hidup menjalankan takdir



Allah menciptakan segala apa yang ada di alam ini berpasang-pasangan. Begitulah firman-Nya dalam kitab suci. Siang pasangannya malam, pria pasangannya wanita, sehat pasangannya  sakit dan hidup pasangannya mati. Tidak ada yang statis, semua dinamis dan berotasi begitu tertib dalam kehidupan sebagai wujud sikap patuh pada titah rabbnya.
Sesungguhnya kehidupan yang dinamis ini mengakibatkan kita tidak merasa bosan karena selalu ada pergantian takdir seiring waktu yang berjalan. Bayangkan jika Allah menciptakan siang hari saja atau malam hari saja, tentu kita akan merasa bosan bukan ? atau coba imajinasikan semua penduduk bumi ini hanya satu jenis kelaminnya, entah pria saja atau wanita saja ! imajinasikan ! apa yang akan terjadi ? nggak seru bro, kalau laki-laki saja yang ada di bumi lantas mau dipakai dimana kelelakian yang Allah anugerahkan kepada kita ? kan mubazir ya kalau nggak dipakai ? hee. Karena Allah lebih tahu apa yang terbaik maka Dia pun menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan.
Jika ada seorang jomblo selepas membaca uraian singkat saya di atas bertanya seperti ini “ bang izz yang terhormat, kata Allah semua diciptakan berpasang-pasangan, tapi kenapa saya jomblo terus ? mana pasangan saya ? ” ia bertanya dengan air ingus yang terus mengalir penuh nafsu. Izinkan saya menjawabnya wahai orang yang masih jomblo, “ jangan khawatir, jodohmu sudah ada, tapi masih dirahasiakan oleh Allah, jodohmu tidak mungkin tertukar. Kesalip mungkin, ketikung mungkin, dilamar orang mungkin, ditinggal nikah mungkin, hehe, becanda, pasanganmu akan datang pada waktunya kok ”
Begitu jua dengan kondisi hati dan hidup, setiap ada tawa pasti pasangannya pun ada yaitu airmata, jika anda bahagia jangan lupa sedih pasti menghampiri, begitupun ketika sedih jangan terpuruk karena habis hujan terbitlah pelangi, setelah kesedihan pasti kebahagiaan kan menghampiri. Karena itulah hakikat hidup, menunggu giliran. Tidak ada yang abadi dalam dunia ini, semuanya pasti berotasi sesuai titah sang rabbi.
Kemarin saya mendapat sebuah kalimat yang begitu menarik hati dan logika fikir saya. Kalimat ini disampaikan oleh al mukarrom Ustad Zuhdi, Lc disela-sela pelajaran ushul tafsir di ma’had. Beliau mengatakan “ hidup ini menjalankan takdir, jadi nggak usah bingung-bingung, tidak selamanya kita sedih-sedih terus, renungkan itu ! ” perhatikan kalimat yang pertama, hidup itu menjalankan takdir. Ya, benar, kita hidup menjalankan apa yang sudah ditentukan oleh Allah SWT, jadi nggak perlu bingung kenapa saya sedih ? kenapa saya sial terus ? kenapa manusia bisa mati ? semua adalah takdir Allah SWT.
Hidup menjalani takdir yang telah Allah tetapkan. Maka jalanilah takdir itu dengan baik. Ada kalanya Allah memberikan kita takdir yang membahagiakan, syukurilah dan jangan terlalu terlena sehingga membuat kita lupa bahwa disetiap kebahagian ada kesedihan yang akan menyapa pula. Ada pula saat dimana Allah mentakdirkan kita sesuatu yang kita anggap kurang baik. Bersabarlah dan kendalikan hati ! jalani kesedihan itu dengan penuh kethawadu’an dan jangan khawatir selepas dari kesedihan yang kita rasakan kebahagiaan setimpal pasti akan datang menyapa.
Jalani takdir yang Allah berikan dengan sebaik mungkin. Ketika takdir yang membahagiakan cara menyikapinya dengan baik selain bersyukur yakni berbagi kebahagiaan kepada orang lain, meningkatkan frekuensi ibadah, tidak bersenang ria dengan cara yang berlebihan, dan memanfaatkan takdir bahagia itu di jalan yang Allah ridhoi. Namun jika takdir bahagia itu kita sikapi dengan tidak baik, enggan bersyukur apalagi berbagi, menjauhi Allah, dan bersenang-senang semau-maunya maka hati-hati ! Allah bisa murka pada kita ! na’udzubillahi min dzalik.
Saat takdir kurang baik datang menyentuh maka jalani pula dengan baik. Sikapi dengan penuh kesabaran dan lapang dada. Allah memberikan kita kesedihan untuk melihat sampai dimana kesabaran dan sikap husnuzon ( baik sangka ) kita pada Allah SWT. Maka ketika takdir sedih datang, katakan pada diri kita “ aku akan buktikan pada-Mu Allah kalau aku mampu bersabar dan tidak negatif thingking kepada-Mu, aku pasti bisa, akan ku buktikan ya Allah ! ”.
Tidak perlu bertanya-tanya lagi “ ya Allah kenapa ini yang terjadi ? kenapa ini yang saya dapatkan ? ” apalagi kalau sampai mengata-ngatai Allah “ ya Allah, engkau tidak adil, engkau zholim ”.  nastagfirullahal azim wa na’udzubillahi min dzalik. Semoga kita terjauhkan dari sikap suuzon pada Allah, semoga kita selalu berada dalam bimbingan-Nya ammiiinnnn.
Sebagai umat terbaik sikap inti yang kita bisa lakukan dalam menyikapi takdir entah itu takdir bahagia maupun takdir sedih adalah senantiasa menyadari bahwa Allah maha adil, Allah tidak zholim. Jika Allah hanya menciptakan malam, barulah Allah tidak adil, apabila Allah hanya menghadirkan kesedihan barulah Allah zholim. Sebagai orang beriman tentu kita meyakini bahwa Allah maha adil, Allah tidak mungkin zholim, apalagi dalam menentukan takdir, kemaha adilan dan ketidak zholiman Allah lah yang menskenario takdir itu. Kita hanya bisa menjalaninya saja dan berusaha menjalaninya dengan baik. Wallahu a’lam.

Komentar

Postingan Populer