Pemuda Untuk Pembangunan Yang Berkelanjutan
Kali ini
saya akan membahas tentang pemuda. Tulisan ini terinspirasi dari seminar yang
bertajuk “ optimalisasi peran pemuda dalam pembangunan Indonesia yang
berkelanjutan ”. seminar ini diprakarsai oleh HMP-UGM ( Himpunan Mahasiswa
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan DIY
dan KOMPAS.
Berbicara
tentang pemuda tidak akan ada habisnya. Baik negara maupun agama sama-sama
mengakui urgensi pemuda dalam kehidupan. Masih ingat kan pernyataan bung Karno
yang fenomenal itu ? “ berikan aku 10 pemuda maka akan aku goncangkan dunia ”.
imam Syafi’i pun pernah berujar شبّان اليوم رجال الغد “ pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan
”.
Sejarah
pun telah membuktikan tidak sedikit pemuda yang berhasil dengan usahanya. Dalam
sejarah Islam kita mengetahui begitu banyak panglima muda andalan nabi yang
sukses mengalahkan dan menaklukan musuh-musuh islam. Pejuang-pejuang Indonesia
pun berjuang dalam usia muda untuk merebut kemerdekaan. Maka tidak dapat
dipungkiri lagi urgensi peran pemuda dalam keberlangsungan kehidupan suatu
bangsa.
Dalam
sambutannya, perwakilan gubernur DIY, kepala dinas pendidikan tinggi DIY
mengatakan bahwa kemandirian sebuah bangsa harus meliputi 4 aspek : emosi,
ekonomi, intelektual, dan sosial. Kemandirian merupakan sebuah hasil dari
proses yang diusahakan. Oleh karena itu kemandirian didapatkan secara
kumulatif. Kita akan terus belajar, tatkala mendapatkan sebuah kesalahan kita
akan belajar darinya dan terus belajar, begitu seterusnya sampai pola terbaik
dapat ditemukan. Beliau juga berstatmen “ lemahnya kemandirian pemuda akan berdampak
pada lemahnya kemandirian bangsa ”. lalu diujung sambutan beliau menegaskan “
kembangkanlah potensi yang anda miliki menjadi kekuatan! ”.
Setiap
orang diberi potensi oleh tuhan. Ada yang berpotensi di dunia olahraga, tarik
suara, menari, wirausaha, public speaking, menulis, dan lain-lain. Potensi
tersebut bisa jadi mengalami dua hal, stagnan atau berkembang. Apabila potensi
yang diberikan tuhan kita terima apa adanya, tanpa mengembangkan dan
mengasahnya maka potensi tersebut akan stagnan, melempem, statis, jalan di
tempat. Namun jika potensi itu terasah dengan sungguh-sungguh dan ikhlas,
biarkan Allah yang akan mengubah potensi menjadi kekuatan untuk kita. Yakinlah,
Allah maha adil dan tahu seberapa besar usaha kita.
Sesi
pertama seminar diisi oleh Ir. Siti Syamsiah Ph.D. dosen tehnik kimia UGM yang
telah melanglang buana ke berbagai penjuru dunia. Bahkan ia mendapat gelar Ph.D
( gelar S3 ) tanpa S2 terlebih dahulu. Canggih kan ? tubuh beliau begitu
mungil, dibalut jilbab dan busana muslimah serta kacamata bulat, kulit beliau
yang keriput tidak mengurangi pesona kecerdasan intelektual yang tergambar dari
gaya bicara beliau.
Suistainable
development alias pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan yang tidak hanya
memikirkan akan membangun semegah dan sehebat apa sebuah peradaban akan tetapi
juga memikirkan dampak-dampak yang diakibatkan dari pembangunan itu sendiri.
Awalnya istilah ini tidak pernah ada, sampai pada tahun 1962, sebuah novel
bertajuk “ the silent spring ” menghentakkan dunia. Kalau diterjemahkan the
silent spring artinya musim semi yang sepi. Novel ini lahir di tanah Erpoa
Diantara 4
musim yang membalut daratan eropa musim semilah yang menjadi favorit kebanyakan
orang. Karena dimusim semi ini semua keindahan bersatu padu, orang-orang akan
banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk bersantai dan menikmati keindahan
musim semi. Konon Yang paling disenangi oleh masyarakat ialah burung-burung
yang beterbangan dengan jumlah yang begitu banyak. Sebuah pemandangan dan
suasana yang menjadi primadona bagi seluruh orang Eropa.
Sampai
pada suatu musim semi, burung-burung itu hilang. Satu pun tak muncul. Suara
kicauan mereka sunyi senyap dan memberikan kesedihan serta kebingungan bagi
orang-orang. Musim semi menjadi sepi tanpa burung-burung itu. Kemana kah
burung-burung itu pergi ? para ilmuwan pun meneliti dan menemukan penyebabnya.
Sungguh tragis, burung-burung itu mati. Bukan mati karena diburu manusia. Sama
sekali tidak! menurut para ahli burung-burung itu mati karena meminum air yang
telah tercemar oleh limbah pabrik-pabrik industri. Ekosistem mereka rusak.
Disitulah masyarakat Eropa menyadari pembangunan yang mereka lakukan telah
mengabaikan aspek lingkungan. Burung-burung pun jadi korban.
Sejak saat
itulah pembangunan berkelanjutan alias suistainable development menjadi solusi.
Di Indonesia pun hal tersebut sudah dilakukan namun tidak berjalan maksimal.
Kebiasaan buruk Indonesia ialah ganti presiden ganti kebijakan, ganti mentri
ganti program. Ganti pemerintah berganti pula program-program kerja. Inilah
yang membedakan Indonesia dengan negara-negara maju menurut Ir. Siti.
Di negara
maju, menurut pengalaman beliau, segala sesuatu diputuskan berdasarkan riset,
bukan spekulatif belaka. Bahkan untuk hal-hal yang sederhana. Tempat sampah
hendak diletakkan dimana, layar dalam kelas diletakkan di sisi kiri, kanan atau
tengah, posisi meja dan kursi siswa, semuanya ditentukan berdasarkan riset
sehingga hasilnya pun optimal. Jika terjadi perubahan kebijakan pun pasti
dilandasi dengan riset yang mendalam terlebih dahulu. Untuk hal sederhana saja
mereka melakukan riset apalagi untuk skala yang lebih besar seperti pendidikan
dan ekonomi ?
Sedangkan
di Indonesia lebih banyak bersifat spekulatif belaka tanpa riset terlebih
dahulu. Contoh sederhana, tempat sampah, kadang kita menemukan tempat sampah di
letakkan di sebuah lokasi yang jarang dilalui orang, hanya karena ada lahan
kosong maka tempat sampah pun diletakkan di sana. Wal hasil ? di tempat ramai
tempat sampah sangat kurang sehingga mengakibatkan masyarakat tak punya pilihan
lain selain membuang sampah semaunya.
Setelah
mendengar pemaparan Ir. Siti saya merenung sejenak. Dulu saya sempat menggerutu
sendiri kenapa Indonesia mencontoh Amerika, Singapura, Jepang, dan
negara-negara non muslim ? padahal kan Indonesia mayoritas muslim, harusnya
lebih tepat jika mencontoh negara-negara muslim juga to, misalnya Mesir, Arab
Saudi, atau Maroko. Jawaban dari kegelisahan saya itupun terpatahkan oleh
pemaparan Ir. Siti. Indonesia memang harus belajar dari negara maju karena
mereka melakukan suatu kebijakan didasari oleh riset yang mendalam. Sayangnya
Indonesia masih sering menjiplak tanpa memikirkan bahwa kondisi geografis,
sosial, dan budaya Indonesia dengan negara-negara maju itu berbeda. sehingga
menurut hemat saya Indonesia harus memperbanyak lagi riset-riset untuk menjadi
pijakan dalam merencanakan program pembangunan ke depannya. Bukan program
negara maju yang kita jiplak akan tetapi metode mereka dalam mencanangkan
program yang lebih penting untuk ditiru.
Selanjutnya
Ir. Siti menyinggung tentang motivasi. Motivasi adalah sesuatu yang abstrak.
Bisa dikatakan sebagai motif yang mendasari seseorang melakukan suatu usaha
atau perbuatan. Tolong camkan baik-baik, sahabat, “ Motivasi mempengaruhi hasil
yang didapatkan” . seseorang yang melintasi lampu merah akan diam sampai lampu
hijau menyala. Motivasi mereka tentu bermacam-macam. Pertama, ada yang memiliki
motivasi karena ada polisi yang menjaga, so, ketika nggak ada polisi apa yang
terjadi ? mereka akan menerobos lampu merah tanpa rasa bersalah.
Namun ada
pula yang memiliki motivasi bahwa lampu merah hanya sekedar aturan yang harus
ditaati. Ya, paling tidak ini lebih baik dari tipe yang pertama. Sedangkan ada
pula yang motivasinya lampu merah merupakan aturan untuk keselamatan
berkendara. Sehingga ia akan mematuhi isyarat lampu lalu lintas dan tidak akan
ngebut ketika lampu sudah kuning guna menghindari lampu merah, serta tidak
tergesa-gesa ketika lampu hijau menyala. Yang manakah motivasi anda ?
Begitupun
dengan kuliah, belajar, berbisnis, berusaha yang lain. Motivasi mempengaruhi
hasil. Jadi, mari perbaiki motivasi kita masing-masing. Bahasa agamanya,
perbaiki niat. Saya sebagai mahasiswa akan memperbaiki niat, andai sebagai
pelajar, bisnisman, pekerja , atau apapun, mari perbaiki niat, luruskan
motivasi kita dalam berusaha sehingga hasil yang kita dapatkan pun berkualitas
dan memiliki arti berlebih. Motivasi yang baik akan membuahkan hasil yang baik,
begitu juga sebaliknya.
Dosen tehnik
kimia ini kemudian memaparkan pemuda terbagi menjadi dua karakter. Pertama,
pemuda yang nyaman. Ia nyaman dengan apa yang ia miliki. Tidak ada rasa
khawatir bahkan tingkat kepedulian sosialnya sangat rendah. Kedua, pemuda yang
berjuang. Pemuda tipe ini suka tantangan. Ia akan menghadapi segala tantangan
di depan mata, berbeda dengan tipe pertama yang cenderung menghindari
tantangan. Tipe ini selalu identik dengan perjuangan. Ia tak mau menjadi pemuda
yang apa adanya atau biasa-biasa saja. Ia selalu termotivasi untuk bisa menjadi
diatas rata-rata orang lain. Pemuda seperti inilah yang dibutuhkan oleh bangsa
Indonesia. semoga saya dan anda termasuk pemuda yang berjuang dan tidak berada
dalam zona nyaman.
Di ujung
presentasinya, Ir Siti Syamsiah mengajukan pertanyaan kepada pemuda “ where are
you ? ” what can you do ? ” artinya “ pemuda, dimana kamu ? ” “ apa yang bisa
kau perbuat ? ”. jika pertanyaan ini dijawab hanya dengan kata-kata tentu kita
bisa menjawab “ i’m here, i can do anything ” aku disini, aku bisa mengerjakan
apa saja. Namun jika fakta yang berbicara nampaknya sebuah ironi akan muncul ke
permukaan. Pemuda banyak yang menghabiskan waktunya dengan sia-sia. Membuang tenaga
dan energi untuk berkelahi. Mengorbankan kesehatan untuk rokok, minuman keras,
dan narkoba yang konon memberikan ketenangan. Mereka lebih banyak di tempat
tongkrongan daripada di perpustakan. Kuantitas orang yang menyaksikan konser
dengan yang melakukan bakti sosial sangat jauh perbandingannya. Wahai sahabat-sahabatku
para pemuda, kembalilah ke jati diri kita ! berjuanglah jangan berdiam dalam
zona nyaman ! berjuang !
Presentasi
selanjutnya disampaikan oleh dr. Gamal albinsaid. Beliau datang sedikit
terlambat karena pesawat beliau dari Surabaya baru saja landing. Wow, dari malang ke Jogja Cuma untuk
presentasi dan motivasi. Beliau asal Malang, lulus dari fakultas kedokteran
Universitas Brawijaya Malang. Usianya sekarang 26 tahun, cukup muda. Kulitnya putih,
wajahnya khas ala-ala arab, hidung yang mancung, rambut sedikit ikal, dan
tentunya brewok yang tidak terlalu lebat menambah kegantengan dokter muda yang
satu ini.
Beliau adalah
pendiri Indonesia Medika. Sebuah perusahaan kesehatan yang aktif di dunia
sosial. Mekanismenya sangat sederhana, orang sakit cukup datang ke klinik
Indonesia Medika dengan membawa sampah, sekali lagi hanya sampah senilai 10
ribu, cukup dengan itu mereka akan mendapat pelayanan kesehatan gratis sampai
ke obat-obatnya. Program ini sudah berjalan sekitar 4 tahun.
Diawal perjuangan
tentu banyak tantangan dan hambatan. Tantangan dan hambatan itu oleh dokter
gamal dan kawan-kawannya justru dijadikan ajang untuk belajar agar menjadi
lebih baik. Hasilnya ? puluhan penghargaan sudah diraihnya. Puluhan perusahaan
besar berebut untuk menjadi patner kerja mereka. Dan berbagai negara telah
mengundang dokter gamal untuk mempresentasikan program Indonesia Medika ini.
yang paling membuat saya takjub ialah beliau telah diundang untuk presentasi di
Harvard University dan Cambridge University. Siapa yang tidak kenal dua
universitas tersohor dunia ini ? saya sendiri punya mimpi untuk kuliah di
Cambridge University, entah S2 atau S3. Amin.
Pangeran
Inggris, Perdana Mentri Amerika, Perdana Mentri Australia sangat mengapresiasi
program ini. mereka mengatakan program yang digagas oleh dokter gamal
menyelesaikan dua masalah dalam satu waktu. Yaitu masalah kesehatan dan masalah
kemiskinan. Memang dalam seminar kali ini beliau sengaja didatangkan sebagai
motivator dan inspirator karena di usia muda beliau telah berhasil melakukan
sesuatu yang luar biasa.
Setelah dokter
gamal menceritakan sedikit tentang perusahaannya ia pun mulai memberi sugesti
dan motivasi. Kerjakanlah apa yang kita sukai, dan kerjakan bidang apa yang
kita kuasai. Disini ada dua kata kunci, sukai dan kuasai. Semua orang tentu
memiliki bidang yang mereka kuasai dan sukai. Orang yang mengklaim tidak
memiliki keduanya berarti belum mengenal jati diri mereka bahkan lebih ekstrem
lagi saya mengatakan ia belum pandai bersyukur atas pemberian tuhan.
Lantas bagaimana
cara untuk menemukan bidang yang kita sukai dan kuasai itu ? kenali diri anda,
petakan diri anda, apa kelebihan, kekurangan, kekuatan, dan kemungkinan
hambatan yang akan anda temukan. Lalu coba eksekusi apa yang anda sukai
sesegera mungkin. Jangan ditunda. Ketika kita telah menikmati apa yang kita
kerjakan dan berhasil maka cintailah pekerjaan tersebut.
Seseorang yang
mencintai pekerjaannya bukan hanya sebatas kata-kata belaka. Dengan begitu
indah dokter gamal albinsaid berkata “ seorang tukang sapu yang mencintai
pekerjaannya maka ia akan menyapu laksana dewa bujana memetik gitar, laksana
jacky chan memainkan kung-fu, bagaikan angelina jolly berakting dalam film-filmnya,
sehingga seluruh alam dan malaikat akan berhenti sejenak untuk mendoakan sang
tukang sapu yang mencintai pekerjaannya itu ”. the power of love. Mencintai pekerjaan.
Jadi apapun pekerjaan anda sekarang cintailah dan lakukan dengan penuh cinta. Karena
Allah maha mencintai orang-orang yang mencinta dan akan memberikan cinta-Nya
untuk mereka.
Jika kita
mencintai apa yang kita kerjakan maka No excuse, tidak akan ada alasan. Namun saat
alasan masih bersemayam itu pertanda cinta kita belum sempurna. Astagfirullah ini
juga kritikan untuk diri saya pribadi. Melalui
goresan sederhana ini saya ingin mengajak kita semua untuk mulai mencintai apa
yang kita kerjakan. Jangan lihat rumput tetangga, lihatlah rumput yang Allah
berikan kepada kita. Rawat rumput itu, jaga dengan baik, bersihkan dari
kotoran-kotoran, jagalah rumput pemberian Allah dengan penuh cinta lalu
lihatlah, Allah yang akan menghijaukannya dengan penuh cinta.
Senada dengan
Ir Siti, dokter gamal juga menegaskan pentingnya motivasi dan orientasi dalam
hidup. Hidup jangan sekedar hidup, tapi hiduplah yang berarti. Dan hidup yang
berarti dimulai dari motivasi yang kuat dan orientasi yang jelas, tentu
semuanya terbalut dalam harmoni kebaikan yang tulus.
Di akhir
pemaparannya dokter gamal memberikan sebuah wejangan untuk kami “ tetaplah
menjadi pejalan dalam jalan-jalan kebaikan, karena pejalan dalam jalan kebaikan
seyogyanya tengah berjalan bersama Allah ” Allah tak pernah meninggalkanmu sama
sekali. Allah bersamamu jika kamu berjalan dalam kebaikan.
Adapun closing
statement dari Ir Siti Syamsiah Ph.D adalah “ tingkatkan kepedulian ”.
kepedulian sosial dan kepedulian intelektual. Sedangkan dokter gamal mengatakan
“ orang yang percaya diri bukanlah orang yang percaya pada kemampuannya
sendiri, namun percaya bahwa Allah bersamanya selama ia berusaha. Sehingga apa
yang ia dapatkan hanya akan membuatnya semakin tambah bersyukur dan beriman
pada Allah SWT ”.
Siapa yang
tidak kenal Albert Einstein ? ilmuwan, namanya diabadikan dalam Fisika. Banyak teori
telah ia lahirkan, tapi oleh Michael Hart, ia justru diletakkan di posisi ke 10
dalam 100 orang paling berpengaruh di dunia. Lantas siapa diurutan pertama ?
Nabi Muhammad SAW. Oleh dokter gamal hal ini menjadi statemen yang kuat bahwa
orang yang berusaha dan mengedepankan nilai-nilai spiritual dalam berusaha akan
lebih baik dan dahsyat hasilnya. Karena Allah bersama dia. Ketika kesusahan
bertemu dengan ketangguhan yang dibalut dengan ketulusan, maka Allah yang akan
membesarkannya. Percayalah!!
“ 4 at ”
dokter gamal nampaknya perlu untuk ditiru : ibadah taat, akhlak tepat, IP
empat, nikah cepat. Hehe. Kurang lebih begitulah yang saya dapatkan dari
seminar ini. meskipun minus kehadiran bapak Ridwan Kamil tapi saya sama sekali
tidak menyesal. Bertemu dengan orang-orang hebat, utamanya dokter gamal. Kalau di
Lombok dulu banyak motivasi yang saya ikuti lebih berorientasi pada
membangkitkan semangat yang tidur, merubah yang malas menjadi rajin. Namun disini
orientasinya selangkah lebih maju. Yakni bagaimana semangat dan motivasi
tersebut diarahkan agar lebih memberikan impact yang besar untuk
masyarakat pada umumnya. Wallahu a’lam.
Yogyakarta,
12-10-2015
06:18
WIB
{
M I }
Komentar
Posting Komentar