Jangan Korbankan Ini Untuk Cinta
Assalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh,
Apa kabar
sahabat-sahabatku ? semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiinn ya
robbal ‘alamin. Kalau ada yang sedang sakit, God Well Soon yah, semoga lekas
sembuh. Kalau ada yang lagi kelilit hutang semoga diberikan rizki oleh Allah
untuk bisa melunasi. Jika ada yang tengah patah hati, semoga hatinya segera
bisa bersambung lagi dan jika ada yang masih jomblo saya harap kalian tidak
gelisah dengan kejombloan tersebut. jomblo itu bukan hina, kawan, tapi terjaga,
terjaga dari hal-hal maksiat yang kemungkinan bisa mereka lakukan jika
mengarungi samudera cinta. Yuk, yang jomblo bersyukur dulu, meskipun jomblo
harus tetap optimis yah, semangat !! dan yang kebetulan membaca goresan saya
ini dan tidak berstatus jomblo, saya doakan semoga anda selalu diberikan perlindungan
oleh Allah SWT dari kemaksiatan, amiinn ya robbal ‘alamin.
Blog saya
beberapa hari terakhir selalu berisi kisah bersambung pengalaman hidup selama
saya dan keluarga berada di Rumah Sakit Umum Gerung Lombok Barat. Bukan berniat
pamer ataupun mengumbar-umbar hal yang tidak penting namun tujuan saya menulis
cerita tersebut ada dua, yang pertama untuk melatih jemari ini menulis, dan
tujuan kedua untuk menuruti keinginan dari mama tercinta, beliau ingin agar
saya bisa menceritakan kejadian dahsyat luar biasa yang mengancam nyawa mama itu
berbentuk tulisan, agar suatu saat nanti adik saya yang paling kecil, Fahri
bisa mengetahui bagaimana mamanya berjuang, berkorban, dan bertaruh nyawa.
Mengawali
tulisan sederhana ini saya ingin berterima kasih kepada kak Siti Sofia
Rahmatullah alias kak Ofi’, mahasiswi UIN Maliki Malang jurusan bahasa dan
sastra arab. Karena komentar beliau pada bagian akhir kisah bersambung yang
saya tulis ( detik-detik penentuan ) menginspirasi saya untuk menulis postingan
ini, kebetulan saya juga tertarik sekaligus sepakat, setuju, bahkan sangat
setuju dengan komentar beliau itu, begini komentar beliau “ 3 hal yang tak
boleh kau korbankan untuk cinta : agama, harga diri, dan keluarga ( Syiffanis
Amaar/Novelis : Serambi Cinta di Negeri Cahaya ) ”.
Yang paling
saya kagumi dari kak Ofi’ ialah kemampuannya merangkai kata dengan begitu indah
namun kaya akan makna, sangat substansial, meskipun dulu semasa Aliyah beliau kelas IPA
namun tak menjadi penghalang baginya mencintai sastra. Kalimat-kalimat yang ia
gubah penuh nuansa estetika yang akan membuat saya geleng-geleng kepala jika
membacanya. Karena jujur saja, saya paling sulit merangkai kata-kata indah nan
eksotik, apalagi puisi, perlu waktu berjam-jam bagi saya merampungkan sebuah
puisi. Itupun puisisnya biasa-biasa saja. Mainstrem bangetlah pokoknya. Satu
lagi, beliau paling ahli merangkai cerita melangkolis, kata-katanya juga, dan
saya lemah disitu. Sulit membuat cerita yang mampu menguras emosi pembacanya.
Kak Ofi’ ini senior saya semasa di Aliyah, bahkan sampai sekarang, saya ingin
mengikuti jejak beliau menjadi orang humaniora, semoga Allah mengizinkan. Oiya kak,
semoga cita-cita jangka panjang kita, membukukan kisah almagfurulah maulana
syeikh berbentuk novel bisa terwujud seperti yang dilakukan oleh putra buya
hamka. Menghidupkan kembali Buya Hamka melalui novelnya, Ayah. Amminn ya
robbal ‘alamin. :-)
Kembali ke
laptop !! apa yang kak Ofi’ kutip dan jadikan komentar di atas perlu untuk
sama-sama kita renungkan. Karena di zaman yang edan ini saya menyaksikan begitu
banyak orang yang mengorbankan agama, harga diri, bahkan keluarganya untuk
cinta. Lebih tepatnya cinta mengalahkan ketaatannya dalam beragama, pendirian
dan harga diri, serta kepedulian terhadap keluarga sendiri.
Tidak ada
yang salah dalam mencintai lawan jenis. Lelaki mencintai wanita, wanita
mencintai lelaki. Adalah hal yang normal dan sangat wajar. Namun jika cintanya
berlebihan baru nggak wajar. Kecuali bagi orang yang sudah menikah, yang sudah
menghalalkan cinta mereka dimata agama wajar cintanya dahsyat. Seperti cinta
Habibi pada Ainun, SBY pada any, jokowi pada iriana, dan izzuddin pada,,,, siapa
ya ? haha,, saya belum menikah, tanda kelelakian saya sampai saat ini masih
saya gunakan untuk buang air kecil doang kok belum untuk yang lain, hehe :D
1.
Jangan korbankan
agama untuk cinta
Teknologi
dewasa ini memudahkan manusia berinteraksi. Jarak dan waktu yang memisahkan
kini tak lagi jadi masalah. Kita dengan gampangnya bisa bertukar kabar dengan
kerabat yang berada di bagian lain belahan bumi ini. HP sedari dulu telah
membantu, kini semakin dimudahkan lagi dengan hadirnya media sosial yang tiada
terhingga jumlahnya. Kalau dulu Cuma ada fasilitas email saja, sekarang
facebook, twitter, instagram, BBM, path, WhatsApp, Line,Skype dan sebagainya
sudah menjadi konsumsi kebanyakan anak muda. Memang dampak positifnya
silaturahmi bisa selalu terjaga namun justru dampak negatifnya lebih berbahaya.
Kita menghabiskan banyak waktu untuk chating dan menggunakan media sosial
tersebut, bahkan waktu yang seharusnya digunakan untuk beribadah selaku umat
beragama pun tersita oleh berbagai media sosial tersebut.
Azan dengan
begitu lantang dikumandangkan namun banyak diantara kita yang tiada bergeming
menyahuti panggilan Allah tersebut. boro-boro solat di awal waktu, yang
kecanduan Facebook, twitter, atau yang lagi chating sama orang tercinta di BBM
akan terus ngobrol yang seyogyanya sedikit manfaat. Kalau bahasa TGH. Yusuf
Makmun nih ya , kalau seseorang lagi ngomong sama pacarnya lewat HP dia pasti
bilang “ ndek ku lelah, ndek ku ngantok, ndek ku lapar “ lelah tak
terasa, ngantuk pun tak menyapa, laparpun seolah tertunda. Mereka nyaman dengan
kondisi tersebut bahkan merasa bahagia tapi sayang mereka tidak sadar bahwa
kebahagiaan semu itu akan mengantarkan mereka pada penyesalan dan kerugian di
masa mendatang. Na’udzubillahi min dzalik.
Agama kita,
Islam, memposisikan kesucian begitu tinggi dan mulia. Bahkan nabi pun
menegaskan kebersihan alias kesucian adalah sebagian dari iman. Bukan hanya
kesucian lahiriah saja namun kesucian bathiniyah juga. Sebagai negara dengan
mayoritas beragama islam kita tentu merasa sedih angka pergaulan bebas, seks di
luar nikah, dan HIV AIDS begitu tinggi menjulang dan bahkan terus meningkat.
Dengan alasan cinta banyak lelaki merayu wanita untuk berhubungan badan, dan
dengan alasan demi pembuktian cinta banyak pula wanita yang rela tubuhnya
dijamah lelaki meski belum halal. Jika ini telah terjadi masih kah kita bisa
mengatakan bahwa cinta mereka adalah cinta yang benar dimata agama ? semoga
kita terhindar dari cinta yang menjerumuskan. Amiinnn. Saat cinta dijadikan
kambing hitam nan alasan untuk menghalalkan yang diharamkan agama ataupun
menjadikan cinta lebih utama dari agama ketahuilah di saat itu sebenarnya kita
sedang mengorbankan agama untuk cinta. Na’udzubillahi min dzalik. So, jangan
korbankan agama untuk cinta tapi cintailah agama !!!
2.
Jangan korbankan
harga diri untuk cinta
kita tentu
sering mendengar istilah harga diri bukan ? dalam bahasa inggris self
esteem. Ada yang tahu apa definisi harga diri ? setelah bertanya pada om
google saya menemukan jawaban dari ahlinya, bersumber dari belajarpsikologi.com
harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut
menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga,
dan kompeten. Jujur, saya sempat kebingungan bagaiamana mengaitkan antara harga
diri dan cinta menurut definisi di atas, mungkin karena pengaruh perut yang
tengah lapar saat menulis goresan ini. hehe.
Cinta tentu
memiliki pengaruh terhadap harga diri seseorang. Dalam kehidupan bermasyarakat
kita memiliki harga diri, sebagai lelaki maupun wanita kita juga punya harga
diri, bahkan sebagai umat beragama pun harga diri ada pada kita. Saat cinta menguasai
segala aspek kehidupan ia tentu akan memberikan dampak pada harga diri kita
sebagai manusia seutuhnya, lebih-lebih dalam konteks manusia beragama dan
memiliki norma.
Orang yang
merelakan keperjakaan maupun keperawanan mereka sebelum menikah untuk orang
yang dicinta adalah orang yang telah mengorbankan harga diri mereka untuk
cinta. Ini tentu berlaku di negeri kita yang menjunjung norma dan mengakui
agama, akan tetapi di barat sana justru hal tersebut merupakan budaya. Tapi ingat
! kita hidup di Indonesia, bukan amerika, perancis, ataupun inggris. So,
westernisasi yang tengah gencar merebak di negeri khatulistiwa ini jangan
sampai melunturkan harga diri kita sebagai warga indonesia yang memiiki norma
dan taat agama. Harga diri harga mati !!! cinta bukan alasan untuk mengorbankan
harga diri.
3.
Jangan korbankan
keluarga untuk cinta
Dalam hidup
ini yang paling dekat dengan kita adalah keluarga. Ibu, bapak, saudara, kakek,
nenek, paman, bibi, pokoknya keluarga dekat. Sedangkan pacar atau orang yang
kita cinta tapi bukan keluarga ? mereka itu orang lain, kawan. Karena dia
memang belum resmi menjadi bagian dari keluarga kita. Sebesar apapun kita
mencintainya kita tidak tahu apakah dia jodoh kita atau justru jodoh orang
lain. Saat kita sakit siapa yang merawat kita, keluarga atau si dia ? yang
beliin obat dan membawa ke dokter siapa ? keluarga, bro!! Keluarga !!. Kalau mereka
palingan Cuma bisa bilang “ istrihat yang banyak ya, aku sayang kamu :* ”, “
God Well Soon ya cintaku ” dan masih banyak lagi kalimat-kalimat perhatian
lain. Sebelum kita menikah, orang lain hanya bisa memberikan perhatian saja
namun keluarga memberikan perhatian dan tindakan. So, menurut saya pribadi
nggak ada alasan untuk meletakkan cinta lebih tinggi dari keluarga. Keluarga adalah
yang utama kawan. Yang sepakat sama saya mana suaranya ??? ( kayak konser aja
ya ? :D )
Jika engkau
lebih banyak menggunakan waktumu untuk berbahagia dengan kekasihmu yang belum
tentu jodohmu daripada bersama keluarga, apabila engkau lebih sering mendoakan
dia daripada mendoakan orangtuamu, jika engkau mengatakan bahwa dialah motivasi
terbesarmu dalam hidup maka sesungguhnya engkau sudah meletakkan cinta di atas
keluarga. Bagi saya pribadi setelah mengalami pasang surut kehidupan dan menuai
banyak pelajaran akhirnya saya sadar dan benar-benar menghayati bahwa motivasi
terbesar dalam hidup, belajar, dan berusaha adalah orang tua. i want make my
parents and my family proud to me. Motivasiku adalah orangtuaku, motivasiku
adalah keluargaku, aku ingin membuat mereka bahagia dan bangga pada anak lelaki
pertamanya ini.
Tulisan ini
tidak bermaksud mengharamkan kita untuk mencintai selain agama, harga diri dan
keluarga. Silahkan mencintai sesuka anda akan tetapi ingat, jangan pernah
korbankan agama, harga diri dan keluarga untuk cinta. Letakkan cinta di bawah
agama, harga diri, dan keluarga. Tenang saja, semua kita sudah punya jodoh kok,
jodoh kita sudah di atur oleh Allah, daripada deketin jodohnya yang masih misterius
lebih baik deketin yang aturnya aja, iya nggak ? kalau kita baik sama Allah
pasti Dia akan memberikan yang baik pula, inget bro, Allah selalu adil, Allah
nggak mungkin zholim. Wallahu a’lam.
MasyaAlloh... adek emang cocok bgt jadi pendakwah... (y). ada saja manfaat yang bisa di ambil tiap kali membaca tlisan-tlisan adek ^_^
BalasHapuskakak jg setuju dengan apa yg adek tuturkan, dan salut bgt... hanya bermodal bberapa kalimat saja sdah jdi artikel yg penuh mnfaat kyk skrng ini :D
.
.
.
dan, untuk perknlan singkat ttg kk d atas, sprtinya adek trllu brlebihan >.< sebenarnya, kk yg banyak bljar dr adek... sungguh !
nggk berlebihan kok kak,, ^_^ d mata adek,, kk itu hebat :-)
BalasHapus