Selamat Hari Guru
Hari ini saya nulis dua
kali karena dua alasan, hitung-hitung mengganti hutang tulisan kemarin. Yups, saya
memang tidak sempat menulis kemarin. Sampai di kos sekitar pukul 23:00 WIB. Apa
daya di tengah proses menulis sebelum tidur pikiran malah blank, mungkin karena
saya mulai capek. Alhasil tulisan setengah jadi itu saya simpan dengan nama
file “ belum jadi ” dan langsung tidur ganteng. alhamdulillah tadi pagi sudah
rampung dan terposting. Alasan kedua ialah karena hari ini merupakan hari guru.
Entah kenapa tanggal ini terpilih sebagai hari guru, saya belum sempat mencari
tahu. Tapi kalau tidak salah karena hari ini adalah HUT PGRI.
Hari ini pula, beranda di
Facebook ramai dengan status yang bertemakan selamat hari guru. Tak sengaja
saya menemukan sebuah posting dari Ustad Mahyudin, guru Biologi sewaktu MTs mengupload
foto para santri wati yang memberikan ucapan selamat hari guru beserta kue tar
sederhana kepada kepala sekolah mereka yang tak lain adalah bapak saya, Ustad
Humaidi S.Pd.I. tentu ucapan itu bukan untuk bapak seorang, akan tetapi untuk
seluruh guru mereka, hanya saja diwakilkan oleh bapak.
sumber : akun FB ustad Mahyudin
Sejenak diri ini merenung.
Memejamkan mata lalu berdialog dengan sanubari. Sosok kurus yang tengah kuliah
di kampus terbaik ini tidak akan ada apa-apanya tanpa para guru yang telah
memberikan perhatian, kasih sayang, dan tentunya pengetahuan tak terhingga. Mulai
sejak saya duduk di bangku TK NW Mercapada, SDN 2 Selat, MTs Hikmatusysyarief
NW Salut, MA. Hikmatusysyarief NW Salut, Pesantren al-Aksi Jakarta, Ma’had
Darul Qur’an wal Hadist NW Pancor, dan para dosen di Jurusan Sastra Arab UGM
Jogjakarta.
Melalui goresan ini saya
ucapkan “ selamat hari guru ”, “ happy teacher’s day ”, “ بارك الله فيكم يا أساتذى الكرام ”. teriring doa dan harapan semoga engaku selalu dalam
lindungan dan bimbingan Allah SWT. Kesehatan dan keafiatan mengiring setiap
langkah dan pengabdianmu. Semoga hati dan niat selalu terjaga untuk
mengutamakan keikhlasan dalam mengabdi. Semoga menjadi guru yang terus
memberikan kebaikan dan menghasilkan didikan-didikan terbaik pula. Aammiinn ya
robbal ‘alamin.
Seketika hati rindu
suasana nyantren, baik di Ponpes Hikmatusysyarief ataupun semasa di Ma’had. Rindu
saat kami mengenakan baju koko, sarung, peci putih, dan membawa kitab tafsir
dengan penuh kehati-hatian. Berjalan di pagi buta menembus gelap dan dingin
menuju masjid, dimana al mukarrom TGH. Zahid Syarif siap memberi wejangan dan
tausyiah beliau. Meskipun kadang-kadang banyak yang tertidur sewaktu tausyiah
namun kami yakin, paling tidak ada berkah yang tercurah kala itu, insyaAllah.
Memori saya masih sangat
ingat dengan wajah-wajah teduh para guru yang jasanya tak mungkin bisa saya
gantikan hatta dengan gunung emas sekalipun. Wejangan dan nasihat mereka pun insyaAllah
masih tetap saya amalkan, sebelum berangkat ke kota pelajar ini saya sempat
bersalaman dengan ustad Turmuzi, kala itu saya meminta doa pada beliau dan
beliau menjawab “ kita saling mendo’akan ”. Alhamdulillah dalam setiap doa
sehabis sholat 5 waktu selain doa untuk orang tua dan keluarga selalu terselip
doa untuk guru-guru tanpa terkecuali.
Ketika di ma’had pun saya
masih ingat betul amid ma’had, TGH Yusuf Makmun kerap datang tiba-tiba jika
kelas sedang kosong. Teman-teman yang tengah tertidur dengan berbagai gaya pun
beliau bangunkan dengan penuh kelembutan. Alhasil saat terbangun mereka akan
terkejut tujuh keliling karena yang membangunkan mereka adalah salah satu masyaikh
yang paling kami segani.
Jika harus menuliskan
satu persatu tentang guru-guru saya pasti tidak akan ada habisnya. Karena apa
yang telah beliau semua berikan kepada saya sangat banyak dan berkesan. Saya berharap
suatu saat nanti bisa menghadirkan kebahagian dan kebanggan bagi mereka
sehingga mereka bisa bercerita kepada keluarga, anak-anak, dan tentu
murid-murid mereka “ dia itu dulu anak didik bapak, sekarang sudah jadi orang
sukses namun tidak lupa pada guru-gurunya ” ammiinnn ya robbal ‘alamin.
Wabil khusus saya ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ustad Humaidi QH S.Pd.I yang akrab
dengan sebutan Ustad Hum di kalangan pondok. Beliau menjadi bapak sekaligus
guru saya. masih teringat ketika saya kelas 6 SD beliau menyuruh saya duduk dan
bergabung dengan santri-santri yang berasrama di belakang rumah untuk ikut
kajian Nahwu, Shorof, Fiqih, bahkan Tafsir. Kala itu saya hanya menjadi
pendengar, sama sekali nggak paham maksudnya apa. Istilah mubtada’, khobar,
fiil, fail, hal, i’rob, dll terus saya dengar setiap hari tanpa tahu maksud dan
fungsinya apa.
Terkadang beliau
memberikan materi dasar ilmu nahwu yaitu tentang kalam, i’rob, dan istilah-istilah
penting dalam ilmu nahwu, bab tanda perubahan dalam i’rob pun tak luput beliau
ajarkan. Dan saya akui hal tersebut sangat membantu saya untuk memahami nahwu
dan shorof. Kini sastra arab menjadi bidang kajian saya dan saya tidak mungkin
bisa seperti ini tanpa pengetahuan dasar yang telah bapak berikan, begitupun
oleh guru nahwu saya yang lain.
Saya juga meminta maaf
jika dulu semangat saya tidak sebesar semangat bapak. Banyak waktu yang tidak
saya maksimalkan dengan baik, ya meskipun saya akui faktor lingkungan memang
mempengaruhi saya. alhamdulillah lingkungan dan atmsofer intelektual di kota
pelajar ini lebih baik daripada di lombok, tentu saya sama sekali tidak
bermaksud mendiskriditkan lombok. Semoga diri ini tetap istiqomah dan mampu
meningkatkkan kapasitas dan kapabiltas utamanya dalam khazanah keilmuan,
keluasan intelektual, dan yang terpenting kepekaan sosial-spiritual. Kini semangat
sudah meningkat bekali-kali lipat.
Guru adalah orang yang memberi
kebaikan dan pengetahuan untuk kita. So, orang di sekitar kita bisa menjadi
guru sekali waktu, begitupun orang yang kita temui dalam jalan kehidupan kerap
kali mengajarkan filosofi hidup secara tidak langsung. Dan pastinya, kedua
orang tua dan keluarga yang notabene menjadi madrasah pertama untuk
anak-anaknya.
Sekali lagi terima kasih
untuk mamak, bapak, dan seluruh guru-guru serta dosen-dosen saya. semoga Allah
selalu melindungi dan membimbing kita. Selamat hari guru, semoga ketulusan
selalu terpatri dalam mengabdi. Aammiinnnn
Jogjakarta 25
November 2015
15:37 WIB
IZZU
SELAMAT HARI GURU UNTUK SELURUH GURU SE INDONESIA
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussaya udh membaca tulisan musaya mengharap agar lebih panjang dibahas tentang peranan gru dalam memperoleh ilmu dan guru bisa dijadikan sumber inpirasi dam kehidupan ...
BalasHapussiap, insyaAllah di tulisan yang lain pak
BalasHapuskalau tadak salah orang jepang sangat besar perhatian nya terhadap peranan guru dalam memajukan negaaranya .dulu ketika dibum negaranya olehsekutu hancur leburnecara mereka .peresidenya yang pertama tama ditanyakan adalah masihkah sisa guru yang tidak ikut jadi kurban pengebuman?teryata masih bayaak ....presidennya berkata ...harapan negara kita masih bayak utk mengusai dunia dengan modal peranan guru dinegara ini ..semoga negara kita serius menempatkan guru .menghadirkan guru menjadi pilar pilar pembangunan negara
BalasHapusaammmiinnn, kalau saya jadi mentri pendidikan nasional kelak insyaAllah guru semakin sejahtera hehe
BalasHapus