ketika alam berbicara



Sahabat ! kita semua tentu tahu banjir terbesar yang pernah menimpa dunia bukan ? banjir itu terjadi pada masa nabi Nuh as. Menurut kisah itulah banjir terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah peradaban anak adam. Tsunami mah kalah, Cuma beberapa negara saja yang ia hampiri itupun tidak seluruh wilayahnya. Akan tetapi air bah pada masa nabi Nuh as membanjiri seluruh penjuru dunia. Berarti Indonesia kena juga dong ya ? ya iyalah kan indonesia juga bagian dari dunia, bagian dari planet bumi. semoga ke depannya kita terjaga dari segala bencana. Amiinn ya robbal ‘alamin
Allah memberikan bala seperti demikian bukannya tanpa sebab. Selama 950 tahun umur nabi Nuh digunakan untuk berdakwah namun hanya ada 80 orang yang beriman. Berarti kalau dikalkulasikan dan ditarik nilai rata-ratanya setiap satu abad kurang dari 10 orang yang beriman pada nabi Nuh as.
Ummat nabi Nuh begitu keras kepala, enggan diajak untuk berbuat baik, tidak mau beriman pada Allah SWT. Padahal nabi Nuh as sudah menempuh berbagai cara tanpa kenal lelah untuk mendakwahi mereka. Hingga akhirnya klimaks dari itu semua Allah hadiahkan banjir bandang untuk mereka. Namun sebelumnya Allah telah mewahyukan pada nabi Nuh agar membuat kapal yang cukup untuk pengikutnya.
Banjir pun terjadi, manusia-manusia yang durhaka pada nabi Nuh as tenggelam tanpa sisa. Nabi Nuh as bersama 80 orang pengikut beliau dan binatang-binatang yang menaiki kapal nabi Nuh pun selamat. Nah nabi Nuh as dan 80 orang inilah yang tersisa di seantero bumi. Merekalah yang berkembang biak dan melahirkan kita semua. Jadi bisa dikatakan kita adalah keturunan nabi Nuh as.
Allah adalah tuhan yang tidak diragukan lagi keadilannya. Dia tak pernah zolim. Karena itulah bagi hamba-hamba-Nya yang patuh Allah berikan ganjaran kebaikan sedangkan bagi hamba-hamba-Nya yang membangkang layaknya umat nabi Nuh tersebut. Awas ! azab Allah tiada bandingnya.
Di Indonesia bencana kerap terjadi. Banjir, tanah longsor, kecelakaan pesawat, gempa bumi, gunung meletus, dan masih banyak lagi. Semua ini memang fenomena alam akan tetapi alam kan ada yang mengendalikan. Dialah Allah. Allah tengah berbicara pada kita melalui gejolak alam makhluk ciptaannya. Ketika Allah berbicara dengan memberikan bencana seperti itu paling tidak ada dua kemungkinan motif Allah memberikannya. Sebagai ujian untuk menguji kesabaran hamba-Nya, atau sebagai bala dan teguran atas dosa yang menggunung telah dilakukan oleh hamba-Nya.
Namun bagi kita yang kualitas imannya masih labil rasanya setiap bencana yang menghampiri merupakan teguran dari Allah atas dosa-dosa hamba-Nya di Indonesia. minuman keras dan perzinahan adalah dosa besar tapi justru meraja lela dimana-mana. Korupsi perbuatan yang keji kerap kali terjadi menimpa para pejabat, belum lagi tindak kejahatan lainnya, perkelahian antar masyarakat, saling hina, dan mulai lunturnya nilai-nilai islam. Kalau begini terus maka tunggulah azab demi azab yang akan Allah berikan pada negara Indonesia tercinta ini. Nauzubillahi min zalik.
Mari kita renungkan dengan seksama. Betapa banyak Allah memberikan nikmat pada Indonesia melalui kekayaan alamnya. Panorama yang indah, tanah subur, masyarakat yang banyak tapi apa balasan kita untuk Allah ? boro-boro bersyukur kita malah terlena dalam kenikmatan dunia tersebut. Memang benar kata Allah wa qolilun min ‘ibadiya syakur ( hanya sedikit hamba-Ku yang bisa bersyukur ).
Sahabat! Kita adalah agen islam. Masa depan islam ada di tangan kita, begitupun masa depan Indonesia karena islam adalah agama mayoritas di zamrud khatulistiwa ini. Sebagai agen islam yang baik saatnya memberikan kontribusi untuk islam. Jika kita belum mampu menjadi muslim yang berkontribusi maka berikanlah islam yang berkontribusi untuk kita. Biarkan islam masuk ke dalam hati kita, biarkan islam masuk ke dalam jiwa. Agar hati dan jiwa kita digerakkan oleh semangat islam yang hakiki bukan islam yang radikal.
Jika semua kita bertaqwa, tidak mungkin Allah akan berikan bala seperti ini. Tapi memang inilah akhir zaman. Kiamat sudah dekat. Tapi itu bukan serta merta menjadi alasan untuk kita pasrah menerima segalanya dan membiarkan kebobrokan zaman terus terjadi tanpa pernah dicegah. Sekali lagi, kita sebagai agen islam harus peka terhadap bahasa alam yang Allah gerakkan untuk menegur kita. Semoga kualitas iman dan taqwa kita senantiasa meningkat dan lebih berkualitas. Mari belajar jadi hamba-Nya yang bersyukur bukan menjadi hamba yang kufur. Wallahu a’lam. ^_^

Komentar

Postingan Populer