Flashback SBMPTN dan Pesan Untuk Calon Perantau
Assalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Halo, jama’ah netizen
yang dimuliakan Allah !
Sudah Mei aja nih, bulan
yang dijadikan sebagai bulannya dunia pendidikan di republik tercinta. 2 Mei
pun sedari dulu telah ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Alhamdulillah, paling tidak itu tanda jika bangsa ini menghargai dan memandang
penting pendidikan. Meski dalam implementasinya sendiri masih jauh dari harapan
dan amanat undang-undang.
Selain diisi dengan
Hardiknas, Mei juga menjadi bulan yang cukup mendebarkan bagi siswa-siswa kelas
akhir. Senin depan, kelas IX SMP sederajat akan melaksanakan ritual UN. Di
bulan ini pun–kalau ndak salah–pengumuman kelulusan untuk siswa kelas XII SMA
sederajat akan di-publish. Bersiaplah menyaksikan konvoi kendaraan dengan aksi
corat coret akan menambah kebisingan jalan-jalan protokol.
Dan satu lagi, ding.
Pengumuman hasil seleksi SNMPTN dan di penghujung Mei akan diselenggarakan tes
SBMPTN. Flashback sejenak. Melalui jalur SBMPTN inilah saya diterima
sebagai mahasiswa. Masih teringat jelas perjuangan belajar mandiri
mempersiapkan tes SBMPTN sejak 6 bulan sebelumnya.
Saya ini kan lulusan SMA
tahun 2014, tapi baru 2015 masuk kuliah. Pasca lulus dari sekolah, saya
memutuskan masuk ke sebuah Ma’had. Di sana saya belajar ilmu-ilmu agama tok.
Ndak ada Matematika, Fisika, apa lagi Bahasa Inggris. Setiap hari bergelut
dengan Tafsir, Hadist, Fiqh, Ushul Fiqh, Ushul Tafsir, dan lain-lain.
Alhamdulillah, masa-masa itu menjadi salah satu momen terbaik dalam hidup saya.
Berguru pada para Tuan Guru, menggali samudera hikmah dalam literatur klasik
karya ulama terdahulu, dan larut dalam suasana agamis nan syahdu.
6 bulan sebelum tes
SBMPTN, saya pulang sebentar untuk mengambil buku tes SBMPTN yang sudah setahun
lalu saya beli. Setelah berbicara dari hati ke hati bersama orang tua, kami
sepakat, saya harus kuliah, tapi tidak di Lombok. Kalau masih di Lombok lebih
baik saya Ma’had saja, begitu kata Bapak. Bukan berarti kami memandang remeh
kualitas perguruan tinggi di situ, namun ada beberapa alasan dan juga
pertimbangan, utamanya dari paman saya yang notabene telah merasakan asam garam
dunia perkuliahan di Jawa, lalu kemudian menjadi dosen di salah satu perguruan
tinggi negeri di Lombok. Otomatis beliau tahu atmosfer dunia kampus di Jawa dan
di Lombok seperti apa.
Eh kok saya jadi curhat ?
padahal tadinya saya mau menulis tentang hal-hal yang akan ditemui oleh
mahasiswa yang merantau, utamanya di Jogja. karena Cuma Jogja yang lumayan saya
ketahui situasi dan kondisinya. Kalau Malang tahu juga sih, cuma ndak terlalu.
Kalau mau tahu tentang Malang, saya rekomendasikan tanya beberapa sahabat saya
yang kuliah di sana, kalau mau minta kontak mereka, PM saya saja.
Tapi udah terlanjur
cerita, menggantung banget kan kalau ndak dilanjutin ? saya mohon izin untuk
sedikit melanjutkan, ya hadirin ? biar ndak menggantung kayak AADC 1.
Berhubung dalam SBMPTN
saya mengambil pilihan jurusan Soshum, tak ayal pelajaran macam Ekonomi,
Sosiologi, Geografi, Sejarah, dan lain-lain harus saya telan dalam pikiran. Ini
cukup berat, mengingat background akademik saya sewaktu SMA adalah IPA.
Otak ini sudah terlanjur akrab dengan persamaan liner dua variabel, rumus
phytagoras, sistem periodek unsur, pH, Larutan, hingga teori-teori Fisika lain.
Saya pun merasa berat bin ndak ikhlas kalau harus bayar guru buat bimbel
(bimbingan belajar). Sayang duitnya.
Namun Alhamdulillah,
berkat dukungan dari orang tua, keluarga, dan kawan-kawan terdekat, saya
berhasil lulus sebagai mahasiswa di UGM lewat jalur SBMPTN. Jalur yang konon
bersama jalur mandiri dinobatkan sebagai jalur paling greget dibanding jalur
lain. Karena kami harus berjibaku dengan soal-soal yang sulitnya minta
ditendang.
Oiya, sekali lagi saya
ucapkan terima kasih dan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT, juga kedua
orang tua yang selalu mendukung dan mensuport saya, dan kawan-kawan
seperjuangan dalam SBMPTN, Habib, Dian. Alhamdulillah kami semua diterima di
kampus masing-masing. Dan juga terima kasih saya ucapkan kepada si mancung Opy
Pratamy, si cantik juara kelas IPS SMA 3 Selong ini yang sering kali mendadak
jadi guru privat saya via HP. Saya masih ingat waktu diajari rumus-rumus
Ekonomi oleh beliau. Alhamdulillah kini si cantik itu kuliah di Solo.
Oalah, panjang juga ya
ceritanya ? wkwkwk. Ah, what ever. Pesan moral yang ingin saya sampaikan
adalah ; jangan pikirkan hasil jika usaha Anda belum maksimal. Tugas kita
adalah berproses, bukan menentukan hasil. Maka pastikan kita menjalankan proses
tersebut dengan baik. Alhamdulillah, tanpa bermaksud riya’ apa lagi jumawa,
selama 6 bulan persiapan SBMPTN ndak jarang saya tidur sampai jam 2 malam.
Bukan chatingan apalagi streming. Saya belajar, regh. Mempelajari
kisi-kisi soal SBMPTN yang akan diujikan.
Jadwalnya, siang belajar
Matematika, dan malamnya belajar yang lain. karena biar bagaimana pun,
Matematika memiliki tingkat kesulitan lebih dibanding yang lain. Alhamdulillah
hasilnya lumayan memuaskan, dari 3 tes yang saya ikuti, satu ndak lulus dan
sisanya lulus. Saya ndak lulus dalam tes timur tengah dan lulus di UGM dan UIN
Malang. Dan pada akhirnya saya memilih UGM. Bukan karena nama besar kampus ini,
tapi lebih kepada hasrat mencari pengalaman dan dorongan keluarga. Pasalnya
belum ada keluarga kami yang kuliah di UGM. Kalau di UIN Malang atau UB mah
sudah ada. Biar bervariasi gitu lah.
Adapun pesan yang ingin
saya sampaikan kepada calon mahasiswa akan sedikit saya singkat ! biar ndak
kepanjangan, nanti Kalian keburu jenuh ngebaca. Apalagi kita semua tahu, minat baca
orang Indonesia yang ah sudahlah.
Adik-adik calon mahasiswa
rantauan, utamanya yang menjadikan Jogja sebagai destinasi akademiknya.
Percayalah, kota ini adalah kota yang sangat tepat dan cocok untuk kalian yang
ingin mencari ilmu pengetahuan dan pengalaman. Atmosfer keilmuan dan nuansa
akademiknya begitu terasa. Di sini ada banyak universitas, baik negeri maupun
swasta. Seorang kawan menuturkan kurang lebih ada 100-an lebih perguruan tinggi
di Jogja. Jos kan ? kota mana di Indonesia yang punya kampus sebanyak itu ?
jumlah kampus yang banyak mutlak menuntut persaingan sengit antar kampus.
Selain itu, banyak sekali
komunitas-komunitas yang akan mewadahi dan memfasilitasi minat dan bakat
Kalian. Yang suka seni tinggal join dengan komunitas seni, yang suka buku,
nulis, olahraga, musik, pun monggo bergabung dengan komunitas
bersangkutan. Saya sendiri sampai saat ini baru gabung di komunitas buku. Insya
Allah tahun ajaran baru mau cari komunitas menulis.
Juga jangan pernah
abaikan kajian-kajian, seminar, dan diskusi-diskusi yang acap kali
diselenggarakan oleh berbagai pihak. Maka jangan heran, banyak tokoh-tokoh
berbagai bidang lahir dari rahim pendidikan Jogja. Mantan wapres RI, Pak
Boediono adalah guru besar di FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) UGM, pun dengan
Amin Rais yang jadi guru besar di FISIPOL. Banyak menteri yang pernah menimba
ilmu di sini, seperti Pak Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar. Belum lagi Mahfud
MD, bahkan Joko Widodo. Itu baru alumni UGM aja lo, belum lagi alumni-alumni
kampus lain.
Nah, jika penat belajar
atau jengah dengan tugas menumpuk dari kampus, jangan khawatir, tersedia banyak
hiburan dan opsi melepas kepenatan. Karena kota ini adalah kota seni. Kalau
ndak percaya silahkan tonton AADC 2, disitu Jogjakarta habis-habisan
dipromosikan.
Well, saya akui Jogja
juga punya sisi buruk dan negatif kok. Tapi saya haqqul yaqin, kita
semua sudah dewasa dan akil baligh to ? sudah mampu membedakan mana baik mana
buruk, mana pahala mana dosa, dan mana masjid mana sarkem.
Oke, buat kalian yang
hendak menimba ilmu di Jogja saya ucapkan selamat berjuang dan semoga berhasil
sampai di sini. Percayalah, meski panas dan gerah, Jogja di hati tak kan enyah.
Jogja itu romantis, begitu kata Pak Anies Baswedan.
Tetap semangat ! isy
karima.. hiduplah dengan mulia !!!
Jogjakarta,
03 Mei 2016
19:46 WIB
Muhammad
Izzuddin
thanks kak.,.pesan dan pengalaman kk membuat sy lebih semngat untuk ngejar UGM dimna ya sy dri anak lombok sering minder dengan tingginya standar di UGM..dengan adanya postingan kk ini rsanya hati lega bnget ada orang dri Lombok yg bsa msuk UGM jlur SBMPTN lg...
BalasHapus