Flashback PPSMB

PPSMB alias Pelatihan Pembelajaran Sukses bagi Mahasiswa Baru ( baca : ospek ) adalah serangkaian acara wajib bagi gamada 2015 ( baca : mahasiswa baru ). Berlangsung dari tanggal 18-23 Agustus 2015. Dengan rincian 18 – 19 Agustus PPSMB Palapa ( tingkat universitas ), 20-21 PPSMB Fakultas, 22-23 PPSMB Palapa dengan materi softskill.
Hari pertama, selasa 18 Agustus 2015
Pukul 06:00 WIB saya berangkat menuju kampus dengan shogun 125 R milik paman. Selama di Jogja tentu sayalah yang akan menggunakan motor ini. Di hari perdana ini saya mengenakan kemeja putih lengan panjang, celana kain hitam panjang, sepatu berwarna gelap, sebuah dasi, membaca caping yang sudah dicat kuning, dan tentunya almamater baru UGM. Ini adalah kali pertama saya menggunakan dasi kembali setelah terakhir kali memakai dasi ketika SD. Warna merah, tulisannya Tut Wuri Handayani.
Acara pembukaan PPSMB dilakukan dengan format upacara bertempat di lapangan Grha Sabha Pramana ( GSP ). Pemimpin upacaranya ketika itu adalah seorang wanita, samar-samar saya dengar namanya adalah baiq, saya bisa pastikan dia adalah orang Lombok. Baiq adalah gelar bangsawan untuk wanita dalam adat budaya Lombok.
Setelah ibu rektor membuka PPSMB kamipun mendapat orasi kebangsaan dari ketua KAGAMA ( Keluarga Alumni Gadjah Mada ) sekaligus gubernur Jawa Tengah, bapak Ganjar Pranowo SH. Bagi yang memiliki TV tentu wajah beliau sudah tidak asing lagi. Dalam orasinya beliau mengajak mahasiswa untuk berkreasi dan semangat dalam membangun bangsa. indonesia sedang sakit, kalau bukan kita yang menyembuhkannya lalu siapa lagi ? kurang lebih begitu. Saya tidak terlalu fokus mendengarkan karena berbincang dengan kawan-kawan yang lain. Hehe. ( tolong bagian yang ini jangan ditiru ).
Seusai acara, kami dibawa oleh co-fas ( baca : kakak senior ) ke tempat yang sudah ditentukan. Saya masuk dalam gugus Wreksodiningrat 04. Kami kebagian tempat di lantai 2 fakultas tehnik, tepatnya lagi tehnik arsitektur dan perencanaan pembangunan. Sewaktu masuk di dalam kelas saya sontak terkesima. Kelasnya adem coy, ACnya ada 4 unit, setiap kelas sudah disediakan proyektor, slide dan sebuah komputer yang sudah terkoneksi dengan proyektornya. Beda banget sama kelas saya waktu di pondok dulu, hehe.
Hari itu kami mengumpulkan tugas yang sudah diberikan via online. Alhamdulillah tugas-tugas saya bisa selesai meskipun harus bolak-balik kos, warnet, dan tempat nge-print kala itu. Belum banyak kawan yang saya kenal, kecuali Dio, yups, entah kenapa saya selalu bareng sama dia, di PPSMB Fakultas pun saya satu padukuhan ( regu ) dengannya. Sebenarnya dia sudah kuliah di jurusan HI ( Hubungan Internasional ) UMY ( Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ) tapi karena impiannya sejak dulu ingin masuk UGM, iapun tanggalkan seragam UMY dan masuk ke UGM. Kami sama-sama lulus lewat jalur SBMPTN.
Orientasi di UGM benar-benar mengenalkan apa dan bagaimana kehidupan kampus UGM. Kami semua dituntut aktif, alhamdulillah karena saya menikmati dan merasa nyaman tidak ada rasa canggung untuk ikut nimbrung bersama teman-teman yang lain. Di hari pertama saya dipilih oleh teman-teman untuk mewakili kelompok mempresentasikan keunikan daerah. Saat itu saya membicarakan budaya presean. Alhamdulillah, dalam hati saya bersyukur, insyaAllah ini pertanda baik. Di hari pertama menjadi mahasiswa UGM saya sudah diberi kesempatan berbicara di depan kawan-kawan meskipun dalam lingkup gugus saja. Kita harus optimis coy, ^_^.
Hari Kedua, 19 Agustus 2015
Masih di kelas yang sama dan dengan co-fass yang sama juga. Setelah mengawali kelas dengan berdoa menurut agama masing-masing kamipun mengumpulkan tugas di hari kedua. Memang sejak jauh-jauh hari UGM telah memberikan tugas kepada kami via online. Secara tidak langsung ini merupakan upaya UGM agar seluruh mahasiswanya melek teknologi dan paham seluk beluk internet.
Dihari kedua banyak sesi yang kami lalui. Diskusi tetap ada, diselingi dengan game-game menghibur dan dance-dance yang koplak habis. Making melody adalah dance terabsurd yang pernah saya lakukan. Jika teman-teman berminat bisa melihat tutroialnya di Youtube, insyaAllah ada. Lalu senam iron dance ala The Coment Net TV, ini dance kece abis vroh. Seru !! di youtube juga ada tutorialnya. Tentu semuanya dilakukan agar kami tidak merasa jenuh dan bosan di dalam kelas.
Kami juga ditugasi untuk membuat drama, Cuma 30 menit waktu yang diberikan. Alhamdulillah, saya yang masuk kelompok 4 menjadi pemimpin dalam pembentukan drama singkat itu. Saya jadi teringat dulu juga sering membuat dan mementaskan drama bersama teman-teman selama di Pondok.
Ada juga sesi debat. Ada dua tema yang diperdebatkan ; pertama, kuliah cepat itu bagus, kedua, kesiapan Indonesia menghadapi MEA. Gawatnya kelompok saya kebagian materi kedua dan masuk dalam kategori pro ( mendukung ). Kita ketahui bersama bahwa dalam debat, debat apapun, lebih baik kita berada di posisi kontra, karena kita memiliki banyak kesempatan untuk menyerang lawan. selama ini saya tidak pernah ikut debat, dan saya juga tidak pernah menyangka akan berdebat pertama kali di kampus terbaik di Indonesia. Saya sempat menolak ketika diminta menjadi wakil kelompok dalam debat, ketika itu dengan polosnya saya mengatakan “takut”. Seketika itu juga salah seorang sahabat saya, awanda, gadis yang konsisten dengan hijabnya menyemprot saya “ kamu  ini ! belum aja nyoba kok udah takut ! kalau kamu nggak nyoba kamu nggak bakalan pernah bisa ! ”. deng !! semangat saya seketika membara. Kepercayaan teman-teman pada saya tentu memiliki alasan, tidak boleh ada rasa takut, dan saya sadar bahwa saya tengah berada dalam pusaran orang-orang yang berkarakter dan bersemangat. Saya pun berdebat dengan penuh semangat. Terimakasih, awanda, atas semprotan semangatnya :D.
Hari ketiga dan keempat, 20-21 Agustus 2015
Di hari ketiga dan keempat kami PPSMB di fakultas. Sastra Arab berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Budaya. PPSMB FIB tahun ini bertajuk Kampung Budaya, dengan tema menatap masa depan, menguak tanya. Kalau di tingkat universitas kami mendapat julukan gamada ( Gadjah Mada Muda ), di tingkat fakultas kami mendapat julukan Maha Daya ( Mahasiswa Ilmu Budaya ). Jargonnya adalah “ mahasiswa ilmu budaya, cerdas, intelek, dan berbudaya ”.
Kakak senior kami di fakultas selalu berpesan “ jangan lupa berbahagia ya ”. benar saja, di pintu gerbang menuju lokasi inti kami sudah disambut dengan tarian bali oleh dua gadis manis sambil menaburkan kembang-kembang kepada kami. Haha, saya kok langsung tiba-tiba jadi kegirangan.
PPSMB di FIB sangat berbeda dengan PPSMB di fakultas lain. Kalau teman-teman di fakultas lain disibukkan dengan tugas yang menumpuk, sedangkan kami hanya memiliki 2 tugas, membuat postcard dan mindmap. Itu sejam saja bisa kami kerjakan. Lantas sisanya ngapapin ? kami duduk dibawah tenda. Banyak acara yang kami lalui, ada seminar, talkshow, penampilan tarian, drama, dance, dll. Di acara ini saya paling kagum sama dua MCnya. Keduanya laki-laki, satu dari sastra jepang satunya lagi dari ilmu sejarah. Mereka begitu hebat menciptakan gelak tawa, sense of humor mereka begitu menakjubkan.
Hari kelima, 22 Agustus 2015
Hari ini dan hari terakhir esok kami diberikan softskill. Softskill itu berupa kemampuan yang abstrak. Pasangannya hardskill, kemampuan yang nampak, berwirausaha, berprestasi, berorganisasi, itu semua termasuk hardskill. Adapun softskill berupa penanaman karakter kejujuran, bertanggung jawab, etos kerja, berbakti kepada tuhan, dan kepekaan sosial. Softskill ditangani langsung oleh dosen UGM.
Softskill juga diselingi dengan games. Uniknya setelah bermain game dosen akan bertanya kepada kami “ apa yang bisa anda simpulkan dari permainan yang baru saja anda lakukan secara berkelompok? ”. begitulah cara beliau menyadarkan kami bahwa untuk mencapai sebuah tujuan kami harus pandai berkerja sama, fokus, disiplin, inovatif, dan yakin akan kemampaun diri.
Hari terakhir, 23 Agustus 2015
Diawali dengan softskill sampai jam setengah 12 siang. Seusai sholat dan makan siang kamipun kembali ke lapangan GSP untuk acara closing ceremony PPSMB. Oiya selama enam hari PPSMB kami diberi makan siang gratis. Lauknya enak-enak vroh. Saya iseng memperkirakan berapa duit UGM habiskan untuk makan siang kami selama enam hari. Total mahasiswa baru sekitar 9.500, panitianya kita bulatkan saja menjadi 500, sebenarnya lebih 500 sih jumlah panitianya. Total UGM menangung 10.000 kotak makan siang selama enam hari. Jika satu kotak dihargakan 15.000, maka dalam satu hari UGM menggelontorkan dana minimal Rp. 150.000.000 ( baca : Seratus lima puluh juta rupiah ), jadi untuk 6 hari UGM mengeluarkan dana paling kurang Rp. 900.000.000 ( Sembilan ratus juta rupiah ) untuk makan siang saja. Jumlah yang tidak sedikit bukan ?
Pukul 13:00 WIB kami sudah berpanas-panasan di GSP. Acara penutupan diawali oleh orasi dari presiden BEM UGM. Dengan lantang sang presiden mengatakan “ ibu rektor yang terhormat, mewakili seluruh mahasiswa gadjah mada kami minta TURUUUUUNNNKANN UKT UGM ” disambut sorak sorai dan tepuk tangan dari seluruh mahasiswa tak terkecuali saya. Meskipun saya rasa, UKT yang saya bayarkan jika dibandingkan kualitas dan nama besar UGM masih lumayan terjangkau. Tapi kalau UKTnya turun itu lebih bagus lagi, semoga saja :D.
Orasi selanjutnya dilanjutkan oleh Hanta Yuda. Yang sering nonton TVOne dan Metro TV pasti tahu siapa orang ini. Pengamat politik yang sering menjadi narasumber berita politik. Barulah kemudian ditutup dengan orasi ibu rektor, beliaulah rektor wanita pertama dalam sejarah UGM. Ketika ibu rektor mengatakan “ dengan ini selebrasi, dimulaaaaiiii “ kamipun mulai menggoyangkan pompom kami membentuk gelombang bendera merah putih. Alhamdulillah, kami berhasil membentuk inagurasi lambang ASEAN. Inilah persambahan dari UGM untuk Indonesia, dari UGM untuk dunia !
Semuanya baru saja dimulai !!!

Yogyakarta, 13/09/2015
11:25 WIB



Muhammad Izzuddin

GSP Panas coy.. 


Wreksodiningrat 04

hunting abis selesai PPSMB, ini sohib ane namanya Anggun, jurusan Ekonomi

Never Forget, La nantsa






Komentar

Postingan Populer