Maulid Itu Gak Sesat
12 rabi’ul awwal
kelahiran sang penghulu alam. Pembawa risalah kenabian. Pejuang segala kebenaran.
Muhammad SAW. Terlahir di tengah kegersangan jazirah arab yang tandus setandus
hati penghuninya dari tetesan keimanan. Seorang manusia pilihan sebagai penutup
para nabi dan rasul. Tidak ada nabi dan rasul pasca nabi Muhammad.
Saat bulan rabi’ul awwal
tiba sebagian besar umat muslim menyambutnya dengan semarak. Jadilah bulan ini
lebih dikenal sebagai bulan maulid. Di pesantren, masjid, perusahaan, kantor
pemerintahan, di segala tempat berlomba mengadakan peringatan maulid. Berbeda cara
dan budaya namun dengan kesyukuran yang sama. Bersyukur menjadi umat beliau,
menjadi pengikut beliau.
Sejak dahulu terjadi
pro-kontra terkait boleh tidaknya maulid diselenggarakan. Ah, saya sampai bosan
dan muak dengan mosi ini. bagi saya pribadi simpel saja, yang mau maulidan monggo,
yang nggak mau maulidan ya sudah lebih baik diam. Oke, maaf kalau tulisan
ini sedikit terbawa emosi. Izinkan saya membuat secangkir teh hangat dulu untuk
menenangkan hati. Sebentar.
Lanjut..
Sejak di Lombok saya
sudah mendengar tentang tegasnya kaum wahabi yang ingin memurnikan ajaran
islam. Sungguh azam yang sangat mulia. Rujukannya langsung kepada nabi
Muhammad SAW. Ini sama sekali tidak salah. Namun pergerakan mereka cenderung
esktrem. Membid’ahkan orang lain dan menjudge orang itu dolal (
sesat ). Landasannya apa saja yang tidak ada pada zaman nabi adalah bid’ah dan setiap
bid’ah itu sesat.
Di Lombok gerakan mereka
mendapat tanggapan kritis dari para ulama. Tak jarang terjadi peredebatan dengan
orang-orang wahabi ini. bukan perdebatan sih tapi diskusi. Namun meski
berkali-kali terpojok mereka tetep saja keukeuh tidak bergeming dengan
pendiriannya.
Hadis yang menerangkan
tentang bid’ah dolalah itu memang benar adanya. Kita tidak membantah. Namun
pemahaman dan interpretasi dari hadis tersebutlah yang beragam. Bid’ah yang
dimaksudkan menurut kami adalah bid’ah yang menyangkut aqidah dan ibadah. Seandainya
ada seseorang yang mengubah rakaat solat subuh menjadi 4 raka’at nah ini baru
bid’ah dolalah. Atau ulama yang membolehkan wanita menjadi imam sholat dan
makmumnya lelaki. Tepat sekali jika dalam perkara ini judge bid’ah
dolalah disematkan kepadanya.
Namun dalam perkara
muammalah tentu tidak seluruhnya, kawan. Kita tahu hidup berjalan dinamis, ada
banyak budaya antara satu tempat dengan tempat lain. Jika hadis tersebut
mengorientasi ranah muamalah berarti Islam adalah agama yang mengekang dan anti
dengan perkembangan. Islam adalah rahmatan lil alamin. Untuk seluruh alam,
bukan untuk dunia arab saja.
Saya sedih akhir-akhir
ini maulid tidak hanya diisi dengan ceramah agama atau yang lainnya. Namun diisi
dengan judge bidah bagi yang memperingatinya. Pertanyaan sederhana saya “
salahkah kita mempringati maulid nabi ? ” seorang sahabat di kota pelajar ini
pernah berujar pada saya “ ya, kalau nabi gak melakukannya harusnya kita
juga gak melakukannya, kan ? ”. wah, wahabi nih orang kayaknya.
Meski menulis ditemani
teh hangat namun hati masih saja terbawa emosi. Maafkeun. Bagi kami,
memperingati maulid nabi merupakan bentuk kesyukuran menjadi umat dan pengikut
beliau. Bukan berarti kami bersyukur hari itu saja, tidak. namun hari itu kami
mengenang kelahiran beliau dan menambah kesyukuran dalam hati. Setiap waktu
setiap detik kami terus bersyukur menjadi umat beliau.
Mengutip sebuah quote,
orang yang bertanya kenapa engkau mempringati maulid seolah-olah bertanya “
kenapa engkau bersyukur dengan lahirnya nabi Muhammad? ” “ kenapa engkau
berbahagia dengan lahirnya beliau? ”.
Toh dalam mempringati
maulid kami sama sekali tidak membuat ibadah baru atau inovasi di dalamnya. Yang
kami lakukan ketika maulid adalah mendengarkan ceramah agama, membaca salawat,
bersilaturahim, dan bersedekah. Itu bukan ibadah baru, kan ? justru kami
menggabungkan berbagai macam ibadah dan amal solih dalam satu waktu bersamaan.
Maulid itu gak sesat.
Mereka yang mengatakan sesat bisa saya pastikan hanya menilai dari sudut
pandang mereka saja. Cobalah lihat dari sudut pandang kami, sisi positif yang
dilahirkannya. Saya pribadi pernah mencoba melihat dari sudut pandang mereka. Mencoba
beranggapan maulid itu bid’ah. Namun suara hati menolak. Allahumma sholli ‘ala
muhammad. Maafkan umatmu yang masih asyik berdebat dan menjudge sesama
saudaranya, duhai kanjeng nabiku. Allahumma sholli ‘alaihi wa sallim.
Kami ingin menjadi umatmu
yang setia. Tumbuh cinta yang semakin besar untukmu. Maafkan kekhilafan dan
kebodohan kami selama ini. berikan syafa’atmu kelak duhai penghulu seru sekalian
alam.
Jogjakarta 24
desember 2015
08:54 WIB
IZZU
Komentar
Posting Komentar