Lakukan Hal Ini Kalau Sedang Bosan

Sumber : dokumen pribadi 

Salah satu alasan kuat mengapa saya kembali ke Jogja lebih awal (jauh sebelum masa liburan berakhir) adalah karena tanggung jawab terhadap kampus tercinta, Universitas Gadjah Mada. Bersama Rafika Fidlaty Zulfa, saya terpilih mewakili UGM dalam MTQMN ke-15 pada bidang debat  ilmiah kandungan al-Qur'an berbahasa Arab. Acara ini akan dilaksanakan di UB dan UM Malang dan melibatkan seluruh PT di bawah naungan Kemenristek-dikti.

Maka, sebagai konsekuensi dari kepercayaan tersebut, saya dan Rafika mulai meluangkan waktu untuk mempersiapkan diri maju di arena debat nanti. Kami memutuskan latihan di sekitaran kampus, tepatnya di bangcok (bangku coklat) FIB UGM. Dan jujur saja, entah mengapa kami merasa "spaneng" banget dengan latihan dan pendalaman materi tersebut. Mungkin ada juga sedikit rasa tertekan dan terbebani. But, kami bukan orang yang bermental kalah sebelum bertanding. Kalau kalah ya bukan karena menyerah. Tapi kalah setelah berusaha dan memaksimalkan segala potensi yang ada. Kami mencoba melawan rasa "spaneng" itu, guys. Kami terus mencoba nya.

Sampai akhirnya tadi sore, saya memutuskan ngajakin Rafika ke depan perpus pusat UGM. Perpus pusat terletak di antara gedung GSP dan Balairung alias Gedung Pusat UGM. Perpustakaan berlantai Lima itu memiliki tempat-tempat duduk yang cukup nyaman di halaman depan. Apalagi didukung oleh pepohonan yang menghasilkan suasana adem bin sejuk. Jadilah tempat itu menjadi salah satu destinasi favorit mahasiswa UGM untuk menghabiskan waktu sembari belajar, berdiskusi, ataupun sekedar ngobrol ngalor-ngidul.

Ajaibnya nih, guys, kok bisa setelah kami move dari FIB ke perpus pusat, spaneng yang menggrogoti kepala itu seakan hilang tak berbekas. Diskusi kami berjalan mulus semulus pipi Raisa, eh Raisa udah ada yang punya, ding, kita ganti pake Michel Zudith aja ya. Argumentasi, pemikiran, perspektif terhadap suatu mosi, dan juga hujjah-hujjah keluar tanpa penghalang dan saling kami debatkan. Tidak hanya saya yang merasa demikian, menurut pengakuannya, Rafika juga merasakan hal yang sama. Ah, tahu gini mah dari kemarin aja latihan di sini, gua saya dalam hati.

Kami asyik berdiskusi bahkan hingga waktu magrib lewat (hehe, bagian yang ini jangan ditiru ya). Dari hal sederhana seperti ini saya semakin yakin bahwa lingkungan sangat memengaruhi perkembangan pemikiran kita. Padahal masih Sama-sama di lingkungan UGM lo, tapi kok ya bisa beda gitu suasana dan ketenangan akademik yang kami rasakan. Tiba-tiba saya berfikir untuk ngajakin Rafika diskusi di spot-spot lain UGM ini. Siapa tahu makin lancar kami berfikir kan? Hehe.

Maksud saya nulis ini adalah... Begini guys, tatkala kamu merasa spaneng, bosen, tertekan, atau jenuh yang sudah mencapai klimaks, coba lah cari suasana baru dan nikmati suasana baru itu. Niscaya pikiranmu akan lebih fresh dan dinamis. Karena yang bisa bosan nggak cuma hati, tapi otak juga ada potensi jenuh nya. So, klw ngerasa bosen ya mending cari suasana lain sebentar saja. Ketika bosen itu sudah berkurang silahkan kembali ke suasana semula. Insya Allah kamu akan bertindak dan bersikap dengan lebih bergairah dan bersemangat.

Kalau kamu lagi bosen belajar cobalah membaca novel, dengerin musik, nonton film, atau jalan jalan ke sawah sambil foto-foto. Kalau kamu bosen terus di rumah cobalah bermain ke luar, ke rumah tetangga misalnya wkwk. Intinya kalau nggak mau bosen atau jenuh itu semakin menjadi-jadi kamu harus cerdas mencari pengalih perhatian untuk dirimu sendiri. Sungguh mengalihkan perhatian adalah strategi untuk mengistirahatkan otak sejenak dari titik jenuh nya.

Maka, sahabat-sahabatku, kalau lagi bosan jangan ngeluh! Apalagi bikin status di medsos. Kalau lagi bosen itu ya cari cara agar bosan itu tidak berlama-lama mampir di benakmu.
Tetap semangat...!!!

Jogja, 21 Juli 2017
20:21 WIB

Izzuddin

Komentar

Postingan Populer