Menghayati Sebuah Proses


Selamat pagi dan selamat membaca !!!
Hari ini jadwal kuliah kosong. Sesuai dengan jadwal yang tercantum di KRS ( Kartu Rencana Studi ) hari senin, selasa, kamis, dan jum’at adalah jadwal perkuliahan, adapun rabu, sabtu, dan minggu kosong. Namun jangan kira 3 hari dalam seminggu yang kosong tersebut bisa kita nikmati dengan bersantai-santai ria. Anda salah besar ! di akhir perkuliahan setiap dosen pasti memberikan tugas, entah tugas individu maupun kelompok. Nah karena itulah kami diberikan 3 hari dalam seminggu untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Banyak juga mahasiswa yang menggunakan 3 hari tersebut untuk aktif dalam UKM ( Unit Kegiatan Mahasiswa ) atau organisasi kemahasiswaan yang lain. Adapun saya sampai saat ini belum menentukan bergabung ke UKM mana, di UGM UKMnya terlalu banyak. Seimbang sih dengan jumlah mahasiswa yang sampai puluhan ribu. Hehe.
Jujur saja sewaktu mengetik goresan ini saya belum mandi, hihi. Seusai membeli nasi bungkus untuk sarapan rencananya sih mau nyuci. Kebetulan pagi ini mamak menelpon dan mengingatkan saya untuk mencuci. Tapi sewaktu saya akan memasuki kamar mandi ada teman kos yang sedang mencuci di sana, akhirnya acara cuci mencuci pun harus ditunda. Nggak mungkin kan nyucinya duet, kamar mandinya kecil bro, nggak muat kalau nyuci berdua. Saya pun kembali ke kamar.
Sebuah buku bertajuk TRAGEDI RAJA MIDAS ; moralitas agama dan krisis modernisme, karangan Dr. Komarudin Hidayat saya baca sejenak. Alhamdulillah dibandingkan buku HERMENEUTIKA karangan ilmuwan barat yang tempo hari saya khatamkan, buku Dr. Komarudin ini lebih bisa saya pahami meskipun belum 100 %. Kendala yang saya hadapi dalam membaca buku-buku “ berat ” seperti ini adalah istilah-istilah intelektual yang belum 100 % saya mengerti.
Setelah membaca beberapa bab saya pun menutup buku dan meraih tab yang tadi saya cas. Sebenarnya hari ini saya punya janji dengan Dio dan Romi, rekan sesama mahasiswa sewaktu ospek dulu, rencananya kami akan bertemu di foodcourt tepat di belakang KOPGAMA ( Koperasi Gadjah Mada ) tapi mendadak Romi membatalkan rencana tersebut. setelah melihat beberapa pesan BBM dan update LINE saya pun memutuskan untuk searching internet. Iseng-iseng saya menulis dalam kotak yang disediakan google “ apa itu teologi ? ”
Beberapa detik kemudian muncullah ribuan laman yang berisi tentang teologi dan laman wikipedialah yang muncul pertama. Saya pun membuka wikipedia. Untung ada laman yang satu ini, kita bisa bertanya apa saja yang ingin kita tanyakan, kawan. Dari situ saya mengetahui bahwa teologi adalah sebuah ilmu yang membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan beragama. Kata teologi banyak saya temukan dalam beberapa buku “ berat ” milik paman yang sudah saya baca. Jurusan paman saya filsafat, makanya beliau memiliki banyak buku yang berkaitan dengan pemikiran-pemikiran dan bahasanya itu lo, kaya akan istilah-istilah keilmuwan. Ada juga buku-buku berbahasa inggris karangan ken wilber, ali syariati, dll. Ken wilber adalah ilmuwan barat yang mencetuskan teori segala sesuatu sedangkan ali syariati ialah salah seorang intelektual terkemuka islam.
Saya juga mencari definisi tentang ideologi, kosmos, sistem, dll. Alhamdulillah meskipun tidak semuanya saya pahami yang penting saya tahu gambaran umumnya saja lah sebagai langkah awal. Saya tertarik ketika membaca ulasan wikipedia tentang sistem. Disitu dijelaskan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai sebuah tujuan. Sebagai contoh sederhana, sepeda motor, dia merupakan sebuah sistem, adapun komponen-komponen yang membentuknya antara lain ban, mesin, body, bensin, dan tentunya pengemudi motor itu sendiri. Wikipedia juga menjelaskan elemen-elemen pembentuk sistem, seperti tujuan, input, proses, output, batas, mekanisme pengendalian, umpan balik, dan lingkungan.
Mata dan fikiran saya tertarik pada kata-kata “ proses ”. kata ini sangat sering saya ucapkan dan dengar dari orang lain. Orang tua dan guru begitu intens memberi nasihat “ yang penting kamu berproses, adapun hasilnya serahkan pada Allah!!! ”. begitupun ketika berbicara dengan kawan-kawan, kata proses sering kami lontarkan. Seorang kawan pernah bertanya pada kawan yang lain “ bro, gimana kamu sama nada, udah jadian belum ? ” kawan itu pun menjawab “ belum bro, masih proses ”.
Pembaca yang budiman !!! Apa sih proses itu ? sebagai permulaan kita harus sepakat proses merupakan kata kerja. Setiap kata kerja tentu menuntut aksi, eksekusi, dan hasil dari eksekusi tersebut. okey, ini kutipan definisi dan penjelasan singkat tentang proses versi wikipedia, mari kita diskusikan !


Sebuah pisang diproses menjadi pisang sale merupakan suatu upaya perubahan dari bentuk pisang biasa menjadi pisang sale. Disini kita dapat mengambil sebuah konklusi bahwa proses merupakan transformasi ( upaya perubahan ) dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Kembali ke contoh pisang diatas, pisang biasa dan pisang sale, lebih bernilai mana ? sorry to say ya para pembaca, kalau masalah pisang insyaAllah saya berpengalaman :D. Karena salah usaha keluarga di Lombok adalah camilan pisang sale. Satu sisir pisang emas harganya berkisar Rp. 1.500 – Rp 2.000. sedangkan pisang sale dengan berat 250 gram bisa kami jual antara Rp. 10.000 – Rp. 12.500. dari ilustrasi ini kembali kita dapat mengambil kesimpulan bahwa proses juga ditandai dengan peningkatan nilai atau dayaguna.
Benang merah dari goresan sederhana ini memang bertujuan untuk menghayati lebih dalam makna proses itu sendiri. Dalam proses ada upaya, perubahan ke arah yang lebih baik, dan hasil. Proses juga mengandung unsur waktu. Iya ! proses memang membutuhkan waktu karena tidak ada proses yang instan.
Saat ini saya tengah menjadi mahasiswa artinya saya berproses menjadi mahasiswa yang baik yang dibuktikan dengan upaya, perubahan, serta kesabaran. Jika proses dilakukan dengan baik insyaAllah hasilnya pun demikian. Seorang dokter di rumah sakit tengah berproses menyembuhkan pasiennya, jika proses yang dilakukan benar maka pasiennya pasti bisa sembuh, tentunya dengan izin Allah. Kembali ke tesis awal, kewajiban kita adalah berproses dengan baik, selanjutnya tawakkalkan pada Allah SWT. Intinya, siapapun yang menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik maka berproseslah. Allah pun berfirman bahwa Dia tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai kaum itu mau berproses untuk merubah nasibnya sendiri. Semoga bermanfaat !
Selamat siang
Salam !!

Yogyakarta, 02 september 2015

11:13 WIB
Muhammad Izzuddin

Komentar

Postingan Populer