saat galau menyapa
Salah seorang
sahabat saya dari purwokerto kemarin mengirim pesan singkat lewat BBM. Dara
manis yang tengah menempuh perkuliahan sastra jepang ini bilang “ Zuddin,
tolong bahas tentang galau dong dalam tulisan di blogmu ”. kurang lebih itu isi
pesannya. saya langsung menyanggupi karena beberapa alasan, pertama, galau
memang sedang nge-trend di tengah-tengah masyarakat dewasa ini. Hampir semua
orang pernah galau. Kedua, kebetulan saya pribadi dulu sering galau, perlu
digaris bawahi ya seringnya itu dulu, bukan sekarang, kalau sekarang mah
kadang-kadang aja :D.
Well.. beda
orang tentu beda definisi tentang galau. Tapi saya rasa kita sepakat bahwa
galau adalah perkara hati dimana seseorang merasa kurang nyaman dengan posisi
ataupun apa yang terjadi ketika itu. Rasa kurang nyaman tersebut disebabkan
oleh banyak faktor, bisa jadi rasa bersalah yang berlebihan, penyesalan, putus
hubungan, kenyataan tidak sesuai dengan harapan, bingung, gelisah, sedih,
meriang, bibir pecah-pecah, dan sakit tenggorokan ( lho ?? kok ? itu mah
sariawan ... ^_^ maklum lagi sedikit sariawan, doain ya sahabat biar sariawan
ini segera enyah dari diriku, amiinn )
Sesuai dengan
pernyataan di atas, galau adalah perkara hati. Akan tetapi meskipun perkara
hati ia dapat terlihat dari gelagat dari si penggalau atau sengaja
diumbar-umbar oleh penggalau tersebut. orang yang galau biasanya lebih sering
melamun, bermalas-malasan, pandangannya kosong, raganya enggan untuk bergerak,
pikirannya tertuju pada penyebab galaunya yang entah apa. Atau ada pula
sebagian oknum yang sengaja menampakkan kegalauannya. Kalau mau bukti silahkan
buka FB atau Twitter anda, pada dua media sosial paling ngetrend di dunia ini
kita akan sangat mudah menemukan status-status yang bergenre galau. Buktikan saja
kalau tidak percaya ! ( saya pun pernah
buat status galau, tapi itu dulu, insyaAllah sekarang mah udah taubat :) )
Lalu, apakah
galau itu baik atau buruk? Setiap sesuatu pasti memiliki sisi yang baik serta
buruk. Begitupun galau. Tapi kalau pertanyaannya diubah menjadi begini “ apakah
galau lebih banyak sisi baik atau buruknya ? ”. maka berdasarkan efek samping
yang ditimbulkan oleh galau, kita bisa mengambil hipotesa awal bahwa sisi buruk
galau lebih banyak daripada sisi baiknya. Galau berpengaruh pada aktifitas
jasmani dan pikiran kita. Ketika galau kita akan sulit konsentrasi mengerjakan
apa saja aktifitas ketika itu, anda pasti pernah belajar dalam kondisi galau,
bedakan dengan saat anda belajar dalam kondisi normal tanpa beban pikiran ?
sebagian besar dari kita mungkin akan sama jawabannya yakni saat galau
konsentrasi belajar atau rutinitas apapun itu akan terganggu.
Lantas setelah
kita mengetahui bahwa galau merupakan penyakit hati dan memiliki dampak buruk
yang lebih signifikan terhadap diri pribadi, bagaimana langkah kita agar terhindar dari
galau ?. jika galau kita maksudkan dengan kondisi kurang nyaman, kurang
bahagia, sedih, dan sebagainya, maka galau adalah suatu hal yang pasti akan
dirasakan oleh semua orang. Tidak bisa dihindari karena hidup senantiasa
dihiasi oleh warna-warni kehidupan, ada kala bahagia, sedih, menangis, tertawa,
nyaman, kurang nyaman dan sebagainya. Akan tetapi apabila galau lebih
dispesifikasikan terhadap timbal balik yang tubuh dan pikiran kita
berikan dalam menyikapi galau barulah hal ini akan melahirkan jawaban meskipun masih
bersifat asumtif.
Sahabatku
yang berbahagia ! Sebagian penggalau begitu akrab dengan aktifitas mengeluh. Mengeluhkan
keadaan dan apa yang terjadi pada dirinya. Padahal Allah SWT tidak suka dengan
sikap mengeluh tersebut. Syetanlah yang membisikan virus mengeluh pada hati
kita. Saya yakin kita semua tahu itu, lantas sekarang pilihan ada di tangan
kita, apa kita hendak menuruti perintah Allah atau mengikuti bisikan syetan
tersebut ? sebagai hamba yang baik mari turuti perintah Allah, jangan mengeluh
dengan apa yang terjadi karena apapun kejadian di bumi ini adalah takdir Allah untuk
hamba-hamba-Nya yang sudah terpatri di lauhil mahfuz. Lagian mengeluh nggak ada
untungnya sahabat ! jika kita menghadapi suatu kesulitan kemudian kita
mengeluhkannya apakah kesulitan tersebut bisa terselesaikan dengan mengeluh
atau tidak ? tentu saja tidak. So, mari kita hindari galau negatif dengan
belajar tidak mengeluh apapun yang terjadi.
Muncul satu
pertanyaan “ tapi kak, paling tidak dengan mengeluh saya bisa merasa lebih
ringan dan lega walaupun masalah saya tidak selesai, bagaiamana itu kak ? ”. izinkan
saya menjawab “ adik manis, apakah kamu mau meringankan beban yang kamu rasakan
dengan sesuatu yang tidak disukai Allah seperti mengeluh ? Allah tuhan yang
maha mengerti hamba-hamba-Nya karena itulah Dia memerintahkan kita berdoa. Maka
jika dengan mengeluh kami bisa meringankan beban pikiranmu, berdo’alah dan
yakin Allah akan membantu, itu akan membuat beban pikiranmu ringan dan
masalahmu terselesaikan! Percayalah berdo’a lebih baik dari mengeluh ”
Sering pula
sebagian kita beranggapan bahwa takdir yang terjadi pada diri kita seolah-olah
tidak adil bahkan kita merasa tidak mampu untuk melaluinya. Contohnya ketika
seseorang diputuskan oleh pacar yang sangat ia cintai, atau ketika dia
di-PHP-in oleh seseorang yang ia suka. Atau mungkin ketika cintanya bertepuk
sebelah tangan. Banyak yang merasa tidak mampu menghadapi takdir seperti ini,
mereka merasa lemah, tidak berdaya yang bermuara pada munculnya sungai di pipi
karena airmata yang menetes dengan derasnya ( haha, emang ada air yang menetes
dengan deras ?? ^_^ )
Jika hal
tersebut yang kita rasakan yuk kita simak potongan firman Allah dalam surat al
baqarah :
لا يكلف الله نفسا الا ؤسعها . maknanya kurang lebih begini “ Allah tidak membebani
hamba-Nya melebih batas kemampuannya. Jadi ketika kita menghadapi satu beban,
masalah, ataupun problema kehidupan, sebenarnya kita bisa menghadapinya. Kerena
jelas-jelas Allah yang bilang begitu, bukan saya bukan juga orang lain. Tapi Allah
!! sekali lagi Allah SWT !!! lantas apakah kita ragu dengan pernyataan Allah
ini ? ketika masalah datang dan galau coba menjangkiti sekujur hati, ingatlah
firman Allah ini lalu katakan pada diri kita sendiri “ Allah berikan aku ujian
ini karena aku mampu menghadapinya, ini tanda Allah sayang padaku, Dia berikan
aku ujian agar aku bisa lebih dewasa dan berpahala jika aku bersabar, maka aku
harus kuat dan tidak boleh mengeluh, kalau aku bersabar aku pasti akan
beruntung, tapi jika aku mengeluh dan lemah berarti aku telah menyia-nyiakan
potensi yang Allah berikan kepadaku untuk menghadapi beban dan masalah ini,
terima kasih Allah telah mengajarkan aku hakikat kesabaran, aku bersyukur atas
semua ini ”
Singkatnya tuh
legowo kan hati saja lah ketika galau menyapa. Usahakan jangan mengeluh,
kalau belum bisa untuk tidak mengeluh maka mulailah dengan mengurangi
intensitas mengeluh tersebut. insyaAllah perlahan namun pasti semoga kebiasaan
mengeluh tersebut bisa hilang. Berdo’a pada Allah, curhat kepada-Nya, syukuri
segala yang terjadi, dekatkan diri dan tenangkan jiwa. Galau, kalau bisa kita
sikapi dengan baik ( tidak mengeluh dan bersabar ). insyaAllah akan membantu
kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Well !
ketika galau menyapa sambutlah ia dengan hati yang sabar dan jangan mengeluh !
hadapi dengan ketenangan dan prasangka baik pada tuhan. insyaAllah tuhan akan
membantu kita agar bisa lepas dari cengkraman galau. Galau sulit dihindari tapi
dapat dihadapi dan di-manage. Yakinlah ان الله معنا (
Allah bersama kita ). Semoga yang sedang galau mampu melalui kegalauannya dengan baik dan cara yang baik. Aminn...
yakinlah ketika nanti kita bisa melewati fase-fase galau dengan sukses kita
akan tersadar bahwa kita sudah lebih dewasa dalam bertindak dan berfikir, yakinlah
kita akan menjadi hamba-hamba-Nya yang lebih bersyukur dari sebelumnya. insyaAllah,
wallahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar