangkok
    Forum Bola
    sabung ayam

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer