MTQMN XV ; Keluarga Baru yang Luar Biasa (Part 1)
Yeeaayyy, alhamdulillah
bisa nge-blog lagi setelah 10 hari lebih vakum. Kali ini dengan ditemani
secangkir kopi susu ABC saya akan berbagi pengalaman selama mengikuti Musabaqah
Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV tahun 2017 yang bertempat di
Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang. Silahkan disimak ^_^
Setelah melalui proses
panjang mulai dari seleksi tahap 1 & 2, pembinaan intensif, hingga team
bounding, Kafilah UGM dilepas secara simbolis oleh Bapak Rektor UGM, Prof.
Panut Mulyono di Balairung Gedung Pusat UGM.
Kafilah kali ini berisi
25 orang peserta dan beberapa official dari pihak Direktorat
Kemahasiswaan UGM. Dari 13 cabang yang dilombakan UGM mengikuti hampir semua
mata lomba kecuali Qiro’ah Sab’ah. MTQMN adalah ajang dua tahunan yang
diselenggarakan oleh Kemenristek-Dikti. Tahun 2013 berlangsung di Padang, lalu
2015 di UI Depok, dan 2017 giliran kota Malang didaulat menjadi tuan rumah.
Berikut nama-nama
mahasiswa yang terpilih menjadi Kafilah UGM di ajang MTQMN XV
No
|
Nama
|
Cabang Lomba
|
1
|
Fatah Nur Alam Majid
|
Desain Aplikasi Qur’an
|
2
|
Anang Prasetyo
|
Desain Aplikasi Qur’an
|
3
|
Muhammad Z P W
|
Desain Aplikasi Qur’an
|
4
|
Ahmad Arif Fikri
|
Fahmil Qur’an
|
5
|
Farhan Anshary
|
Fahmil Qur’an
|
6
|
Hammad Syarif
|
Fahmil Qur’an
|
7
|
Luqman Rahman Hakim
|
Hifdzil 5 Juz
|
8
|
Khilda Nur Istamala
|
Hifdzil 5 Juz
|
9
|
Ahmad Fajar Maulana
|
Karya Tulis Ilmiah Qur’an
|
10
|
Ghozi Fawwaz A
|
Karya Tulis Ilmiah Qur’an
|
11
|
Nur Kholis
|
Syarhil Qur’an
|
12
|
Siti Masitah Lubis
|
Syarhil Qur’an
|
13
|
Shynta Pradhita
|
Syarhil Qur’an
|
14
|
Khairul Hasbi
|
Tartilil Qur’an
|
15
|
Widdat ‘Ulya
|
Tartilil Qur’an
|
16
|
M. Zaky Mubarok
|
Tilawatil Qur’an
|
17
|
Muhammad Izzuddin
|
Debat Ilmiah Al-Qur’an bhs Arab
|
18
|
Rafika Fidlaty Zulfa
|
Debat Ilmiah Al-Qur’an bhs Arab
|
19
|
Fadhilah Rahmawati
|
Debat Ilmiah Al-Qur’an bhs Inggris
|
20
|
Alan Riski Adam
|
Debat Ilmiah Al-Qur’an bhs Inggris
|
21
|
Khansa Nur Husna
|
Hifdzil 10 Juz
|
22
|
M. Fauzan Mubarok
|
Hifdzil 10 Juz
|
23
|
Hasna Afiata C
|
Hifdzil 20 Juz
|
24
|
Mujahid Al Fadhlullah
|
Hifdzil 20 Juz
|
25
|
Fajril Arif Putra
|
Khattil Qur’an
|
Keluarga Baru
Seluruh pihak yang
terlibat dalam kafilah UGM tahun ini sudah menjadi keluarga baru bagi saya.
Meskipun kami baru intens kumpul H-3 sebelum berangkat namun kedekatan dan
“keintiman” yang terjalin begitu erat dan hangat. Walau berbeda jurusan,
fakultas, asal daerah, bahkan angkatan, tidak menjadikan kami jalan
sendiri-sendiri. Terima kasih sebesar-besarnya saya sampaikan kepada bapak
dosen Fakultas Psikologi UGM dan tim nya yang saya lupa namanya (hehe, mohon
dimaklumi dan dimaafkan, Pak). Pokoknya beliau lah yang membuat kami menjadi
semakin akrab dan bersatu utamanya ketika dilaksanakan team bounding di
kompleks perumahan dosen UGM G-14.
Kebersamaan kami
tercermin dari kekompakan yang tercipta baik ketika lomba maupun saat di
asrama. Saat saya lomba, misalnya, beberapa teman yang kebetulan tidak memiliki
jadwal lomba rela meluangkan waktu dan tenaganya untuk bertepuk tangan demi
mendukung kami. Saya dan Rafika pun demikian, di kala kami memiliki waktu luang
kami ikut menonton sesama kafilah yang tengah bertanding.
![]() |
cekrek sebelum pawai ta'aruf |
Di asrama pun demikian,
kami seakan jadi anak pondok lagi. Ke masjid bareng, ngambil makanan bareng,
bahkan makannya pun bareng. Mungkin cuma mandi yang nggak bareng. Keintiman itu
makin terasa ketika satu beli sempol semua kena enaknya. Di saat satu cabang
lomba gagal, sedih dirasakan oleh semua dan ketika ada cabang lomba yang
berhasil menyabet juara, rasa senang dan bangga itu pun jadi milik bersama.
Di luar kegiatan resmi
dari panitia kami pun bersama-sama naik Malang City Tour, sebuah bis
pariwisata bertingkat dua yang disediakan gratis oleh Pemkot Malang bagi para
peserta MTQMN XV. Pun jua ketika berburu oleh-oleh khas Malang. Juga saat gala
dinner bersama pihak dirmawa di Warung Ijen. Oiya satu lagi, kami juga
merasakan LO dari pihak panitia, Mbak Diana dan Mas Faris seakan menjadi
keluarga juga. Ah, makin panjang lebar saya menulis hal ini semakin besar pula
rasa kangen saya. nanti kalau saya nangis rindu gimana, dong? Ya udah, next ke
poin selanjutnya, ya? Hehe.
![]() |
cekrek bareng Bang Zaky dan Gozi di atas Macito |
Menambah relasi,
menabung mimpi
Kami juga bertemu dengan
banyak kawan baru. Lawan dalam kompetisi seyogyanya bukan musuh, melainkan
kawan dalam mengembangkan potensi diri. Kalau kita nggak punya lawan, nggak
punya kompetitor, mustahil kemampuan terbaik yang terpendam ini bisa keluar.
Maka jangan pernah gentar menghadapi lawanmu di dalam sebuah kompetisi,
siapapun dan dari mana pun dia.
Di arena debat kami akan
saling adu argumen. Tidak jarang tensi meninggi dan terjadilah aksi saling
jatuh-menjatuhkan argumen lawan. Bahkan dalam beberapa kesempatan ada yang
sampai mukul-mukul meja (ini tentu menjadi poin minus di mata dewan hakim).
Namun ketika debat selesai kami akan saling berjabat tangan dan berpelukan lalu
memuji satu sama lain.
Ajang MTQMN XV ini pun
saya jadikan ajang menambah teman dan memperluas relasi. Baik sesama peserta
Debat Ilmiah Al-Qur’an berbahasa Arab maupun lomba yang lain. Saya punya
kenalan baru dari UTM, Untirta, USU, bahkan dari Unram pun ada. Hanya saja
saran saya jangan pernah jadikan ajang lomba sebagai momen mencari jodoh,
takutnya nanti Ente nggak fokus lomba. Kecuali kalau memang Ente nggak
berminat menang dan lebih ngebet cari jodohnya mah tafaddol bittajrib!!
Siapa tahu beruntung.
![]() |
Kafilah MTQ UGM : Beriman, Berani, Berprestasi. Allahu Akbar !!! |
Selalu ada motivasi
baru di balik setiap kompetisi
Kompetisi MTQMN XV kali
ini alhamdulillah menjadi rezeki bagi saya dan Rafika. Rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya saya sampaikan kepada gadis Magetan ini atas usaha maksimal
yang telah ia berikan. Apa yang kami raih bukan semata karena kemampuan, tapi
lebih tepatnya karena motivasi yang melatar-belakangi majunya kami berdua. Kami
ingin memberikan yang terbaik untuk UGM, ingin membuat bangga orang-orang
tercinta utamanya kedua orang tua, dan ingin berprestasi dengan cara-cara yang
baik.
Evaluasi menjadi hal
lumrah di penghujung setiap kompetisi. Namun bagi saya dan Rafika evaluasi
justru menjadi langkah awal untuk menapaki tangga yang lebih tinggi lagi.
Motivasi kami hanyalah ingin menampilkan yang terbaik, bukan untuk menjadi
pemenang. karena dengan tampil dan berusaha maksimal, baik kemenangan ataupun
kekalahan insya Allah akan menjadi positif bagi kami pribadi.
Oh iya, kami punya
rahasia lo hingga akhirnya melaju ke babak final dan meraih predikat terbaik 2.
Mau tahu apa rahasianya? Sabar ya, insya Allah akan saya kupas di postingan
selanjutnya. Hehe. Fasobrun jamil.
Jogja, 5
Agustus 2017
17:11 WIB
Bang Izzu
Komentar
Posting Komentar