Sepak Terjang Facebook yang Patut Dijadikan Pelajaran


sumber : techno.okezone.com

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin hari semakin dinamis. Kalau dulu handphone hanya bisa dipakai untuk menelepon dan berkirim SMS, hari ini handphone sudah memiliki fungsi-fungsi tambahan. Apalagi pasca munculnya smartphone yang menandai peradaban baru di dunia teknologi komunikasi. Hanya dalam satu smartphone Anda sudah bisa bertukar kabar, berkirim gambar, bahkan ber-video call-ria dengan sanak saudara di seberang sana. Ditambah makin menjamur dan berkembangnya layanan media sosial yang secara berkala rutin melakukan update fitur-fiturnya demi kenyaman dan kepraktisan para pengguna.
Di jagat teknologi komunikasi berbasis aplikasi, beberapa tahun silam Facebook dan Twitter hadir menggeser kedigdayaan Friendster dan Yahoo Messanger(Tolong jangan menganggap saya terlalu tua karena menyebut Friendster, jujur, saya hanya tahu media sosial jadul ini lewat cerita-cerita mereka yang lebih tua). Kedua media sosial modern (Facebook dan Twitter) ini berhasil menunjukkan superioritasnya selama beberapa waktu. Hingga akhirnya zaman pun mulai menumbangkan mereka. Namun kita patut mengakui Mark Zuckerbeg dengan Facebooknya berhasil tetap survive dibanding Twitter yang perlahan-lahan mulai kehilangan pamor. Mark kemudian sukses mengakuisisi WhatsApp dan Instagram untuk bergabung dalam satu payung dengan Facebook.
Menurut hemat saya inilah strategi cerdas Mark untuk mempertahankan Facebook (FB) sekaligus melebarkan sayap bisnisnya. Kala itu Facebook dan Twitter mulai ditinggalkan para penggunanya yang ramai-ramai eksodus ke Instagram, Snapchat, dan beberapa aplikasi lainnya. Entah dengan strategi apa Mark akhirnya membeli Instagram (IG) dan dengan mudahnya ia menginterkoneksikan FB dan IG. Sekarang sekali upload foto bakalan muncul di beranda FB dan IG secara bersamaan. Hal ini membuat orang-orang secara tidak langsung kembali aktif dan “mudik” ke Facebook. Pengguna Facebook pun mulai stabil lagi. Pun juga dengan beberapa fitur-fitur yang ada di ketiga aplikasi besar milik Mark tersebut, banyak yang mirip dan saling melengkapi. Salah satunya adalah fitur story. Awalnya hanya ada di IG, kemudian FB, hingga sekarang fitur story itu pun sudah dapat kita jumpai di aplikasi WhatsApp (WA).
Jika menilik ke belakang, persaingan di dunia teknologi informasi dan komunikasi juga telah berlangsung antara Google dan Yahoo. Kedua mesin pencari ini pada zamannya adalah idola. Lalu waktu pun berbicara dan menunjukkan bahwa Google lebih mampu bertahan dan terus menjawab tantangan zaman hingga hari ini. Bahkan di awal tahun 2017 Yahoo secara resmi telah dijual ke sebuah perusahaan operator seluler asal Amerika bernama Verizon dengan harga hanya 60 Triliun rupiah. Angka itu termasuk murah untuk sebuah perusahaan besar sekaliber Yahoo. Namun menurut pemiliknya hanya dengan cara itulah Yahoo bisa terus bertahan hidup.
Apa yang menimpa Yahoo, Friendster, bahkan bisa jadi Twitter memberi peringatan tegas kepada kita bahwa untuk tetap bisa survive dalam hidup diperlukan kemampuan beradaptasi dan membaca perkembangan zaman. Hal ini tidak hanya berlaku di dunia industri dan bidang ekonomi. Politik, pendidikan, dan sosial pun demikian. Artinya begini, Sodara-sodara, kehidupan yang dinamis ini seyogyanya kita lalui dengan langkah cepat, akurat, dan visioner. Menjadi kiyai di masa depan tidak cukup hanya dengan ilmu di masa lalu. Karena seiring perubahan zaman maka tantangan dan kondisi umat yang harus didakwahi kelak pun tidak sama dengan hari ini. Begitu kira-kira perumpamaannya.
Maka, melalui goresan ini, izinkan saya mengajak diri saya pribadi dan sahabat-sahabat semua untuk lebih progresif dalam hidup. Berprinsip hidup bagaikan air yang mengalir rasanya kurang pas jika dimaknai secara universal. Karena air yang mengalir hanya akan terbawa arus sekitarnya dan tidak ada jaminan apakah nanti ia akan bermuara pada air yang jernih atau sebaliknya. Kan nggak keren kalau bermuara pada air limbah pabrik featuring air daki bebek yang terkontaminasi sisa-sisa kotoran sapi. Untuk menjalani hidup diperlukan kesadaran dan tindakan yang sinkron dan konsisten agar kita peka pada tantangan zaman dan taktis dalam menghadapinya.
HIDUPLAH DENGAN MULIA!!

Jogja, 22 Juli 2017
22:32 WIB

Izzuddin


Komentar

Postingan Populer