Filosofi Bola dan Tujuan Hidup
Naluri
kelelakian ku muncul lagi. Bahkan begitu menggelora dan membahana dalam dada.
Bukan karena tergoda kemolekan seorang wanita. Ataupun karena panah cintaku
diterima oleh si dia ( bercanda kok hadirin hehe). Tapi karena sebuah
pertandingan sepak bola. Ya sepak bola!. Survei membuktikan 9 dari 10 lelaki
suka bola dan 7 dari 9 lelaki yang suka bola itu adalah gila bola alias bola
mania ( survei ngasal sih :-) ). Intinya lelaki pada umumnya suka sepak bola.
Meskipun ada sekelompok lelaki yang memang tidak menggemari olahraga terpopuler
di dunia ini. Ya! itu hak mereka, dan kami juga memiliki hak untuk menjadi
pencinta bola.
Sewaktu
masih jadi anak rumahan aku dengan gampangnya bisa nonton setiap pertandingan
sepakbola, utamanya kalau yang bertanding itu tim-tim yang aku gandrungi. Sebut
saja FC Barcelona di liga spanyol dan Persib Bandung di liga Indonesia.
Kadang-kadang orangtua pun sampai ngedumel padaku. “ kalau ada bola kamu
paling cepat qiyamullailnya, coba nggak ada bola, nggak subuh nggak bangun kamu!!
” tentunya dengan dialek sasak kolaborasi Indonesia. hehe ( jadi kangen sama
orangtua di rumah, semoga beliau sehat selalu, amiinn )
Namun kini
setelah aku berhijrah dari anak rumahan menjadi anak kosan otomatis salah satu
konskuensi yang harus aku terima adalah rela tidak bisa nonton tv lagi.
Kebetulan di kos juga tidak menyediakan fasilitas tv. Tapi aku rasa inilah
pengorbanan yang mesti ku lakukan dalam menimba ilmu. Untungnya kadang-kadang
aku buka internet sehingga tidak ketinggalan update berita terbaru.
Lewat
internet aku tahu ternyata kita sudah ganti presiden sejak 20 oktober lalu.
Selamat ya pak jokowi-jk maaf tidak bisa menyaksikan pelantikan antum secara
langsung ( hehehe siapa gue ngomong gini ? milih beliau aja nggak kemarin :D ).
Oiya pelantikannya pak jokowi juga bertepatan dengan birthday salah seorang
kawan Fbku, namanya Mia. Happy birth day ya kawan. Kadonya nyusul! Ntar 5 tahun
lagi hehe. Viss.. nggak apa-apa telat kan hehe :P
Dan semalam
aku harus berterima kasih pada koneksi internet yang aku pindahkan dari android
usangku ke laptop. Pertandingan antara Persib Bandung vs Arema Indonesia dalam
perebutan tiket final ISL 2014 yang berlangsung di stadion jaka baring
palembang. Disiarkan melalui RCTI namun sayang kecepatan koneksi internetku
tidak mendukung untuk live streaming. Akhirnya aku lari ke twitter menanti
update demi update berita tentang pertandingan tsb.
Babak
pertama berakhir 0-0. Di awal babak kedua malapetaka bagi persib. Beto
gonsalves mencetak gol untuk keunggulan sementara arema. Sampai menit ke 80
skor masih saja tidak berubah. Aku mulai panik. Emosiku hampir tidak
terkendali. Aku bak cacing kepanasan. Nggak ikhlas rasanya persib urung ke
final. Bibirku terus berkomat-kamit berdoa. Mataku tiada henti menatap layar
terpa dan akhirnya.. yess.. pada menit ke 83 persib menyamakan kedudukan.
Alhamdulillah.. ada harapan! Harapan itu masih ada.
Ketika wasit
meniup peluit panjang skor masih imbang 1-1. Pertandingan pun dilanjutkan ke
babak extra time yang berdurasi 2 x 15 menit. Di babak inilah persib berhasil
menyarangkan dua gol melalui winger Atep dan gelandang serang makan konate.
Skor akhir 3 – 1 untuk kemenangan persib yang membawa tim kebanggaan masyarakat
jawa barat ini berhak melaju ke final untuk bertemu dengan tim terkuat indonesia
saat ini Persipura Jayapura.
Suka cita
menggema dalam kalbu. Alhamdulillah, akhirnya persib masuk ke final. Paling
tidak ini menunjukkan persib mengalami peningkatan drastis dari musim lalu. Aku
sadar lawan yang akan mereka hadapi adalah klub terhebat indonesia. satu-satunya
klub yang paling sering mewakili indonesia di ajang AFC maupun liga champions
asia. Suatu kehormatan bisa mengadapi persipura di partai puncak. Sebelumnya
persipura lolos ke final setelah mengalahkan PBR dengan skor 2-0.
Ditengah
suka cita yang aku rasakan batinku tersadar ada saja pelajaran yang bisa kita
petik dari pertandingan semalam. Yakni perjuangan dan kerja keras untuk
mencapai tujuan. Tujuan setiap pemain sepak bola adalah memasukkan bola ke
dalam gawang lawan. dan selama peluit panjang belum ditiup tujuan itu pasti
masih bisa diraih asalkan dengan usaha dan tehnik yang tepat.
Begitupun
dalam hidup. Bagi anda yang memiliki tujuan hidup, selama peluit panjang dari
malaikat yang ditandai dengan tercabutnya nyawa kita dari jasad ini belum
ditiup, kesempatan untuk mencapai tujuan tersebut masih tetap ada. Coba
sekarang cek nafas anda! Masih ada kan ? itu berarti kesempatan itu masih tetap
ada. Bersyukurlah dan kejarlah tujuan hidup kita. Sekarang coba cek embokmu (
dibaca - bau mulut- bahasa indonesianya embok apa ya ?? ). Ketika embokmu bau
berarti anda harus sikat gigi :D. Jangan lupa pake odol hehe.
Jangan
berhenti berikhtiar tapi jangan pula asal ikhtiar. Suatu klub kalau bermain
tanpa tehnik atau filosofinya yang penting menyerang dan maju akan sulit
mencetak gol ke gawang lawan. tapi klub yang memiliki filosofi kerjasama tim
dan tehnik yang tepat insyaAllah berkat pertolongan Allah akan mampu mencetak
gol. Begitupun dengan tujuan hidup. Kita perlu tehnik untuk menggapainya.
Apapun tujuan hidup kita rasanya tehnik yang sangat ampuh untuk mewujudkannya
adalah Kerja Keras, terus menerus, dan keinginan yang kuat. Lihatlah persib,
mereka bekerja keras terus menerus untuk menyamakan kedudukan lalu membalikkan
keadaan. Tentu mereka termotivasi karena memiliki keinginan yang kuat demi prestasi dan demi suporter yang mendukung
mereka.
Dalam
sepakbola juga ada 11 pemain, bola dialirkan dari satu pemain ke pemain lain.
Inilah kerjasama tim. Kerjasama yang mengantarkan mereka mampu menggapai tujuan
yakni mencetak gol ke gawang lawan. Hidup pun seperti itu. Dalam mencapai
tujuan hidup kita butuh kerjasama tim alias kontribusi orang lain. itulah
fitrah kita sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan bantuan orang lain.
Mencapai
kesuksesan hidup di dunia dan akhirat
adalah tujuan besar ummat islam. Dalam mencapai itu semua kita membutuhkan
orangtua, guru-guru, sahabat, orang lain dan juga pasangan hidup. Seorang yang
berusaha bisnis umpamanya tapi orangtuanya tidak rela maka bisnisnya di jamin
tidak berkah. Seorang ilmuwan yang enggan hormat pada guru-gurunya pasti akan
menjadi orang yang kualat.
So,, dalam
rangka mewujudkan tujuan hidup kita membutuhkan bantuan orang lain, maka
jadilah makhluk sosial yang baik agar mereka juga baik kepada kita. Disamping
itu tehnik untuk menggapainya jua tak kalah penting. Dan tehnik terbaik
sebagaimana yang tertulis dalam uraian di atas ialah dengan bekerja keras,
terus menerus dan dilandasi dengan keinginan yang kuat. Semoga kita yang
memiliki tujuan hidup mampu menggapainya dengan baik. Aminnn... wallahu a’lam
^_^
Komentar
Posting Komentar