Belajar Memaafkan Ustadz Syam
“Pesta seks” belakangan
jadi viral. Adalah Ustadz Syamsuddin Nur Makka, dai muda yang menjadi salah
satu narasumber tetap di acara Islam Itu Indah Trans TV mengatakan dalam
ceramahnya bahwa pesta seks adalah nikmat terbesar yang diberikan Allah SWT di
surga nanti. Statement ini kemudian menuai kontra dari banyak pihak,
utamanya kalangan da’i dan ulama yang menganggap dakwah tersebut bukan dakwah
yang mendidik.
Berikut videonya
Dalam cuitannya, mantan
ketua Mahkamah Konstitusi, Prof. Mahfud MD dengan gamblang menyatakan ia risih
dengan dakwah seperti itu. Berbagai pihak juga menuntut KPI untuk bertindak
tegas. Di kalangan ulama dan ustadz pun banyak yang meyakini bahwa diksi tak
senonoh seperti itu tidak pantas diucapkan ketika berdakwah.
Saya pribadi, jika
memandang Ustadz Syams sebagai seorang muballigh, da’i, dan pendakwah
tentu menyatakan beliau telah salah kaprah dalam penentuan diksi dakwah. Kalau
substansi saya rasa tidak ada masalah, toh di surga apapun yang kita kehendaki
bisa kita dapatkan, apalagi hanya pesta seks. Akan tetapi “pesta seks” tentu
menjadi sesuatu yang tabu bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Jangankan
pesta seks, aktifitas seks itu sendiri masih dianggap sesuatu yang tidak pantas
untuk dibicarakan di depan umum. Harusnya seorang pendakwah profesional
memahami dengan baik kondisi sosio-kultural para jama’ahnya.
![]() |
sumber : Brilio.net |
Akan tetapi, sebagai
manusia yang memandang Ustadz Syamsuddin Nur Makka sebagai sesama manusia juga,
tanpa embel-embel ustadz, ia berhak untuk kita maafkan. Nabi saja pernah
berbuat salah, apalagi beliau yang hanya seorang manusia biasa. Beberapa saat
setelah menuai kontroversi itu pun Ustadz Syams sudah menyampaikan permintaan
ma’af secara resmi. Apa lagi yang harus kita lakukan kecuali berusaha
melapangkan hati untuk mema’afkan beliau? Saya percaya kok beliau pasti belajar
banyak dari kesalahan dan kekhilafan yang tak sengaja ia lakukan itu.
Teruntuk teman-teman yang
masih belum bisa memaklumi kesalahan beliau dan bersikeras ingin beliau
ditindak tegas, coba yakinkan kami kenapa Ustadz Syams harus ditindak tegas
atas kekhilafannya? Dan apa bentuk tindakan tegas yang pantas diberikan kepada
beliau? Dilarang berdakwah lagi kah? Ya rabb, betapa ndeso nya
kita kalau pikiran itu terbersit dalam benak. Hehe.
Kesalahan pada hakikatnya
adalah sebuah kemestian. Nabi sendiri yang bersabda bahwa manusia tak pernah
luput dari kesalahan dan sifat lupa. Karena dari kesalahan dan sifat lupa
itulah kita terus belajar dan belajar. Belajar untuk tidak mengulangi kesalahan
yang sama, belajar untuk sebisa mungkin menghindari sifat lupa. Maka dalam
kasus Ustadz Syams dan diksi “pesta seks” nya itu, yuk kita maafkan beliau.
Percayalah memaafkan jauh lebih elegan dari pada memelihara rasa ketidak sukaan
pada manusia lain.
Hidup adalah belajar.
Jogja, 19
Juli 2017
13:21 WIB
Izzuddin
Perlu SP tu kayaknya, SPnya sama Kitab Kuning aja.. :D
BalasHapusNanti kalau SP sudah menasional ustadz hehe
Hapus