Awali Dengan Kebaikan

سنة جديدة يا أصدقائ الاحباء
Selamat tahun baru 1437 H. Semoga tahun ini bertambah berkah. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya dalam perjuangan. Semoga kesalahan dan kelalaian di tahun lalu bisa menjadi pelajaran agar tidak terulang lagi di tahun ini. aamiinn ya robbal ‘alamin.
Terlepas dari pro kontra perlu tidaknya satu muharram dirayakan. Entah bid’ah atau bukan. Yang pasti, sejarah telah menceritakan bahwa satu muharram terinspirasi dari perjalanan penuh perjuangan baginda rasul dengan pengikut beliau melewati gurun pasir yang panas dan tandus untuk berhijrah dari Mekkah ke Madinah.
Awal tahun 1436 H yang lalu saya lalui di panggung putih Aula YPH PP Darunnahdlatain NW Pancor. Bersyukur rasanya pernah menjadi bagian dari Pondok Pesantren terbesar di NTB itu meskipun hanya satu tahun. Sedangkan awal tahun ini, alhamdulillah saya telah berhijrah dari Lombok ke Jogja. Meskipun tidak berjalan kaki layaknya rasul, tidak melalui padang pasir yang tandus, tidak pula harus bersembunyi lantaran dikejar-kejar kafir Quraisy. Semoga hijrah yang saya lakukan termasuk dalam kategori jihad fi sabilillah. Bukankah orang yang menuntut ilmu pada hakikatnya sedang berjihad juga to ?
Alhamdulillah, berkat kesehatan dan izin-Nya saya berkesempatan membaca doa akhir tahun di penghujung Dzulhijjah 1436 H. Bakda magrib, selepas membaca surat yasin 3 kali doa awal tahun pun terlantunkan dengan pengharapan semoga diri ini menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya. Juga tak lupa doa kebaikan demi kebaikan untuk seluruh keluarga, guru-guru, dan seluruh umat islam.
Tahun baru Islam 1437 H jatuh pada hari rabu. Kampus pun libur, tidak libur pun sebenarnya saya juga nggak perlu ngampus karena hari rabu nggak ada mata kuliah. Namun siang itu kami memiliki agenda rapat pleno panitia Arabian Night. Sebuah acara yang akan diadakan oleh mahasiswa sastra arab UGM. Saya tertarik bergabung dalam kepanitian karena ingin belajar bagaimana bekerja dengan profesional dalam sebuah tim.
Jujur, semasa di pondok saya diamanahi sebagai ketua ISPPH, sejenis OSIS dalam lingkungan pondok. Sangat disayangkan diawal regenerasi kepemimpinan organisasi tertinggi di pondok ini tidak diisi dengan pelatihan kepemimpinan. Walhasil, saya dan teman-teman menjalankan organisasi ini dengan tidak terlalu profesional. Utamanya tatkala hendak mengadakan kegiatan-kegiatan. bisa dibilang hampir semua divisi acara saya yang handel, padahal kan tugas ketua hanya mengkoordinir dan masing-masing divisi lah yang bekerja. Saya tidak menyalahkan kawan-kawan, ini murni kekeliruan dan ketidak tahuan saya dalam berorganisasi. Meskipun begitu, tetap ada hikmah dan manfaat yang saya rasakan pernah bekerja sama dengan kalian dalam organisasi.
Saat tengah rapat dengan agenda penyampaian laporan dari masing-masing ketua divisi, HP samsung putih saya berdering. Ada telpon masuk. Sontak semua perhatian tertuju ke saya. diantara kawan-kawan ada yang tersenyum mendengar nada dering Hp yang lumayan kencang. Segera saya angkat telpon itu dan menjauh beberapa meter dari lokasi rapat.
Siang itu, menggunakan nomor bapak, adik saya, Aliya menelpon. Ia bercerita bahwa keluarga besar tengah berlibur bersama. Aliya juga dengan gembira memberitahu saya bahwa mereka saat itu sedang makan besar di sebuah lesehan. Ya, aliya memang paling senang kalau diajak makan di lesehan. Dan tentunya, telpon dari Aliya siang itu membuat saya sedikit iri. Iri dalam artian positif, ingin berkumpul bersama keluarga dan berlibur bersama. Makan bersama, berfoto bersama, dan juga saya rindu ingin membantu orang tua mengiris pisang lalu di jemur, ataupun mengemas pisang sale yang siap untuk dipasarkan. Lidah saya juga terasa rindu ingin mencicipi pisang sale yang konon sekarang makin gurih dan enak serta dodol pisang yang belum lama ini juga kami produksi.
Memang kami jarang berlibur bersama. Bukan karena tidak ada waktu, tapi lebih kepada keterbatasan akomodasi kala itu. Keluarga besar saya ada 6 orang, motor di rumah hanya ada 2 unit. Tentu tidak cukup untuk kami semua apalagi adik-adik saya sudah semakin gede. Namun kini, satu unit APV Luxury nampaknya cukup dan longgar untuk keluarga pergi berlibur. Sedangkan saya disni ? ah tidak apa-apa. Belajar dulu, kuliah dulu, nanti akan ada waktu untuk berlibur kok. Saya mencoba menghibur diri. Kini memang waktu untuk belajar, bukan bersenang-senang. Senandung nyanyian bang Haji Rhoma Irama yang tempo hari mendirikan partai idaman pun berdendang dalam panggung sanubari “ sakit-sakit dahulu, susah susah dahulu, baru kemudiaaaaaannnn,,, berbahagia ”.
Teringat akan sebuah pepatah arab بدايتك نهايتك  “ bagaimana awalmu, begitu pula akhirmu ”. untuk itulah, awal tahun 1437 H ini saya coba awali dengan perkara-perkara yang baik. Amalan sunnah yang bisa saya kerjakan pun saya kerjakan. Saya masih terus berproses menjadi pribadi yang baik. Nasihat dari TGH. Salimul Jihad terngiang dalam ruang memory “ menjadi orang baik itu memang sulit dan butuh waktu lama, namun harus disegerakan ”. bismillahi tawakkalna ‘alaAllah walaa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyil ‘azim.
Sekarang adalah waktu untuk berusaha. Berusaha sebaik mungkin. Karena hasil tidak akan mengkhianati usaha. Sungguh Allah melihat seberapa besar usaha kita. Bimbing kami terus ya rabb dalam jalan kebaikan-Mu. Aamiinn.
Kullu ‘aamin wa antum bikhair


Yogyakarta, 15-10-2015
06:47 WIB

Salam ta’zhim

{ M I }

Komentar

Postingan Populer