5 Penyebab Galau



Tempo hari saya berkunjung ke Grhatama Pustaka setelah lebih 2 minggu tak menyambanginya. Mengembalikan sebuah buku yang sudah 8 hari lewat dari tanggal jatuh tempo. Memaksa saya membayar dam ke pihak perpustakaan sebesar Rp.1.200,-. Usai menyelesaikan segala urusan administrasi saya segera beranjak ke rak buku bagian sastra. Siapa tahu ada yang menarik untuk dibawa ke kos. Terpilih satu novel berbau pesantren yang sampai saat ini belum saya khatam-kan.
Kemudian saya beralih ke bagian buku-buku Islami. Tadinya mau pinjem bukunya Quraish Shihab yang tebelnya minta ampun, tapi entah kenapa tangan saya tak jadi menjamahnya. Kasihan juga itu buku saya PHP-in. Pilihan pun jatuh ke sebuah buku ber-cover rame ala anak muda, judulnya biasa saja, sih, Islam Itu No Galau. Ditulis oleh Ahfa Waid dan diterbitkan oleh Diva Press.
Dari judulnya saja kita bisa mengambil kesimpulan bahwa buku ini ngobrolin dan ngebahas tentang sebuah fenomena sekaligus problematika kekinian dan kedisinian kaula muda yang disebut galau. Karena kebetulan buku ini yang lebih dulu saya khatamkan, maka izinkan saya sedikit mereview beberapa bagian buku ini–ingat, ndak semuanya lo ya.
Oke, Sodara-sodara. Disini siapa yang ndak pernah galau ? ngacung! Loh, kok ndak ada yang ngacung ? berarti pernah galau tha ? justru kalau Anda ngacung, saya dan kebanyakan manusia akan memandang penuh curiga. Apa benar sejak lahir sampai sekarang ndak pernah merasa galau ? saya rasa hal demikian lumayan imposible.
Bukan hidup namanya kalau ndak pernah galau. Nggak ngerasain sedih, bingung, resah, gundah-gulana, wa akhowatuha. Justru hidup akan terasa menjemukan kalau bahagia-bahagia terus. Pun jika sedih-sedih terus. Dibutuhkan amwaj (bahasa Arab:gelombang) demi amwaj dalam samudera hidup agar bahtera yang kita dayung merasakan gregetnya berjuang, mencekamnya gelombang, bahkan dahsyatnya badai. Hingga pengalaman menimbulkan kematangan, dan ujian demi ujian menghasilkan kedewasaan. So, jangan pernah mengeluh dengan ujian. Ujian ya dihadapi! Bukan dikeluhkan, apalagi dibikin inspirasi buat upload status ( duh, nyindir my self )
Nah, ngomong-ngomong “galau”, apa sih galau itu ? saya berinisiatif bertanya ke beberapa sahabat, menurut mereka galau itu apa. Begini jawaban mereka :
“Galau adalah ketika hal yang kita kerjakan, tidak sesuai dengan apa yang diniatkan” ( LM. Getar PNR).
Misalnya, seorang lelaki yang nembak cewek, niatnya biar ngedapetin hati si dia, tapi ternyata yang didapatkan hanya hikmahnya saja. Besar kemungkinan orang tersebut akan galau lantaran maksud hati tak sejalan dengan fakta yang terjadi. Masuk akal pendapat mahasiswa Bahasa Arab IAIN Mataram ini.
“Galau itu kalau skripsi nggak kelar-kelar” (Dian Kusuma Wardani)
Ini contoh mahasiswa yang sebaiknya jangan ditiru ya, dia banyak menghabiskan waktu meng-galau-kan anak orang. Makanya skripsi jadi terbengkalai. Mari bacakan al fatihah untuk skripsi mahasiswa Sastra Jepang Unsoed ini. Alfatihah!!
“Galau itu dimana seseorang bingung memikirkan masalah, dan bingung bagaimana menyikapinya. Intinya galau itu suasana hati yang penuh kebimbangan” (Opy Pratamy)
Hm, nampaknya mahasiswa Rekam Medik yang kini berdomisili di Solo ini juga sedang bimbang waktu saya paksa menjawab pertanyaan apa itu galau. Hehe.
“Galau itu perasaan yang mirip gado-gado. Campur aduk. Manis, asem, asin, jadi satu. Ada gelisah yang mengusik ketenangan. Tapi banyak orang kreatif melahirkan karya diawali dengan kegalauan mereka”(Sofiya Rahmatullah)
Saya ndak kasih komentar dan tabyin apa-apa dari pendapat kak Shofi ini. selain memang sudah bayanan tabyina, saya juga ndak enak sama senior. Hehe. Sudah cukup jelas dan tajam bukan ?
Nah, pertanyaannya sekarang, apa aja sih yang bisa bikin kita galau ? me-nukil apa yang termaktub dalam kitab anti galau ini, berikut saya uraikan dengan singkat beberapa asbabu galau yang lazim menjangkiti kawula muda.
1.      Jarang beribadah
Hayo, siapa yang galau dan di waktu bersamaan jarang baca al-Qur’an, solat wajib telat, dan lalai dengan amalan sunnah ? besar kemungkinan galaumu itu lantaran kurangnya ibadah.
“Kok gitu, Bang?”
Dek, kita ini kan makhluk. Semua apa yang ada di alam raya ini, baik yang asbtrak maupun kongkrit, seluruhnya dibawah kendali Allah, tho ? termasuk perasaan dan hati, Allah yang kendalikan. Nah, pertanyaannya sekarang, apakah kita memberi ruang untuk Allah dalam hati dan perasaan kita ? kalau tidak maka jangan heran masalah demi masalah akan selalu menang dan berhasil menjajah hati dan perasaanmu.
Imam Hasan al-Bashri berkata “Diantara tanda berpalingnya Allah SWT dari seorang hamba adalah Allah SWT menjadikan kesibukannya pada hal-hal yang tidak bermanfaat”
Wes, sekarang coba introgasi diri. Selama ini, dalam 24 jam sehari semalam yang Allah jatahi buat kita, apa kesibukan kita lebih banyak yang bermanfaat atau malah hanya menghabis-habiskan waktu ? panjenengan sendiri yang tahu jawabannya.
2.      Tertimpa musibah
Ini galau yang wajar bin normal. Karena salah satu cabang emosi manusia adalah rasa sedih. Sedih saat tertimpa musibah, entah itu sakit, kebakaran, dan yang lainnya adalah hal lumrah. Akan tetapi kita juga harus ingat, nggak ada kejadian sekecil apapun yang menimpa kita tanpa kehendak dan izin Allah SWT. Hatta daun yang jatuh dari dahan pun sudah mendapat kehendak dan izin-Nya. Maka, tips dalam menghadapi kegalauan akibat musibah Cuma satu ; sabar. Fasobrun jamiil.
3.      Kurang Teman
Masalah adalah bumbu kehidupan, entah masalah besar-kecil, pelik-ringan. Masalah pasti ada. Ibarat hidung dan upil. Nah, Allah sendiri, melalui kitab suci dan wejangan baginda nabi sejak jauh-jauh hari mengingatkan manusia bahwa antara satu individu dengan individu lain seyogyanya bersaudara. Ndak bisa hidup seorang diri. Saling membutuhkan. Pun dalam menghadapi masalah dan rasa galau. Kita butuh teman untuk berbagi bahkan untuk meminta pertimbangan mencari jalan keluar. Kalau punya temen sedikit, bahkan bisa jadi ndak punya temen, bisa dipastikan tuh masalahnya dipendem sendiri, ditahan, dan ditelan seorang diri, akhirnya bunuh diri. Ih, serem kan ? oleh karena itu, yuk perbanyak teman. Banyak masalah tapi banyak teman insya Allah lebih mudah diselesaikan, tinggal transfer aja masalahnya ke mereka. Wkwk, nggak ding, becanda.
4.      Tayangan TV
Siapa disini yang suka nonton TV plus rajin galau ? ngacung !!! sorry to say nih ya. Saya ndak heran kalau orang yang rajin nonton TV lebih rentan galau.
“Kok begitu?”
Coba deh perhatiin konten acara-acara TV kita! Ada ndak yang mendidik ? boro-boro mendidik, isinya Cuma sinetron, berita korupsi wa akhowatuha, cerita cinta, KDRT, anak yang tertukar, tukang bubur naik haji yang isinya jauh dari judul, belum lagi anak jalanan yang sama sekali ndak mecing dengan alur cerita. Dan tahukah Kalian ? tontonan TV mempengaruhi mental yang menyaksikan. Makanya jangan heran kalau anak SD udah mahir pacaran, wong mereka sudah punya role model kok di TV. Pokoknya jangan baper kalau nonton TV, itu aja pesen saya. kalau bisa kurangi deh waktu buat nonton TV! Dari pada nonton TV lebih baik ngaji ( beeuuhh, bijak sekali ya saran saya, wkwk )

5.      Karena Jomblo
Banyak generasi muda yang galau lantaran jomblo. Baik pria maupun wanita. Biasanya mereka akan meluapkan kegalauan melalui medsos-medsos yang ada. Bikin status bilang Hpnya sepi lah, atau yang nge-SMS Cuma operator. Kalau di BBM biasanya mereka nge-Ping lewat BC sembari minta diajakin chating. Orang yang galau lantaran jomblo bisa dipastikan belum mampu mensyukuri kejombloannya dan masih memandang orang pacaran atau yang punya pasangan itu bahagia. Padahal nggak gitu juga kan. Banyak kok yang pacaran tapi tiap hari sakit hati mulu. Saran saya untuk galawers jenis ini, istigfar banyak-banyak saja. Haha. Sampai kalian menemukan hikmah dan faidah jomblo itu seperti apa. Buat apa iri sama orang yang menyibukkan diri dengan hal yang ndak berguna, iya to ?


Demikian, 5 penyebab kegalauan yang saya nukil dari bukunya mas Ahfa Waid. Semoga bermanfaat ya, aammiin. Wes, ta abisin kopi dulu ya. Baru melanjutkan belajar dan ngerjain tugas. Tetap semangat. Semoga Allah memberkahi.
Isykarima... Hiduplah dengan mulia!!

Jogjakarta, 19 Mei 2016
21:04 WIB

King Izzu

Komentar

Postingan Populer