Ketika Kecimol dan Ida Ocet Mulai Mencuri Perhatian
Dalam budaya Lombok,
kecimol adalah seperangkat alat musik yang punya penggemar sekaligus haters.
Kecimol merupakan akulturasi dari musik lokal dan musik modern. Biasanya
kecimol akan “ditanggap” oleh para pengantin baru yang hendak nyongkolan.
Sebuah prosesi pamungkas dalam adat menikah masyarakat Lombok tradisional. Nyongkolan
ditandai dengan berkunjungnya kedua mempelai bersama keluarga mempelai
laki-laki ke rumah mempelai perempuan. Mereka akan berjalan kaki sembari
diiringi beberapa alat musik tradisional seperti gendang beleq, ale-ale,
rudat, hingga yang kekinian; kecimol.
Dalam aksinya kecimol
kerap membawakan lagu-lagu dangdut, lagu-lagu non dangdut yang diaransmen
menjadi dangdut, reggae, dan tentunya lagu-lagu berbahasa sasak yang
notabene bahasa mayoritas masyarakat Lombok. Personilnya terdiri atas; vokalis,
gitaris, bassis, pianis, dan beberapa penabuh drum laiknya drum band. Tentu kita
tak bisa melupakan penari wanita yang biasanya akan berdiri di antara para penabuh
drum tunggal itu.
Penari dalam kecimol
inilah yang menjadi faktor utama munculnya haters. Perlu diketahui
penari kecimol akan terus bergoyang ketika musik berdendang. Berhubung kecimol
akrab dengan lagu dangdut maka bisa dibayangkan to liukan tarian si
penari akan seperti apa? Dalam hal ini tidak apa-apa Anda membayangkan Ayu
Tingting, Zaskia Gotik, hingga pedangdut-pedangdut lokal yang kerap menemani
perjalanan kita kala menaiki bis malam antar provinsi. Tapi jangan sekali-kali
membayangkan Via Vallen. Dia adalah segelintir artis dangdut yang terkenal
bukan karena goyangan. Hidup Via Vallen!! Via Vallen adalah kita!!
Ida Ocet; penari
kecimol yang mulai terkenal
Beberapa waktu lalu saya
ngesubscribe sebuah channel di YouTube bernama Bangevil Lombok. Hingga
detik ini akun itu sudah mendapat 35 ribu lebih subscribers. Channel
tersebut rutin mengunggah video-video yang berisi aksi penari-penari kecimol
yang ditanggap oleh warga. Dari channel itulah muncul seorang figur baru
bernama Ida Ocet.
![]() |
Ida Ocet (YouTube.com) |
Ketika pertama kali
melihat Ida Ocet ada dua hal yang terlintas di benak saya; pertama; dia memang
cantik, kedua; perasaan saya kenal. Namun terlebih dahulu mari kita bahas nama
panggung si penari cantik itu. Laiknya artis-artis kenamaan yang enggan
menggunakan nama asli ketika beraksi di hadapan publik, saya percaya Ida Ocet
bukanlah nama asli sang penari. Ida merupakan nama panggilannya dan ocet
terambil dari kata kocet yang berarti kecil. Entah yang dimaksud tubuhnya
yang kecil atau itunya. Tolong jangan paksa saya menjabarkan lebih dalam maksud
“itunya” itu apa.
Uniknya penggemar Ida
Ocet tidak hanya berasal dari Lombok namun juga banyak yang berasal dari Pulau
Jawa, utamanya wilayah Jawa Timur yang terkenal sangat lekat dengan
dangdut-dangdut koplo. Mereka menyaksikan aksi Ida Ocet lewat video-video yang
diunggah Bangevil Lombok. Orang-orang luar Lombok itu memberi julukan baru bagi
kecimol yakni dangdut jalanan. Itu karena kecimol selalu beraksi di jalanan
kala mengiringi prosesi nyongkolan si empunya hajatan.
Lombok dijuluki Pulau
Seribu Masjid. Hal ini kerap dibenturkan dengan fenomena boomingnya
kecimol. Kecimol diklaim dapat mencoreng sisi religiusitas Lombok. Di tataran
seniman kecimol juga dikhawatirkan bisa membunuh saudara tuanya; gendang
beleq, rudat, atau ale-ale secara perlahan. Karena memang
kecimol mulai lebih digandrungi dari pada gendang beleq yang mungkin
dianggap kurang menarik.
Kekhawatiran seniman ini
perlu diperhatikan oleh pemerintah provinsi NTB. Namun jalan keluarnya bukan
dengan melarang kecimol beroperasi. Karena biar bagaimanapun itulah cara mereka
menjalankan roda ekonomi untuk bisa makan dari hari ke hari. Melarang kecimol
beraksi sama artinya menghilangkan pekerjaan mereka. Selain itu masyarakat yang
terhibur pun akan merasa dirugikan utamanya generasi millenial. Sebagian besar
penggemar kecimol adalah generasi millenial di Pulau Lombok.
Kembali ke Ida Ocet! Setelah
menonton beberapa videonya saya kembali menemukan dua fakta. Pertama; saya
memang mengenalnya. Kedua; hati-hati! Video jogednya mengakibatkan ketagihan!
Paling tidak bukan saya seorang yang mengalami ini namun juga dua orang sahabat
saya; Lalu Muhammad Getar dan Mamiq Sosiologi alias Lalu Rahman. Dua orang
keturunan ningrat ini saya jamin juga doyan dan mengapresiasi kelenturan tubuh
seorang Ida Ocet kala berjoged menghibur orang banyak.
Ida berasal dari Tibupiling,
Narmada, Lombok Barat. Masa SMAnya dihabiskan di salah satu SMA swasta di
kawasan Narmada. Kami pernah bersua dalam pesantren kilat yang digagas oleh
salah satu badan otonom organisasi masyarakat terbesar di Pulau Lombok. Bahkan
kami sempat berfoto bersama. Tentunya saya yang minta. Tentunya dia mau. Dan
tentunya kala itu HP Android belum booming. Jadi mohon dimaklumi resolusi
kameranya nggak kekinian.
![]() |
momen bertemu dengan Ida tahun 2013 lalu |
Entah bagaimana ceritanya
teman lama saya itu kini menjelma menjadi idola baru di Lombok. Namanya menjadi
buah bibir. Aksinya ditunggu-tunggu dan kecimol tempatnya bernaung bisa dengan
gampangnya menaikkan tarif untuk ditanggap warga. Ketika saya menelpon
ke rumah dan menyinggung namanya ternyata ibu saya tahu Ida Ocet. Pun kala
menyebut namanya di hadapan teman-teman Lombok yang lain banyak diantara mereka
yang mengenalnya.
Yang menarik bagi saya
dari liukan Ida Ocet dan penari lainnya adalah kesopanan berpakaian yang masih ia
jaga. Biasanya Ida Ocet mengenakan celana jins panjang dan baju kaos, kadang
lengan panjang kadang lengan pendek. Tak lupa sebuah kipas selalu ia genggam
kemana pun ia berjoged. Intinya penampilannya tak seseronok dua serigala yang
terkenal dengan goyang dribblenya itu.
Ada yang memandang liukan
tarian Ida Ocet dengan nafsu namun ada pula yang melihatnya dari persepktif
seni. Hey, jangan salah! Tak semua orang mampu berjoged dengan lincah,
meliuk-liukan tubuh seirama alunan musik, dan bergerak enerjik menghibur
penonton dengan konstan.
Oiya, satu lagi, biasanya
si penari kerap disawer oleh penonton, tak terkecuali Ida Ocet. Namun Ida Ocet,
dalam video-video yang saya saksikan, selalu berusaha menghindar kala ada
penonton yang berniat nakal menyentuh bagian tubuhnya. Dan gerakan
menghindarnya itu lo, guys, sangat-sangat indah. Menghindar dengan
menari. Laiknya Lionel Messi menghindari Sergio Ramos ketika hendak membobol
gawang Keylor Navas.
Jogja, 12
September 2017
08:07 WIB
Bang Izzu
Bang Izzu..salam kenal, sekiranya berkenanan saya pribadi salut atas paparan yang sunnguh tertantang dengan fenomena kesenian di lombok khususnya : Saya sendiri hampir 1 (satu) tahun memperhatikan kecimol dan Baru menyadari 3 bulan terakhir mulai terasa muncul beliau berkarakter yang patut diperhitungkan dalam dunia kesenian sebagai Sang Penari IDA OCET ....SELAMAT DATANG - SENI ITU INDAH
BalasHapusSaya baru 2jam yang lalu lihat kecimol di ytube, kebetulan karena awalnya di kolom search tulis ida maksudnya ke royani lalu suggestion keluar ida ocet, kesan pertama saya ida ocet jauh dari kesan penyanyi dangdut murahan. Ada nuansa lain di ida (selain cantik), mix tradisional dan modernnya keren. Dan benar kata mas mizz cara dia menghindar dari lelaki yg coba nakal itu sangat elegan. Menggambarkan bahwa dia wanita berharga. Salam hangat dari bogor (buat ida) hehe....
BalasHapusTarianya indah dan menjaga kesopanan...
BalasHapusSip ....
Ane dari jawa timur gan..baru dua hari ini ngerti videonya...kereeeen banget dahhhhhh....lemes banget...dan lincahhhhh..
BalasHapus.ngefanssss