Ini Tentang Mereka, NAJIB MAHFUDZ

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillah, sekarang jemari kurusku bisa menulis lagi setelah beberapa hari tidak bisa menulis sebagaimana biasa. Bukan malas ataupun nggak ada inspirasi. Inspirasi, jujur saja, ada begitu banyak. Tapi inspirasi tersebut belum sempat saya kembangkan karena disibukkan oleh aktifitas-aktifitas kampus. Baik aktifitas akademik maupun non akademik. Tugas-tugas dari para dosen terus mengalir bagai air terjun Sendang Gile di Lombok Utara. Namun ada satu aktifitas non akademik yang juga menyita waktu yakni acara La Tansa 2015.
Kalau kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia La Tansa berarti jangan lupakan ! sighohnya adalah naahi  ( baca : larangan, bahasa arab ). Akan tetapi pada hakikatnya La Tansa merupakan akronim dari “Latihan Kemandirian Mahasiswa Baru Sastra Asia Barat”. Lebih sederhana lagi, La Tansa merupakan ajang untuk lebih mengakrabkan diri antar sesama mahasiswa baru, dan juga antara mahasiswa baru dengan seluruh kating ( kakak tingkat ).
Acara ini berlangsung hanya 24 jam, akan tetapi persiapan yang kami lakukan lebih dari sebulan lamanya. Ada banyak tugas yang diberikan kepada kami, seperti membuat yel-yel dan jargon, bagan kepengurusan IMABA ( Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat ), Profil seluruh anggota kelompok dan LO ( penanggung jawab masing-masing kelompok ), membuat bendera kebanggaan, dan lain-lain.
Nasib berkata saya masuk dalam kelompok Najib Mahfudz. Kelompok ini memiliki LO bernama mbak Laili Fadliyah, angkatan 2014. Meskipun kakak tingkat tetapi mbak Laily lebih muda dari saya lo, beliau kelahiran tahun 1997, sedangkan saya 1996. Makanya saya lebih nyaman manggil “mbak” ke beliau daripada kakak, karena saya sadar saya lebih dewasa ( baca : tua ).
Baiklah, dalam tulisan kali ini saya ingin menceritakan dengan singkat kawan-kawan saya di kelompok Najib Mahfudz. Kami berasal dari berbagai daerah di Indonesia, karena matahari terbit dari ujung timur maka saya akan mulai dari ujung timur Indonesia, kebetulan sayalah yang paling timur diantara mereka semua. Tidak perlu panjang lebar lagi, mari kita simak bersama check it out !!
Pertama, saya, Muhammad Izzuddin. Di kelompok ini saya yang paling ganteng, soalnya yang lain cantik-cantik dan nggak ada yang ganteng. Yups, saya memang seorang diri lelaki di kelompok ini. jangan heran kenapa ini bisa terjadi. Dari total 53 mahasiswa sastra asia barat angkatan 2015 hanya 16 orang lelaki, sisanya cewek semua. Ini memang angkatan akhir zaman. Karena seorang diri lelaki maka saya pun diamanahkan sebagai ketua kelompok. Saya tidak bisa mengelak, karena memang tugas lelaki adalah memimpin kaum hawa.
Kedua, ada Ifa, gadis asal Bojonegoro Jawa Timur ini sebenarnya memiliki nama lengkap Fadila Rahmawati. Entah darimana ia mendapat panggilan “ ifa ”. Mungkin disaat bertemu dengan orang lain, Ifa membawa kegirangan dan kebahagiaan untuk orang yang ia jumpai sehingga orang itu akan berteriak dengan penuh kehebohan “ iiii fadila ” , karena terlalu panjang akhirnya mereka sepakat memanggilnya “ iii faa ”. itulah asal muasal panggilan “ ifa ” untuk kawan saya ini. Sebenarnya ini hanya hipotesa saya saja. Tingkat kebenarannya sekitar 0,25%. Jadi, ya sudahlah, lanjut saja. Bingung mau nulis apalagi :D.
Ifa orangnya enerjik, penuh dengan kreasi dan ide-ide cemerlang. Jargon dan yel-yel kelompok kami adalah buktinya. Dia lah aktor utama yel-yel Najib Mahfudz dalam acara La Tansa, tentunya dengan penambahan lirik, koreografi, dan lainnya menjadi sumbangsih dari seluruh anggota kelompok. Ifa ini tamatan Madrasah Aliyah, tak heran dia pandai berbahasa arab, bahkan dia juga menguasai dasar-dasar ilmu balagoh. Saya sendiri selama di pondok belum pernah diajarkan ilmu itu. Semoga pondok saya di Lombok bisa terus berinovasi agar mampu bersaing dengan pondok-pondok lain. Saya berharap pondok bisa mengajarkan Balagoh untuk mendampingi nahwu dan shorof.
Selanjutnya, Putri, gadis alumni Pondok Pesantren Darussalam atau lebih famous dengan sebutan Gontor ini berasal dari Semarang. Akrab disapa PeDe, konon kata dia nama putri itu sudah terlalu mainstream, maka dari itu namanya pun bermetamorfosa dari Putri menjadi Pede. Ia mondok sudah bertahun-tahun. Tak heran, menurut penuturan dari dia langsung, sudah 8 kali idul adha ia tak bisa berlebaran dengan keluarganya. Sungguh rindu sudah menggunung dalam hatinya. Bahkan karena persiapan acara la tansa lah ia rela membatalkan rencana lebaran bersama keluarganya di Semarang.
Masalah keprofesionalan, loyalitas, tanggung jawab, dan kreatifitas, saya mengaku kalah olehnya. Bahkan dalam kondisi fisik yang lemah dan sakit tidak menjadi alasannya untuk menunda pekerjaan yang harus ia selesaikan.  Secara tidak langsung saya banyak belajar dari dia bagaimana bekerja dalam sebuah tim. Naskah Kabaret yang kami pentaskan dalam malam La Tansa adalah sumbangsihnya bagi Najib Mahfud. Meski akhirnya ia tak bisa ikut bersama kami karena disaat yang bersamaan ia harus kemah pramuka di Kulon Progo. ( lebih detailnya lagi akan saya sajikan ditulisan selanjutnya )
Next, Ilda, gadis ini konon hobynya nomaden ( tinggal berpindah-pindah ) kadang tinggal di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Kaliurang :D. Bahkan konon ia pernah tinggal beberapa bulan di Lombok, tepatnya di Mataram. Tidak banyak yang bisa saya deskripsikan tentang Ilda karena ia kerap jatuh sakit. Beberapa kali ia ketinggalan mata kuliah karena tidak ngampus. Dalam acara La Tansa pun ia tidak bisa ikut, nggak diizinkan oleh sang kakak katanya. Tapi Alhamdulillah Saat ini ia sudah mulai sehat lagi.
Kemudian ada Hanifa dari Padang. Gadis ini kuliah di UGM berkat beasiswa Etos dari dompet dhuafa. Saya teringat dulu pernah berniat ikut beasiswa jenis ini tapi malah nggak jadi. Ia cenderung pendiam namun mampu bekerja dalam tim. Orangnya rajin dan juga memiliki semangat tinggi.
Kalau dalam Najib Mahfud saya yang berasal dari bagian paling timur, sosok yang berasal dari bagian paling barat adalah Isma, Ismanita Erfath nama Linenya. Monggo yang mau add bisa di add aja :D. Dialah sosok yang paling kreatif dan imajinatif diantara kami. Desain Co-Card, Bendera, Struktur Imaba, dan Profile kami percayakan kepada dia. Tentunya dengan usulan, masukan, dan tambahan ide dari kami semua.
Isma berasal dari Aceh. Tepatnya lagi Aceh Tengah. Sukunya adalah Suku Gayo. Saya teringat dengan seorang sahabat yang berasal dari Aceh Tengah dan Suku Gayo juga, Widya, kini ia kuliah di UIN Syahid Jakarta. Kalau Han kuliah di UGM berkat beasiswa Etos, Isma lebih keren lagi. Ia mampu kuliah di UGM dengan beasiswa bidik misi dari pemerintah. Ah, saya jadi ingat, ketika lulus di UIN Malang beberapa bulan lalu saya berkesempatan mendapat beasiswa bidik misi juga, namun takdir telah membawa saya kuliah di UGM untuk saat ini. saya kagum pada kawan-kawan yang mendapat beasiswa. insyaAllah di semester pertengahan ataupun ketika S2 nanti saya berusaha bisa mendapatkan beasiswa. Bila perlu keluar negeri. Aaammiinnn.
Saya dan Isma punya beberapa kesamaan. Kami sama-sama ingin kuliah di UIN Malang namun terdampar di UGM. Kami juga sama-sama suka menulis. Dia juga punya blog, tapi saya akui, desain blognya lebih bagus daripada blog saya. Maklum sense of art saya nggak terlalu menonjol. Beda dengan Isma. Gadis asal Aceh ini juga hoby Fotografi, selain fotografi ia juga hoby foto selfie. Paling tidak ini yang saya amati ketika acara la tansa, dan sebenarnya, saya juga suka selfie sih. Kecanggihan teknologi telah membuat orang-orang gemar Selfie, jangankan kami orang biasa, pimpinan MPR, Gubernur, bahkan Presiden pun pernah selfie. Selfie adalah bentuk kesyukuran akan kecanggihan teknologi ^_^.
 ( Saya, Isma, dan Ifa )

waktu lagi ngerjain tugas, Isma, Ifa, Pede alias Putri, Saya , dan Ilda

ini co-card kami

dan ini bendera kebanggan kami, Najib Mahfudz

Ini baru sekilas tentang mereka saja. Najib Mahfudz. Saya bersyukur bisa akrab dengan mereka. Dari merekalah saya banyak belajar berbagai hal yang tidak saya dapatkan sebelumnya. Saya mengerti akan tanggung jawab, saya memahami arti penting sebuah kebersamaan, dan saya juga menyadari, kami memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan jika bersama, kami akan saling melengkapi. Itulah yang saya dapatkan dari gadis-gadis manis nan enerjik ini.
Apresiasi tertinggi saya berikan kepada Ifa, Putri, dan Isma. Karena kita berempatlah yang lebih banyak aktif dalam kesuksesan Najib Mahfudz menghadapi La Tansa. Tentunya dengan tanpa menafikan peran Ilda dan Hanifa. Kami maklumi mungkin mereka memiliki berbagai aktiftas dan halangan yang menyebabkan mereka tidak dapat meluangkan waktu yang banyak buat kami. Terima kasih juga untuk mbak Laili Fadliyah, LO kami yang paling cantik dan the best. Terima kasih Najib Mahfudz. Ingat selalu jargon kita
Najib Mahfudz !!!! Hamaasah !!!! Mumtazah !!!! wa Faaaizaaahhh !!!
Najib Mahfudz, La tansa, i love u all.... never forget


Yogyakarta, 05-10-2015
17:08 WIB


{ M I }

ini profil kami

Hanifa, mbak Laily, Isma, Saya, dan Ifa


Komentar

  1. wiih.. prok prok prok.. !!
    keren iz.. describe nya detail banget, (y)
    keep writting ya.. :D

    BalasHapus
  2. Kalian yg menginspirasiku menggoreskan ini, bersyukur bergabung dan bekerja bersama kalian dalam NAJIB MAHFUDZ 😊

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer