Barca Menang Saya Senang
Sepak bola merupakan olahraga paling mendunia seantero jagat raya. Penggemarnya
terdiri dari lintas usia, komunitas, agama, dan negara. Ada pendukung fanatik
ada pula yang sekedar menikmati saja. Tidak hanya kaum pria, wanita pun kini
mulai banyak yang menyukainya. Entah menyukai sepak bolanya atau bisa jadi
pemainnya.
Terdapat beberapa liga top eropa yang menjadi pusat perhatian penduduk
dunia. Mulai dari Liga Inggris, Spanyol, Jerman, sampai Italia. Belakangan liga
Prancis pun mulai mendapatkan tempat untuk dinikmati dan dipuja-puja. Banyak pemain
handal berlabelkan senior hingga pemegang ballon d’or. Yang sudah sepuh sampai
yang masih belia. Puluhan pelatih pun menambah warna keunikan dan keseruannya. Uang
pun tak ketinggalan berbaur di dalamnya. Dan yang pasti, ketegangan akan
memuncak saat dua klub bertemu di atas rumput hijau lalu selama 2 x 45 menit
mulai mengukir cerita.
El clasico konon dianggap sebagai pertandingan paling bergengsi seantero
dunia setelah final piala dunia dan final euro. Antara dua raksasa spanyol. Klub
ibukota dan klub sebuah kota yang ingin merdeka. Real Madrid vs Barcelona. Sejak
dulu hingga sekarang dua klub ini kerap kali menjadi penguasa dunia. Meski banyak
yang berasumsi seandainya dua klub ini main di liga inggris mereka tak akan
sukses, toh kenyataanya di ajang liga champions mereka lah yang memaksa klub
liga inggris angkat koper lebih dulu.
Saya pribadi adalah seorang Barcelonista ( sebutan untuk penggemar
Barcelona ). Pertama kali melihat Barcelona bermain ialah kala final piala
dunia antarklub yang terjadi di tahun 2009 atau 2010, saya kurang ingat pasti. Yang
jelas saat itu Yaya Toure masih menjadi gelandang di tim catalan. Saat itu
Barcelona menang dengan skor 2-1 melawan klub asal Argentina. Disitulah awal
kecintaan saya pada Barcelona mulai tumbuh dan bertahan sampai sekarang. Permainan
yang mereka terapkan begitu apik dan cantik, tiki-taka jadi senjata utama. Namun
sejak di asuh Luis Enrique saya melihat ada sedikit perbedaan dengan gaya
bermain Barcelona. Mereka tetap mempertahankan tiki-taka namun daya serang pun
semakin di genjot dan jadi lebih tajam.
Saat Neymar datang saya senang luar biasa, ia akan berduet dengan Lionel
Messi yang notabene ia idolakan sejak lama. Alhamdulillah kerjasama mereka
begitu apik. Namun sebagaimana yang kita ketahui Barcelona selalu menerapkan
formasi 4-3-3. Ada 3 striker di depan, Messi dan Neymar sudah menemukan
kecocokan hingga akhirnya Luis Suarez pun dibajak dari Liverpool. Saya akui
harga kedua pemain ini memang cukup mahal. Suarez yang sebelumnya pernah membuat
kontroversi di piala dunia 2014 harus menjalani hukuman larangan bermain hingga
beberapa bulan. Alhasil ia harus bersabar sampai kemudian bisa merumput dengan
Messi dan Neymar.
Lambat laun Suarez pun ternyata bisa berdaptasi dengan baik meskipun di
awal-awal ia menemukan kesulitan. Messi di sisi kanan, Suarez di tengah, dan
Neymar di sisi kiri. Mereka pun populer dengan sebutan Trio MSN ; Messi, Suarez,
Neymar. Nomor punggung yang mereka kenakan pun berurutan, Suarez 9, Messi 10,
Neymar 11. Trisula penyerang amerika latin ini begitu menakutkan bagi setiap
bek lawan. Neymar dengan skil individu yang cantik, sebuah kekhasan yang kerap
lahir dari negeri samba, Suarez dengan stamina dan daya juang tinggi serta
akurasi tendangan yang keras dan terukur, tak heran kita akan sangat sering
melihat ia berlari tanpa henti dan berusaha merebut bola di daerah pertahanan
lawan, dan yang terakhir Messi, saya rasa pemain ini begitu komplit, ia begitu
mobile, bisa berada di segala titik di dalam lapangan, mungkin kekurangannya
hanya 1, yaitu rawan gagal dalam mengeksekusi finalti.
Namun barcelona bukan hanya trio MSN saja, tidak hanya Messi saja. Di sektor
tengah kepergian Xavi Hernandes ternyata bisa digantikan oleh gelandang Kroasia,
Ivan Rakitic, mewarisi nomor punggung 4 peninggalan Fabregas, Ivan Rakitic
menyatu dengan Busquets dan Iniesta menjadi Trio Gelandang yang siap mengatur
ritme permainan. Iniesta seperti tak kehilangan Xavi dengan hadirnya Ivan
Rakitic. Di lini belakang, duet Mascherano-Pique di kawal Jordi Alba dan Dani
Alves begitu apik mengawal pertahanan dan sesekali membantu penyerangan. Di bawah
mistar, Claudio Bravo, penjaga gawang andalan Chilie menjadi pilihan utama.
Di bangku cadangan pun mereka masih memiliki pemain yang tak kalah
berkualitas. Jika Claudio Bravo cedera ada Ter Stegen yang siap menggantikan,
begitupun saat lini belakang kehilangan pilar masih ada Vermalen yang notabene
mantan kapten Arsenal. Ada pula Sergio Roberto, pemain nomor punggung 20 yang
bisa bermain sebagai gelandang dan juga Sayap, serta Munir El Hadidi, sayap
yang siap menggantikan jika salah satu trio MSN tidak bisa tampil atau
diistirahatkan.
Tadi malam partai el clasico jilid pertama berlangsung di stadion
Santiago Bernabue, kandang Real Madrid. Barca datang dengan kepala tegak, Messi
pun ikut namun duduk di bangku Cadangan. Alhasil saat itu yang menjadi tumpuan
lini depan Barca adalah Suarez dan Neymar. Jika pada musim sebelumnya Messi
cedera dan harus menepi biasanya Barca akan sulit meraih kemenangan dan
mencetak gol, namun kini berbeda, apa yang dilakukan oleh Suarez dan Neymar
membuat orang seolah-olah lupa pada Messi. Mereka terlihat bukan hanya sebagai
patner namun juga sahabat yang saling mendukung demi kemenangan tim, saat
Suarez mencetak gol Neymar akan datang memeluknya beitupun sebaliknya.
Namun saya masih ragu apakah bisa Suarez dan Neymar berbicara banyak
tanpa hadirnya Messi saat bertemu dengan tim raksasa seperti Real Madrid. Dan keraguan
saya pun terbantahkan. Meskipun hanya bisa melihat berita di livescore.com
karena nggak ada TV di kos saya bisa mengetahu bagaimana pertandingan
berlangsung. Diawal laga Suarez berhasil mencetak gol, dan 5 menit menjelang
paruh pertama usai Neymar menggenapkan keunggulan Barca menjadi 2-0. Publik bernabue
terdiam.
Di awal babak kedua Barca langsung menggubrak. Hasilnya kerjasama cantik
antara Neymar dan Iniesta membuahkan gol cantik dari sepakan keras Iniesta yang
menghujam gawang Navas. Bukannya terdiam publik bernabue malah standing applause
untuk Iniesta. Golnya memang cantik. Setelah unggul 3-0 barulah Messi
dimasukkan menggantikan Ivan Rakitic. Messi pun bermain di sisi kanan dan
Sergio Roberto turun mengisi posisi Ivan Rakitic.
Menjelang pertandingan usai Suarez lolos dari jebakan offside dan
berhasil mengelabui Navas. Skor pun bertahan 4-0 untuk kemenangan Barcelona. Kini
Barcelona memuncaki klasmen liga spanyol dengan 30 poin. Unggul 6 poin di atas
Real Madrid. Tadi malam Barcelona benar-benar membuktikan bahwa mereka bukan
hanya Messi saja. Oiya, Claudio Bravo juga tampil apik, andai Bravo tidak
tampil baik mungkin Madrid bisa menang 7-4, tapi Bravo kala itu sepertinya
sudah minum jamu kuat makanya strong banget.
Barcelona menang, Sayapun Senang. !!!
Selamat hari minggu. Semoga keberkahan selalu melimpah. Aamiiinnn
Jogjakarta 22 November 2015
08:55 WIB
IZZU
Komentar
Posting Komentar