this is my passion



Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Semoga yang baca tulisan saya diampuni dosa-dosanya, dimudahkan rizkinya, dilancarkan urusannya, semoga yang baca tulisan saya masuk surga, kalau bisa masuk surganya sekarang juga. Hehe. Just kidding semeton. Mudah-mudahan yang nulis dan yang baca goresan ini sama-sama sehat walafiat, panjang umur, kuat iman taqwa, pokoknya wish we all the best dah :D.
Mungkin ada yang bertanya kenapa seorang izzuddin yang nggak bisa apa-apa dan miskin ilmu ini sering banget ngeblog ?? apakah ada udang dibalik batu, atau gajah dibalik batu atau justru cinta dibalik batu ? semeton-semetonku yang berbahagia ! sebagaimana yang disampaikan oleh dzawin nurikram ( juara 3 SUCI season 4 KOMPAS TV ) setiap orang memiliki passion masing-masing. Ada yang passionnya sepak bola, basket, naik gunung, ngetrip, shoping, dan sebagainya. Nah, mengukir goresan sederhana yang diistilahkan dengan menulis inilah passion saya.
Kenapa harus menulis, kan masih banyak tuh aktifitas lain yang lebih seru, contohnya masak, main bola, atau renang ? jujur saja, saya sama sekali tidak pernah merasa tertekan maupun stres ketika menulis, apalagi menulis surat cinta :D. Dulu semasa Tsanawiyah sampai Aliyah jika ada kawan yang hendak menyatakan cinta, alias nembak wanita yang ia suka banyak diantara mereka meminta bantuan pada saya. Konon kata mereka, saya paling bisa merangkai kata-kata romantis. Padahal menurut saya kata-kata yang saya rangkai sama sekali nggak romantis, mungkin lebih tepatnya gombal. Sayang kawan-kawan saya banyak yang belum bisa membedakan mana untaian kalimat romantis dan mana susunan kata-kata gombal. Alhasil, mereka meminta tolong pada orang yang salah. Tingkat keberhasilan surat cinta buatan saya pun sungguh memalukan, dari beberapa orang yang saya buatkan hanya satu yang diterima. Itupun nggak lama, beberapa bulan kemudian mereka putus. Sungguh tak bisa dibanggakan :-(
Sedangkan ketika saya melakukan aktifitas lain paling tidak akan ada sedikit rasa tertekan ataupun tidak sepenuh hati menjalaninya. Banyak orang menduga saya cocok menjadi pendakwah, memberikan orang-orang nasihat melalui ceramah, merangkai kata serta retorika yang tepat agar hati jama’ah jadi tergugah, serta tak lupa badan yang senantiasa tertutupi oleh jubah. Tapi jujur saja, ketika saya mengikuti sebuah kompetisi dai di jakarta ramadhan tahun lalu ada sedikit rasa tertekan yang mendera. Mungkin itu semua disebabkan karena padatnya jadwal dan deadline yang harus saya jalani selama karantina.
Laki-laki pada umumnya suka sepakbola. Begitupun dengan saya. Suka banget. FC Barcelona, salah satu klub sepak bola asal negeri matador spanyol merupakan klub favorit saya. Semasa di pesantren hampir semua kawan-kawan suka bola dan suka memainkannya. Adapun saya Cuma suka nonton doang. Namun guna menghormati teman-teman alhasil saya kerap kali bermain bola, entah futsal ataupun di lapangan besar. Dalam skuad inti posisi saya adalah stoper. Kenapa stoper ? karena  jika saya ditempatkan sebagai striker pasti tim akan kesuitan cetak gol, insting mencetak gol saya sangat tidak bisa diandalkan, kalaupun saya pernah cetak gol jujur saja itu adalah keberuntungan belaka. Terkadang saya sering menghayal andai saja kaki ini seperti kaki kapten tsubasa yang punya tendangan jarak jauh mungkin saya sekarang sudah menjadi striker utama di timnas U 19. Kalau saya ditempatkan sebagai midfielder alias pemain tengah bisa dipastikan tim kami akan kalah, posisi seurgen itu tidak cocok untuk saya, apalagi kiper. Akhirnya saya pun terima saja menjadi stoper. Tugasnya simpel, kalau bola datang ke arah pertahan tim kami maka saya dengan nafsu yang menggebu akan membuang bola ke depan, kalau lagi kepepet ya udah tendang sembarangan aja, kalau kepepet kuadrat baru deh jatuhin dan adu body sama lawan.
So, dari semua passion-passion yang ada saya paling nyaman menulis. Ketika menulis seolah-olah saya menemukan ruang untuk curhat, menuangkan keresahan, membagi cerita, dan tentunya, menggoreskan mimpi-mimpi yang ingin saya capai di masa mendatang.
Semangat saya menulis semakin terlecut tatkala mendapat dukungan dari keluarga, utamanya bapak, mama, paman dan bibi. Sebuah laptop dan uang bulanan untuk membeli paket internet sudah lebih dari cukup bagi saya. Belum lagi semangat verbal yang sering disuntikkan oleh bapak melalui nasihat-nasihat dan doa-doa beliau. Adapun dari paman saya belajar banyak hal, beliau yang juga penulis kerap memberi tips-tips bagaimana melatih kemampuan diri dalam menulis. Salah satunya ialah dengan sering-sering menulis dan membaca. Tentu apa yang telah orang tua dan keluarga berikan pada diri ini takkan bisa tergantikan oleh apapun, hanya ucapan terima kasih, rasa syukur, dan do’a yang terpanjatkan dari keikhlasan hati yang mampu saya persembahkan.
Passion yang ada pada diri kita tentu merupakan pemberian Allah pula. Maka sebagai rasa terima kasih pada sang pencipta sudah sepantasnya kita bersyukur pada-Nya dengan mengasah passion tersebut tentunya dengan harapan dapat melahirkan kebaikan demi kebaikan untuk diri sendiri lebih-lebih untuk orang lain. Sebentar sebentar ! ini dari tadi kita ngomongin passion mudah-mudahan pembaca paham maksudnya ya ?, passion di sini bukan berarti passion dalam hal gaya berpakaian, atau gaya rambut. Namun passion yang saya maksudkan di sini ialah suatu aktifitas yang kita gemari dan kita tidak tertekan ketika melakukan kegiatan tersebut. so, semua kita tentu memiliki passion masing-masing yang berbeda,dan yakin saja, jika  passion tersebut kita asah dengan baik dan bertujuan baik insyaAllah sisi baiknya pun pasti ada.
Bahkan passion tersebut bisa jadi melahirkan kegemaran lain yang tidak kalah baiknya. Contohnya, saya suka menulis, namun menulis membutuhkan inspirasi, inspirasi bisa datang dari  apa yang kita lihat, rasakan, amati, resahkan, dan ketahui. So, akhirnya saya menuntut diri ini untuk bisa berfikir kreatif dan semaksimal mungkin mampu menemukan inspirasi untuk dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Menulis juga tidak bisa berdiri sendiri, ia memiliki kawan dekat, bahkan mungkin saudaranya, apa itu ? membaca. Membaca tidak hanya membuat kita mengetahui apa yang belum kita tahu tapi juga memberikan gambaran gaya bahasa, diksi, tehnik penulisan, dll. So, alhamdulillah, passion menulis saya membuat diri ini mau tidak mau harus banyak membaca. This is my passion, what about you ?
Do what you want to do ! do anything make you happy and get a goodness from that ! do it often.....
Salam semangat semeton !!! :D

Komentar

Postingan Populer