Dari Steak Sampai Single



Rintik hujan mengawali pagi di tahun baru. Setelah beberapa minggu hanya panas menyengat akhirnya hujan kembali menyambangi tanah Jogja. Lumayan lebat namun tidak berlangsung lama. insyaAllah barokah. Hari jum’at, awal tahun, dan hujan turun. In Sya Allah berkahnya bertubi-tubi. Ada ungkapan yang menyatakan
بدايتك نهايتك
Bagaimana awalmu begitulah akhirmu. Ungkapan ini bertujuan memotivasi diri dalam beraktiftas. Semua harus diawali dengan hal-hal yang baik agar membuahkan kebaikan pula. Well, semoga 2016 menjadi lebih baik untuk kita semua. Aammiinn ya robbal ‘alamin.
Jujur, kali ini saya menulis sembari terkantuk-kantuk. Kepala terasa pusing dan mata begitu berat. Kecapekan seharian kemarin full aktifitas bersama para sahabat. Bakda solat jumat saya ke kampus dan langsung menuju bangtem ( bangku item ) tempat diskusi dengan Rafi si anak Padang akan berlangsung. Selain ada Rafi saat itu ada pula Syamil, Ifa, Wulan, dan Nur. Beberapa jam kemudian Yasmin dengan cadar hitam ditemani Yumna berbalut kerudung gedenya juga datang menyusul.
Saat itu saya dan Rafi mendiskusikan beberapa materi inti di telaah teks arab. insyaAllah UAS matkul ini akan berlangsung tanggal 05 Januari mendatang. Ini adalah salah satu matkul favorit saya. karena di matkul inilah kami diajari bagaimana cara menterjemah teks arab dengan bahasa yang populer. Tidak leterlek dan terpaut dengan teks arabnya.
Seusai diskusi saya tidak langsung pulang. Alasannya ada dua, pertama, gak ada kerjaan di kos, kedua, saya masih menunggu proses download beberapa video dari youtube. Perlahan kuota maupun wifi mulai menjadi kebutuhan yang sangat mendesak bagi kehidupan manusia. Dimana-mana sekarang banyak yang menyediakan wifi. Kosan, minimarket, bahkan saya pernah melihat warung angkringan yang menyediakan fasilitas free wifi. Canggih dan keren, coy.
Sementara kami di dunia maya tengah asyik berselancar, di grup WA sastra arab tengah asyik membicarakan tentang rencana makan-makan mereka jam 7 nanti. Acara ini diinisiasi oleh Putri dan kawan-kawan yang lain. Bukannya enggan namun saya merasa mager jika makan lagi makan lagi. Kami sudah beberapa kali makan bersama di luar kampus. Konon katanya malam itu acara makan bareng akan diselenggarakan di WS samirono tepat di depan GOR UNY. Saat saya bertanya apa itu WS dengan wajah tanpa dosa Syamil menjawab “ Warung Sambal ”. terbayang makanan pedas dan menggoyang lidah dalam benak. Cukup membuat pendirian untuk tidak ikut join tergoyahkan namun diri masih tidak bergeming.
Entah siapa yang memberi ide pertama kali, Ifa atau Wulan saya kurang ingat betul. “ Nonton aja yuks ”. mendengar ajakan itu saya menyeringai dan mengangguk tanda mengiyakan. Ada beberapa bioskop di Jogja. Yang paling dekat dari kampus, Empire XXI, namun yang dekat dengan kos saya adalah Ambarukmo XXI. Itu hanya beberapa ratus meter dari kos. Dan pilihan kami jatuh pada Ambarukmo XXI. Uniknya kami belum sepakat mau nonton apa yang penting malam ini kudu nonton. Hati bergumam semoga malam ini ada jadwal filmnya bang Radit. Untuk diketahui Raditya Dika adalah abang saya dalam dunia mimpi. Ia sering hadir dalam mimpi-mimpi basah saya dan kami sama-sama bahagia. Oke, stop...!! jangan dilanjutkan. Ini sama sekali tidak lucu.
Setelah berdiskusi bagaimana mekanisme menuju ke Amplaz ( Ambarukmo Plaza ) dikarenakan keterbatasan kendaraan kami pun mulai bersiap-siap. Saya sendiri saat itu menggunakan celana traning, baju kaos, dan jaket Barca kesayangan. Menyanggul ransel berisi laptop dan tab. Lumayan berat. Solat magrib saya tunaikan di Masjid Pogung Dalangan. Takjub dan terkesima. Masjid yang segitu gedenya full jama’ah. Seusai solat dilanjutkan dengan kajian kitab Riyadussolihin. Saya pikir sebagian jamaah akan bangkit dan pulang ke rumah masing-masing tapi saya salah besar. Mereka tidak bergeming. Mendengarkan kajian dengan penuh khidmat. Luar biasa.
Kami sepakat nonton film single dari bang Radit. Saat itu saya bilang sama teman-teman “ kalau filmnya gak lucu saya siap sunnat untuk kedua kalinya ”. alhamdulillah mereka akhirnya tertarik menyaksikan film itu. Jadwal Single di putar pukul 19:00 dan 21:30.  Tidak mungkin kami bisa menyaksikan yang pukul 19:00. Gak akan bisa terkejar mengingat lalu lintas Jogja yang cukup padat malam hari. Jadi kami sepakat nontonnya jam setengah sepuluh nanti.
Perut yang mulai keroncongan membuat saya menggoyahkan pendirian. Kami bergabung dengan teman-teman lain yang hendak makan di WS. Ternyata WS itu bukan Warung Sambal. Tapi Waroeng Steak. Sumpah ini kali pertama saya makan pake pisau. Garpu di tangan kiri pisau di tangan kanan. Awalnya saya bingung cara makannya gimana ? kok gak ada sendok untuk makan sepotong daging bernama steak itu. Ah, waroeng macam apa ini. Hanya ada pisau dan garpu. Apa boleh buat dari pada pingsan kelaparan lebih baik saya makan dengan alat yang ada. Pake tangan kosong gak mungkin. Steak itu sedang panas-panasnya. Alhamdulillah setelah dikasih tutorial cara memotong steak yang benar oleh Ifa saya pun akhirnya bisa melahapnya dengan elegan dan cepat. Kurang 5 menit makanan itu habis.
Saya dan Ifa sengaja selesai makan duluan. Kami hendak ke Amplaz langsung untuk nge-booking tiket bioskopnya. Kami sampai di Amplaz sekitar pukul 9 tepat. Saya dan Ifa lansung naik ke lantai 2, konon Bioskopnya ada disana. Namun ternyata bioskop tersebut sudah move on ke lantai 3. ( Biskop aja bisa move on masak kamu gak ? #eaaaaa ) Untunglah kami sampai tepat waktu. Setelah memesan 9 tiket film single loket tiket resmi ditutup. Hampir saja telat. Gak sia-sia perjuangan saya dan Ifa berlari-lari di mall.
Planing awal sebenarnya ialah beli tiket kemudian saya pulang sebentar untuk ganti baju dan menaruh laptop. Namun apa boleh buat. Waktu tak mengizinkan. Jadilah untuk pertama kali saya nonton di bioskop menggunakan baju kaos dan celana training. Saya nampaknya lebih cocok main futsal daripada nonton bioskop kala itu. Tapi ya sudahlah, bodo amat, yang penting bisa nonton. Itu untuk pertama kalinya saya memasuki ruangan yang bernama Bioskop. Maklumlah saat diri ini masih di Lombok belum ada Bioskop. Baru beberapa bulan yang lalu mereka memiliki bioskop. Kalau gak salah namanya Epicentrum XXI.
Meskipun kawan-kawan datang terlambat namun Alhamdulillah kami bisa menyaksikan film Single. Tertawa bersama penonton-penonton yang lain. Ada kelucuan, kesedihan, ke-ngenes-an, bahkan adegan action pun ada. Kalau saya boleh berpendapat ini film bang Radit paling the best yang pernah saya tonton. Walaupun bergenre komedi namun tetap ada pesan moral yang kami dapatkan. Single bukan berarti tidak bisa bahagia. Pacaran tidak perlu dipaksakan. Fokuslah pada kebahagian-kebahagian yang bisa anda raih dan berikan untuk orang disekitar anda. Karena dengan membuat orang lain bahagia begitulah cara anda menjadi pribadi yang baik.
Terima kasih untuk kawan-kawan yang bersedia menemani Saya, Ifa, Wulan dan Nur menonton. Karena awalnya memang hanya kami yang berniat nonton. Namun ternyata Allah berkata lain. Melalui tali persaudaraan, malam itu dua acara yang nampaknya tak bisa berjalan bersama malah bisa kami lalui dengan kebersamaan yang membahagiakan. Terima kasih Putri, Bonita, Iin, Faris, dan Angga. Mahasiswa juga butuh piknik. Ini bukan gaya hedonis kami. Ini hanya cara kami melepaskan kepenatan dari jadwal UAS yang kadang-kadang bikin galau. But, insyaAllah semuanya all izz well. Jangan mau jadi generasi kurang piknik. Keluarlah dan hadapi dunia, niscaya engkau akan tangguh, bijaksana, dan banyak pengalaman.
Tetap semangat kawan-kawan tercinta
‘IsyKarima... Hiduplah dengan mulia... !!

Jogjakarta, 02 Januari 2015
11:53 WIB

IZZU
gak sia-sia perjuangan lari-larian malam itu, senyum merekah meskipun badan agak lelah


ini sebagian tiket yang saya dokumentasikan

 

Komentar

Postingan Populer