Malam Minggu Trio Jomblo



Hari minggu pertama di 2016. Aku tidak mengisinya dengan berolahraga. Bukan enggan ataupun mager tapi ada hal yang lebih penting dan mendesak ketimbang berolahraga untuk saat ini. menuntaskan hafalan juz 30. Pokok e sebelum tanggal 11 Januari sudah khatam. Kalau grup band GIGI bilang “ sebelas januari bertemu, menjalani kisah cinta ini ”, aku mah apa atuh yang hanya bersenandung “ sebelas januari akhirnya, diriku menghafalkan juz ‘amma ”. lebih varokah mana saya atau Arman Maulana ?? Karena itu sehabis sholat subuh saya serta merta menggenjot hafalan yang dulu pernah hilang.
Namun malam minggu semalam terasa sedikit rame dari biasanya. Dua orang sahabat, Andri dan Angga, bertandang ke kos. Mereka sudah hafal jalur menuju kos sehingga tidak membutuhkan google maps. Lagian kalau di google maps kalian mau mencari “ lokasi kos abang izzu unyu ” gak bakalan ketemu juga, bro. Seandainya anda ingin bertemu dengan saya di istana tercinta ini, monggo sowan wae ke perum gowok Polri Ambarukmo Sleman, kalau sudah sampai gapura putih nanti saya jemput :D.
Ada beberapa sahabat yang sudah sowan ke kos. Faris, Andri, Angga, dan Hasan. Kalau yang cewek kebetulan belum ada. Soalnya salah satu aturan di kos adalah tidak diperbolehkan membawa masuk wanita yang bukan mahram ke kamar. So, kalau mau bawa perempuan ke kamar saya harus ijab qabul dulu di hadapan penghulu. Karena itu sampai sekarang belum ada cewek yang bertamu ke kamar. terakhir, asisten rumah tangga ibu kos yang bertamu. Alih-alih ngasih makan eh malah nagih uang listrik bulanan. Ah tamu macam apa itu :D :V.
 Meskipun motif mereka datang berbeda namun saat itu kami sempat belajar bersama. Belajar telaah teks yang akan diujikan tanggal 5 Januari mendatang. Andri datang dengan membawa modul telaah teks karena dia memang berniat belajar. kalau Angga datang dengan ransel yang berisi buku dan juga HP andalan, dia adalah seorang gamers sejati. Tiada hari tanpa COC. Kalau aku mah apah atuh Cuma seneng main piano tiles 2. :D. Dia memang datang untuk main-main doang. Kesepian di kos katanya. Padahal kan kos saya juga sepi. Hehe.
Entah siapa yang memulai, tiba-tiba kami tanpa sadar mendiskusikan tentang wanita. Berbagi pengalaman, kisah lucu, dan kenangan masa lalu. Siapa sangka ternyata si Andri yang memiliki tinggi sekitar 155 cm ( sedikit mirip sama saya, kalau saya insyaAllah 165. Eh, gak. Kebalik ding. 156 maksudnya :v ) pernah memiliki pacar dengan tinggi 175 cm. Beda 20 meter. Ah cinta memang gak memandang fisik. Termasuk cinta monyet. Ketika hati sudah mengatakan iya mata pun tak kuasa mengelak apalagi mendusta. Oh cinta...
Malam itu 3 jomblo bercengkrama. Kami, para fakir asmara namun bukan pengemis cinta. Kami sadar betul waktu telah membuat kami mulai beranjak dewasa. Bukan saatnya lagi mempermainkan perasaan sesaat dengan wanita. Ia adalah makhluk terhormat yang harus dijaga bukan diberi luka. Mengutip quote dari bang raditya dika “ orang yang pacaran bermodal duit orang tua tidak sepantasnya menghina jomblo yang tengah menyiapkan kesuksesan mereka ”.
Jomblo itu sendiri bisa dikategorikan menjadi 2 kelompok besar. Jomblo prinsip dan jomblo nasib. Kategori jomblo prinsip diisi oleh mereka barisan para single yang memilih fokus pada kesuksesan dan kebahagian pribadi daripada menghabiskan waktu berburu patner asmara. Jomblo prinsip cenderung berfikir matematis. Jika mereka pacaran maka uang yang ada didompet dipastikan bisa terkuras lebih dari biasanya. Bukan karena pelit tapi mereka adalah orang-orang yang berfikir sistematis. Dampak negatif pacaran cenderung lebih banyak dari dampak positifnya. Jomblo prinsip !
Adapun jomblo nasib diisi oleh barisan para single yang menyendiri karena takdir langit. PDKT sana sini namun ujung-ujungnya friendzone, kakak adek zone, lebih parah lagi ojekzone. Mereka adalah orang-orang yang fikirannya telah terkontaminasi dengan lagu Rhoma Irama, hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga, haai, begitulah kata para pujangga, aduhai begitulah kata para pujangga. Tiap hari stalking akun medsos gebetan, setiap saat ngasih perhatian, namun ujung-ujungnya tetap saja jadi kakak tersayang atau sahabat tersayang. Bagi spesies jomblo jenis ini berburu cinta adalah cara mereka bertahan hidup. Tanpa cinta hidup terasa hampa, begitu kata mereka.
Saya pribadi adalah barisan jomblo prinsip. Jomblo adalah pilihan hidup untuk saat ini. Sudah cukup banyak pengalaman berpacaran sewaktu di sekolah. Kini saatnya memfokuskan diri menjadi pribadi yang baik. Meningkatkan kualitas diri termasuk kualitas keimanan pada Tuhan Yang Maha Esa. Cinta yang berkelas pasti akan datang pada saatnya. bagi anda yang satu prinsip dengan saya mari kita tanamkan dalam benak bahwa prinsip yang kita anut adalah prinsip terbaik. Inilah ideologi kita, IDEOLOGI JOMBLOISME. Hidup jomblo, jaya Jomblo, Jomblo Varokah. Nothing Khalwat Until Akad. Gak pacaran sampai nikah. Fokus fokus fokus. Sukses sudah menanti dimasa depan. Kini saatnya kita berjalan bila  perlu berlari meraihnya.
‘IsyKarima... Hiduplah dengan Mulia !!!

Jogjakarta 03 Januari 2016
08:23 WIB

IZZU

Komentar

Postingan Populer