sinergi zikir dan fikir



Dalam al quran dijelaskan bahwa Allah telah menghidupkan bumi yang sebelumnya dalam keadaaan mati. Maksudnya ialah bumi yang sekarang ini kita tempati dulunya tidak layak dijadikan habitat kehidupan. Hanya berisi bebatuan saja, tidak ada yang dapat tumbuh di atasnya. Namun berkat kuasa Allah bumi pun mulai dihidupkan, bebatuan-bebatuan menguap kemudian munculah air. Inilah sumber kehidupan. Konon tumbuhan pertama di bumi adalah lumut. Kurang lebih begitulah penjelasan dari guru saya Dr. TGH. Salimul Jihad M.Ag beberapa waktu lalu.
Dari kronologi bumi yang tadinya gersang menjadi hidup kita dapat mengambil ibrah bahwa hati yang gersang pun bisa menjadi hidup jika kita mau menghidupkannya dan tentu pula dengan bantuan Allah SWT. Hati yang gersang sama halnya dengan bumi yang gersang, tak ada satupun yang bisa hidup di atasnya, hati yang gersang dari siraman ilahi tidak akan bisa melahirkan kebaikan namun justru akan terus mengeras seperti batu cadas. Naudzubillahi min dzalik.
Manusia sendiri diciptakan paling akhir. Setelah bumi siap pakai, tumbuhan bertebaran, dan binatang diciptakan maka Allah pun menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi Allah. Sebagai makhluk yang dilaunching paling akhir dialah yang paling sempurna. Allah berikan hati dan akal pikiran yang menjadikannya berbeda dengan jutaan makhluk Allah lainnya. Sekarang pertanyaannya, apakah anda manusia ? kalau iya anggukkan kepala lalu bersyukurlah ! diantara ciptaan Allah kitalah yang tersempurna. Apa ada alasan lagi untuk kita tidak bersyukur? Faa biayyi aalaa irobbikuma tukaziban ?
 Dengan hati dan akal yang ada pada diri kita harusnya kita mampu meningkatkan kualitas sebagai makhluk terparipurna. Sebaik-baik hati adalah hati yang selalu berzikir dan sebagus-bagus akal ialah yang digunakan untuk berfikir. Maka jika kita ingin mengetahui kualitas kita silahkan flashback diri, sesering apakah kita berzikir dalam 24 jam ? dan sebanyak apakah kuota waktu yang kita luangkan untuk berfikir dalam belajar ? atau jangan-jangan kita jarang berzikir dan malas berfikir ? nauzubillahi min dzalik.
Sahabat ku seiman segama, kita tentu akrab dengan berbagai istilah dalam agama islam seperti muslim, muttaqin, mukmin, dan lain-lain. Termasuk “ ulul albab ”, sebuah kata majemuk yang akrab di telinga kita. Bahkan sebuah perguruan islam negeri di jawa timur, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang konon memiliki julukan “ kampus ulul albab ” disamping julukan lain seperti the green campus dan sebagainya. Nampaknya perguruan tinggi islam negeri nomor wahid di Indonesia itu ingin mencetak mahasiswa-mahasiswa ulul albab. Tapi tahukah kita apa sih yang dimaksud dengan ulul albab tersebut ?
Al qur’an pun menjawab bahwa ulul albab adalah orang-orang yang mampu mensinergikan antara zikir dan fikir. Coba renungkan, zikir dan fikir adalah fungsi dari dua komponen dalam tubuh manusia yang menjadikannya berbeda dan istimewa dibanding makhluk lain. Zikir tugasnya hati dan fikir tugasnya akal. Jadi orang-orang yang termasuk ulul albab adalah orang yang berilmu namun senantiasa mengimbangi ilmu tersebut dengan selalu mengingat Allah SWT. Orang yang kaya ilmu namun hatinya gersang dari zikir tidak bisa dikatakan ulul albab. Begitu juga orang yang selalu berzikir tapi enggan belajar mencari ilmu belum masuk dalam kategori ulul albab.
Orang-orang yang termasuk dalam golongan ulul albab inilah orang-orang yang selalu menebarkan kebaikan demi kebaikan di bumi Allah. Menyiramkan curahan air kehidupan bernafaskan tauhid, menghidupkan hati yang gersang, dan menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Kebahagiaan dunia dan akhirat berada dalam genggaman para ulul albab. Saya pribadi begitu ingin masuk dalam golongan ulul albab. Karena itulah saya menulis tulisan ini. Supaya bisa menjadi pengingat untuk saya pribadi syukur-syukur untuk orang lain juga.
Kita hidup di dunia tidak selamanya, maka dari itu berdoalah pada Allah “ ya Allah, jangan tumbuhkan cinta dunia dalam hati saya “. Jika cinta dunia yang ada dalam hati niscaya kemauan kita tidak akan ada habisnya. Sudah punya komputer kepengen laptop, udah ada laptop kepengen tablet, andai ada teknologi yang lebih modern dari tablet dan gadget pasti akan kita incar pula. Syukur-syukur kalau digunakan untuk hal yang baik tapi kalau digunakan hanya untuk main game, dengar lagu, dan nonton video. Hati-hati kawan ! itu melalaikan. Namun jika alat-alat canggih itu kita gunakan untuk kebaikan, isinya kitab-kitab dan buku-buku ilmu pengetahuan maka kita patut berikan apresiasi dan acungan jempol bagi mereka. Di laptop saya bukannya tidak ada film ataupun lagu kawan, tapi tahaddus bin ni’mah di sini ada maktabah syamilah ( aplikasi yang berisi belasan ribu judul kitab islami ), mushaf madinah, dan beberapa e-book yang saya curi dari internet.
Sebagai manusia yang baik dan bersyukur marilah kita imbangi zikir dan fikir. Namun menurut penuturan Dr. TGH. Salimul Jihad, M.Ag seimbang bukan berarti sama rata, misalnya, zikir 10 jam belajar pun 10 jam, bukan begitu. Tapi seimbang di sini maksudnya ialah proporsional sesuai dengan kondisi kita. Ketika kita sedang di masa menuntut ilmu berarti Allah memerintahkan kita untuk lebih banyak belajar dari pada zikir. Nanti akan ada masa dimana akal kita sudah lemah, ingatan sudah mulai pikun barulah zikir harus kita intenskan. Nah sekarang mumpung akal masih kuat, fisik juga tangguh, dan kesempatan terbuka perbanyaklah waktu untuk belajar tentunya tanpa mengabaikan zikir. insyaAllah jika zikir dan fikir bisa bersinergi dalam diri kita mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang baik dan memberi kebaikan. Aminn. Wallahu a’lam.

Komentar

Postingan Populer