Kebaikan Sederhana

Selamat malam saudaraku sebangsa setanah air ? apa kabar hari ini ? semoga apa yang kita kerjakan selalu mendapat ridho Allah SWT. Amin ya rabbal alamin. Bagaimana cuaca di daerah anda saat ini ? sebagaimana yang kita ketahui bahwa Indonesia kini telah memasuki musim penghujan. Meskipun demikian di Jogja sendiri hujan tak terlalu sering turun. Hanya sesekali. Kadang lebat, kadang pula hanya berupa gerimis romantis. Namun apapun dan bagaimanapun cuaca yang kita temui harus selalu dihadapi dengan kesyukuran dan husnuzhon pada sang pengendali cuaca itu sendiri. Jangan mengeluh, menggerutu, ataupun protes. Terima saja apa pemberian Allah dengan kesyukuran yang mendalam.
Sebenarnya apa yang hendak saya gores kali ini sudah sejak kemarin ingin saya tulis. Namun karena berbagai kendala dan halangan baru malam ini ada kesempatan dan waktu untuk mengeksekusinya. Jika ada yang bertanya apa alasan saya menulis di blog ? jawabannya ada dua. Pertama, melalui keaktifan menulis di blog saya berlatih mengasah kemampuan menulis yang masih pas-pasan. Kedua, sebagai wadah untuk sharing pengalaman, pemikiran, keluh kesah, serta cerita kepada orang-orang yang mau ataupun kebetulan membaca blog ini. Sebagaimana status FB dari sahabat saya, Lalu Getar, kurang lebih beliau mengatakan “ menulis merupakan kelanjutan dari membaca ”. artinya dengan menulis kita bisa menuangkan apa yang telah kita baca dan berbagi dengan orang lain.
Tapi kalau diizinkan saya ingin memperluas lagi kutipan dari mahasiswa PBA IAIN sekaligus Stand Up Comedyan Lombok tersebut. “ menulis merupakan kelanjutan dari membaca, menulis pun adalah luapan pikiran, tumpukan kegelisahan dan segala rasa, menulis adalah sebuah kegelisahan yang elegan ”. Adapun kegelisahan yang nggak elegan biasanya diluapkan dengan keluhan, keluhan, dan keluhan. Nggak ada manusia yang nggak gelisah, maka yang harus kita lakukan bukanlah menghindari kegelisahan melainkan menyikapi kegelisahan tersebut dengan elegan. Entah kegelisahan pikiran, perasaan, termasuk kegelisahan intelektual.
Hari senin kemarin seusai kuliah saya bersama sebagian teman-teman tidak langsung kembali ke kos masing-masing. Baik yang bawa motor, sepeda, ataupun jalan kaki, kami semua berbondong-bondong menuju RSUP Dr. Sardjito. Rumah sakit tersebut tepat berseberangan dengan FK UGM. Salah seorang kawan kami, Nifa Andriani mendapat musibah. Minggu kemarin sehabis sunmor ( Sunday Morning ) di lembah UGM ia mengalami kecelakaan motor. Itulah yang mengakibatkannya harus tergeletak di rumah sakit. Ada gumpalan cairan di daerah ginjalnya sehingga ia kesulitan untuk duduk. Oleh dokter Nifa pun dipuasakan. Konon jika belum ada perkembangan yang signifikan ia akan menjalani operasi. Kami berharap hasil yang terbaik untuk Nifa.
ini foto kondisi Nifa beberapa jam setelah kecelakaan :'(

Seusai dari rumah sakit saya pun bergegas kembali ke kos karena hari sudah menjelang magrib. Namun sebelum sampai ke kos saya menyempatkan diri mampir ke toko elektronik untuk membeli rice cooker. Alhamdulillah hari ini kiriman dari orang tua sudah masuk ke rekening. Karena dua hari yang lalu ketika saya hendak melakukan penarikan di ATM malah keluar tulisan “ maaf saldo anda tidak cukup untuk penarikan ”. dari situ saya tahu ternyata kalau saldo dibawah Rp. 100.000 di bank BRI nggak bisa dilakukan penarikan lewat ATM. Namun Alhamdulillah hari ini kiriman sudah masuk ke ATM saya. semoga rizki mamak dan bapak dilancarkan. Aammiinn.
Jalan gejayen adalah salah satu jalan utama di Sleman yang hampir setiap kuliah pasti saya lewati. Di sisi timur jalan tersebut berderet beberapa toko elektronik, hati saya tergerak membeli di sebuah toko yang saya perhatikan selalu ramai. Saya berasumsi jika toko tersebut ramai berarti orang-orang memiliki kepercayaan untuk berbelanja disitu. Otomatis toko tersebut memiliki nama baik. Karena jika dibandingkan dengan toko-toko di sebelahnya toko ini selalu yang paling ramai.
Jujur saja, uang di dompet semuanya 50 ribuan. Karena memang dompet saya kosong sebelum mengambil uang di ATM. Setelah tawar menawar harga akhirnya saya membeli rice cooker merk Miyako dengan harga 210 ribu, tadinya 220 ribu tapi alhamdulillah saya bisa nawar meskipun Cuma 10 ribu. Ada sih yang lebih murah, seharga 160 ribu. Tapi saya ingat pesan mamak, beli yang bagus aja sekalian, daripada yang murah tapi nggak tahan lama.
Sang pemilik toko adalah keturunan China. Ia begitu ramah, menanyakan saya dari mana dan berbasa-basi yang cukup membuat saya nyaman. Sehingga sewaktu ia memberikan saya kembalian 40 ribu dengan rincian 20 ribuan 2 lembar saya pun meminta kembalian dengan nominal yang lebih kecil untuk bayar parkir motor 1000 rupiah. Apa yang terjadi ? sang pemilik toko seperti tahu tujuan saya dan memberikan saya dua keping uang logam 500an. “ ini, ambil aja dek ”
Saya senang bukan kepalang, baik sekali bapak ini. saya pun menerima dengan terima kasih dan senyuman. Uang tersebut langsung saya gunakan untuk membayar tarif parkir. Sebelum beranjak tak lupa saya tersenyum dan menganggukkan kepala kepada si pemilik toko kemudian berlalu.
Satu hal yang saya pelajari dari apa yang saya alami kala itu. Sekecil apapun kebaikan jangan pernah enggan untuk melakukannya jika ada kesempatan. Karena siapa tahu kebaikan kecil tersebut justru memberi kesan bagi orang lain dan orang tersebut akan mendoakan kebaikan untuk mereka yang memberi kebaikan. Persis dengan apa yang saya alami. Saya jadi teringat teman-teman di kampus yang sekali dua kali mentraktir saya snack seharga 500 – 2000 rupiah. Sebuah kebaikan yang kecil namun tetap memiliki arti.
Begitupun saat kami menjenguk Nifa. Kami yakin meskipun kami nggak bisa membantu dengan materi yang besar namun kehadiran kami pasti memberi kekuatan dan tambahan mental untuk Nifa kuat dan segera sembuh dari penyakitnya. Alhamdulillah untuk urusan rumah sakit selaku mahasiswa UGM aktif Nifa sudah memiliki asuransi kesehatan dari Universitas. Untuk Nifa semoga lekas pulih ya, alhamdulillah tadi siang kami terima kabar Nifa sudah bisa pulang. Dia nggak jadi dioperasi namun masih harus beristirahat untuk pemulihan kesehatannya.
Kawan-kawanku, tetaplah berbuat baik. Sekecil apapun kebaikan itu. Seremeh apapun bentuknya dan sesederhana apapun wujudnya. Juga tetap jaga kesehatan dan kebugaran. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita, Amiinn ya robbal ‘alamin.
Salam KAGA BUTA ( KitA keluarGA BUkan teTangGa )
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.


Jogjakarta 17 November 2015
20:13 WIB



Izzu

Komentar

Postingan Populer