Tentang Khutbah Jumat
Shalat jumat merupakan
salah satu syariat bagi umat Islam. Ia dilaksanakan sekali dalam seminggu. Biasanya
pada saat inilah masjid-masjid akan dipenuhi oleh kaum Adam sampai meluber ke
luar kompleks masjid. Oleh Islam sendiri, jum’at dinobatkan sebagai sayyidul
ayyam, raja hari diantara hari yang lain.
Ritual ibadah solat jumat
tidak bisa dipisahkan dari khutbahnya. Khutbah merupakan bagain dari sholat
jumat dan sholat jumat tidak akan sah jika tidak ada khutbah. Yang membedakan
antara khutbah idul fitri dan adha dengan khutbah jumat adalah waktu pelaksanaannya.
Khubtah dua hari raya dilakukan pasca sholat ied, sedangkan khutbah jumat
disampaikan sebelum sholat.
Di desa-desa yang tingkat
religitas dan pengetahuan agama masyarakatnya tinggi kita akan menemukan
kelancaran dalam prosesi khutbah sampai solat jum’at dilaksanakan. Berbeda
dengan fenomena yang terjadi di kota besar, ada krisis da’i, muballigh, dan
khatib. Pernah di suatu fakultas di sebuah universitas yang tegak berdiri di
tengah kota besar sholat jum’at “delay” dilaksanakan karena tidak ada khatib. Semoga
ini tidak banyak terjadi disekitaran anda.
Kenapa ini bisa terjadi ?
intensitas kesibukan orang pelosok dan kota berbeda. itu jualah yang membuat
mereka terkadang sering lalai atau merasa tidak cukup patut untuk mengetahui hal-hal
seperti demikian. Sering juga kita akan menemukan khatib yang kurang tepat
dalam menyampaikan khutbahnya, entah dari sisi materi ataupun sistematika
penyampaian.
Nah kali ini saya akan
sedikit membahas tentang beberapa hal-hal penting yang berkaitan dengan khutbah
jumat, semoga bermanfaat.
Pertama, khutbah secara
harfiah berarti pidato atau ceramah. Jadi seorang khatib yang akan menyampaikan
khutbah harus membangun mindset dalam fikirannya bahwa ia akan berpidato atau
ceramah, bukan bernyanyi ataupun stand up comedy. Secara syar’i ia merupakan
syarat dan rukun sahnya solat jumat. Solat jumat tanpa khutbah jumat hukumnya
tidak sah.
Rukun khutbah ada 5 ;
membaca hamdalah pada kedua khutbah, membaca shalawat pada nabi dalam kedua
khutbah, wasiat taqwa pada kedua khutbah, membaca ayat al-qur’an pada salah
sayu khutbah, dan yang terakhir membaca doa untuk kaum muslim khusus pada
khutbah kedua. Ini menurut versi Imam Syafi’i, mayoritas mazhab yang dianut
orang Indonesia.
Adapun menurut beberapa
mazhab yang lain sebagai berikut ; versi mazhab Hambaliy, rukunnya ialah
mengucapkan hamdalah, salawat nabi, menyampaikan wasiat, dan membaca al qur’an.
Menurut imam Hanafi ; mengucapkan dzikir ( tahlil, tahmid, tasbih ), dan dalam
mazhab Maliki ; Tahdzir ( peringatan ) dan tabsyir ( kabar gembira )
Sunnah-sunnah khutbah
diantaranya :
1. Disyaratkan bagi
khatib untuk berdiri ( jika mampu ) pada kedua khutbah dengan sekali duduk
diantara keduanya. Demikian menurut semua mazhab. Imam Syafi’i sendiri
berpendapat bahwa berdiri dalam dua khutbah dan duduk diantaranya hukumnya
wajib. Disini berarti dimungkin khutbah jumat disampaikan dengan duduk namun
alangkah lebih afdol dan lebih baik jika disampaikan dengan cara berdiri dan
diantara dua khutbah diselingi dengan duduk.
2. Disunnahkan bagi
khatib untuk memberi salam ketika masuk masjid dan ketika naik mimbar sebelum
khutbah.
3. Disunnahkan bagi
khatib untuk berkhutbah di atas mimbar. Artinya jika khatib tidak berkhutbah di
mimbar sah sah saja akan tetapi tidak mendapatkan pahala sunnah.
4. Sunnah bagi
khatib untuk mengeraskan suara. Diriwayatkan dari Jabir RA bahwa jika
rasulullah berkhutbah kedua matanya memerah, suaranya keras, dan nampak sangat
marah, sampai beliau seperti orang yang sedang menghasungkan pasukan ( untuk
berperang ) ( HR. Muslim dan Ibnu Majah )
5. Disunnahkan bagi
khatib untuk bersandar / berpegang pada tongkat atau busur panah. Artinya jika
tidak ada tongkat maka khutbah yang disampaikan tetap sah. Jangan sampai
terjadi khutbah jumat delay gara-gara tongkatnya hilang dimainin anak-anak
kecil.
6. Ini yang begitu
urgen, sunnah hukumnya khatib memendekkan khutbahnya. Dalam artian tidak
berpanjang-panjang atau bertelet-tele. Singkat, padat, dan jelas. Jangan sampai
masyarakat lebih memilih jumatan di masjid A karena khutbahnya lama jadi bisa
tidur lebih lama juga.
Poin penting yang patut
untuk diperhatikan juga ialah perihal menjiwai isi khutbah. Rasulullah SAW
sangat menjiwai khutbah yang beliau sampaikan. Dengan demikian diharapkan pesan
dan wasiat dalam khutbah tersebut dapat diserap dan dicerna oleh jamaah jumat.
Demikian hal-hal penting
dalam berkhutbah. Kritik dan saran dari pembaca jika ingin melengkapi akan
sangat kami apresiasi. Semoga bermanfaat.
dua khutbah juga merupakan perjalanan sejarah metode dakwah perkembangan islam didunia ini kerene tidak sedikit negara yang menganut agama islam disapaikan ajaran islam itu dengan retoreka yang tinggi oleh para mubalig.sehingga mereka dengan cepat menerimanya
BalasHapusmenggunakan dan memegang tongkat ketika berhutbah adaalh simbul metode dakwah islam yaitu islam dalam kaadan tertentu perlu dengan tegas yaitu menggunakan senjata . atau peperangan
tapi nilai yang paling penting dalam syariat khutbah juma.at adalah nilai semangat keislaman yang membara yang tidak bolih pudar dari setiap muslim ini dibangun satu kali dalam seminggu artinya penggembelingan dalam kadernisasi islam tidak bolih putus .