Tujuan Pacaran Adalah Untuk Putus
“Tujuan pacaran adalah
untuk putus. Bisa karena menikah, bisa karena berpisah” Pidi Baiq (1972-2098).
![]() |
Sumber : Dok. Pribadi |
Kutipan di atas tentu
sudah tak asing lagi bagi Anda yang pernah atau sedang membaca buku serial
Dilan karya Pidi Baiq. Sebuah novel remaja yang sangat bikin baper, menghibur,
dan bermanfaat. Baik bagi Anda yang masih remaja atau yang telah mulai beranjak
hijrah dari remaja menuju jenjang yang lebih dewasa.
Oh, iya, sebelumnya mohon
maaf, jika Anda adalah golongan orang-orang yang mengharamkan pacaran saya
sarankan untuk tidak melanjutkan membaca goresan ini. Karena bukan Anda yang
saya khitab ditulisan ini, melainkan mereka yang pernah, sedang, atau
ingin berpacaran. Bagimu prinsipmu, bagi mereka prinsip mereka. Silahkan close
blog ini dulu, akhy, ukhty.
Pidi Baiq menyuguhkan
cerita dengan sangat sederhana. Bahasanya enteng sekali. Mudah dicerna. Tanpa mengurangi
kekayaan makna yang ingin disampaikan. Sosok Dilan yang ceplas ceplos dan anti
mainstream dibanding cowok kebanyakan membuat cerita ini lebih hidup. Begitu juga
Milea, remaja cantik yang emosinya masih labil. Membaca cerita ini seakan
tengah berdialog dengan si cantik Milea. Maka ketika saya membacanya sembari
minum kopi, rasanya Milea tengah di samping saya menyeruput kopi luwaknya juga.
Sembari tersenyum manis, “Bang Izzu cakep” ucapnya malu-malu. Ah, Milea..
Di sini saya tidak mau spoiler
serial cerita Dilan dan Milea. Terlebih jika Anda berniat ingin membacanya,
lebih baik Anda tidak tahu. Biar baper dan sensasinya dapat. Justru saya ingin
sedikit membahas hal-hal penting yang patut untuk kita renungkan. Tapi merenungnya
santai saja, jangan kontemplatif. Santaiplatif aja. Okeh? Deal?
1. Masa Lalu
Adalah Milik Semua Orang
Sudah takdir manusia
berjalan dalam pusaran waktu. Secara periodik, manusia memiliki tiga waktu;
masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Selalu ada perbuatan yang pernah kita
lakukan di masa lalu yang tidak jarang berdampak pada keadaan kita di masa
sekarang. Dan semua orang berhak merencanakan masa depannya yang tak jarang
terpengaruhi oleh kondisi masa lalu dan masa sekarangnya.
Kalian boleh pacaran
dengan si A hari ini, tapi siapa yang menjamin si A akan jadi pasangan hidup
kalian di depan penghulu nanti? Tidak ada! Karena jodoh adalah rahasia Allah. Maka,
kalau pacaran ya udah jangan serius! Semakin serius kamu pacaran semakin besar
kemungkinan sakit hati akan menghampirimu. Karena keseriusan pacaran cenderung
membuat orang tersebut berharap tanpa bisa dikendalikan. Melambung ketinggian,
eh waktu tiba-tiba jatuh (atau dijatuhkan) pasti sakit banget, kan? Iya, kan? Udah
deh percaya aja! Saya pernah merasakan kok, *eh.
Apa yang kita lakukan
hari ini akan jadi masa lalu di hari esok. Maka tugas kita, seyogyanya, adalah
bukan memastikan hari ini akan menjadi masa lalu terbaik di hari esok. Tapi memastikan
hari ini menjadi masa lalu yang tidak akan Kau sesali kelak. Jika engkau jatuh
cinta, kemudian cinta itu tercampakkan, sakit memang akan terasa. Tapi tugas
Kamu Cuma satu, Bung. Cuma satu; memastikan bahwa Engkau pernah berjuang dengan
maksimal. Dan ketika perjuanganmu itu seakan tak membuahkan hasil, maka saatnya
berfikir kapan waktu yang tepat untuk berhenti berjuang.
2. Pacaran Itu
Nggak Usah Serius!
Serius di sini dalam
artian berharap banyak. Tengok lagi lah kutipan Pidi Baiq di atas! Tujuan pacaran
itu untuk putus. Bisa jadi putus karena menikah (alhamdulillah mah kalau ini). Dan
bisa juga putus karena berpisah (alamak, mohon bersabar, ini ujian, ini ujian
dari Allah).
Jika ternyata kelak kau
menikah dengan pacarmu hari ini, saat itulah kau harus serius! Serius yang
berpahala. Serius yang diapresiasi malaikat. Uh, penduduk langit pada tepuk
tangan kalau Kau serius ketika udah “sah”.
Nah, kalau ternyata
pacarmu hari ini bukan jodohmu. Ya udah, biarin aja. Kalau kamu nggak serius
amat, insya Allah sakit hatinya nggak bakalan lama. Paling Cuma beberapa jam
saja. Tapi kalau kamu serius pacaran dan ternyata nggak jodoh... Alamak,
kasihan Kau lah! Berapa tisu yang akan Kau habiskan menghapus sungai yang
mengalir di pipi? Seberapa bengkak matamu? Berapa liter air mata yang keluar? Cem
mane pula Kau ni.
Sekarang udah sepakat
belum tujuan pacaran itu putus? Bagus kalau sepakat. Tapi kalau belum hm...
terserah Kau lah!!!
3. Jangan Melawan
Cinta
Perasaan memang menjadi
misteri bagi seluruh pemilik hati. Nah, udah tahu sulit dimengerti kok malah
ngabisin tenaga buat memikirkan kegundahan hati? Sederhananya gini, ketika Kau
suka, jangan doktrin hatimu untuk bilang tidak suka. Sebaliknya ketika kau
nggak suka, ya udah nikmati saja ketidak sukaanmu itu. Persis seperti Milea
yang nggak bisa suka sama Kang Adi, Setan Yugo, ataupun Nandan. Dilan yang anak
gengster dan dipecat dari sekolah itu malah yang ia suka. Dan ia tak
membantahnya. Cinta hadir untuk kau syukuri, bukan kau ingkari. Kadang perasaan
itu simpel. Kita aja yang seneng bikin ribet.
Pun ketika kau udah nggak
nyaman lagi. Ya udah, katakan saja nggak nyaman. Buat apa dipaksa biar nyaman lagi.
Sesuatu yang dipaksa mah nggak bakalan happy ending. Jika diperjuangkan
terus tanpa henti malah menghabis-habiskan tenaga. Memubazirkan waktu. Masih banyak
hal yang jauh lebih penting dan lebih patut untuk Kau prioritaskan.
Dan sekarang, pasca
membaca dua serial Dilan dan Milea ini (yang seri ketiga belum saya baca, belum
pinjam bukunya :v), saya lebih bisa memaklumi saat seorang wanita yang sempat
saya seriusi memilih untuk pergi. Dia nggak salah, dia Cuma sedang berkata dan
berbuat jujur pada dirinya. Saya juga nggak salah, saya Cuma belajar ikhlas dan
lebih dewasa dengan kepergiannya. *Eh, anjir, kok jadi curhat -_- ?? maaf, maaf
!
Nostalgia? Rindu? Kangen?
Wajar akan kita rasakan. Tapi percayalah, saat semua penyakit ada penawarnya
maka kegelisahan hati seperti itu pun ada penawarnya. Masing-masing orang beda
penawar. Nikmati saja rindu itu asal tak mengganggu aktifitasmu. Nostalgia lah
dengan masa lalumu yang penting nggak merusak masa sekarangmu. Hidup jangan
dibikin ribet. Tetaplah menjadi manusia yang selalu bersyukur pada Tuhannya.
Jogja, 22
Februari 2017
10:57 WIB
Bang_Izzu
Komentar
Posting Komentar