Salam Humaniora
Selamat pagi
!!! salam sejahtera dan selamat berpuasa untuk yang muslim. hari ini adalah
hari ke 25 kita menjalankan ibadah puasa. Tidak terasa 4 atau 5 hari lagi
ramadhan akan berlalu, semoga Allah memberikan umur yang panjang serta
kesempatan sehingga kita bisa bersua kembali dengan the king of month di
tahun-tahun selanjutnya, aamiinnn ya robbal ‘alamin. Nabi SAW bersabda betapa
ruginya seseorang yang didatangi ramadhan dan sampai ramadhan itu berlalu ia
tidak mendapat pengampunan dari Allah SWT. Na’udzubillahi min dzalik. Maaf ya
hadirin, pagi-pagi udah ceramah aja :D, semoga bisa bermanfaat untuk yang
membaca goresan sederhana ini, amiinn.
3 hari yang
lalu, tepatnya kamis 9 juli 2015 kakak saya berulang tahun yang ke 25. Eh salah,
yang ke 22 maksudnya. Hehe.. happy 22th kak Ririn Amelia Wulandari. Semoga di
usia yang semakin dewasa ini kakak semakin lebih baik dari sebelumnya, makin
cantik, makin pinter, makin solehah, makin rajin, pokok’e makin segala-galanya
deh dalam hal yang baik-baik. Sukses buat KKN dan skripsinya nanti kakak,
semoga Allah SWT memberikan kakak kekuatan dan memudahkan segala urusan kakak,
aammiinnn ya robbal ‘alamin.
{ yang kerudung merah yang ulang tahun ^_^ }
9 juli 2015
juga menjadi hari yang mendebarkan bagi saya dan juga bagi kurang lebih tujuh
ratus ribuan calon mahasiswa baru yang bersaing dalam Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN ) 2015. Tepat pukul 17:00 WIB hari itu
pengumuman SBMPTN dapat diakses di 11 laman yang disediakan panitia. Ahmdulillah,
saya benar-benar tidak menyangka hasil yang saya dapatkan, feeling saya
mengatakan kalaupun lulus mungkin di pilihan ketiga, UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang jurusan sastra inggris, namun feeling saya ternyata meleset. Saya lulus,
alhamdulillah di pilihan pertama, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta prodi
sastra arab.
Saya hampir
tidak percaya bisa menjadi mahasiswa baru ( maba ) di UGM yang notabennya
menjadi Universitas terbaik di Indonesia versi webometrics. Dan yang menambah
kesyukuran saya ialah kelulusan di SBMPTN ini saya tempuh dengan 100 %
kejujuran. Berbeda dengan UN :D, tentu sudah menjadi rahasia umum kebocoran
kunci jawaban menjadi hal yang selalu terulang ketika UN dilaksanakan. Saya ingat
sekali betapa saya belajar otodidak mempersiapkan diri menghadapi tes SBMPTN 9
Juni lalu. Saya bersyukur memiliki sahabat-sahabat yang mau membantu ketika
diri ini mendapatkan kesulitan tatkala belajar, utamanya kepada “si mancung”
Opy Pratamy ^_^. Makasih mancung untuk bantuannya selama ini, makasih mama
guruku :-). Ekonomi, sosiologi, geografi, matematika dasar dan bahasa inggris,
itulah mata pelajaran yang paling sering saya tanyakan pada dara manis yang
satu ini. sukses untuk kita semua mancung :-). Ammiinn.
{ ini dia mama guru saya, bukan ibu guru, kalau ibu guru kan terkesan tua ya :D, mama guru Opy Pratamy alias mancung )
{ ini salah satu cuplikan dari mama guru mancung yang masih saya simpan, waktu itu beliau mengajarkan saya besar produksi marginal, ilmu ekonomi bro, tulisannya bagus ya ? :P }
Kita harus
meyakini bahwa Allah memberi yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Namun
di satu sisi bisa saja apa yang kita inginkan itulah yang kita butuhkan atau
bahkan sebaliknya. Sedangkan yang saya alami adalah sebuah ketetapan dari Allah
seolah-olah Allah memberikan saya isyarat “ izz, kamu memang membutuhkan sastra
arab, tapi tidak di UIN Malang, kamu belajar sastra arab di UGM saja, jalani
dengan serius dan ikhlas dan lihatlah apa yang terjadi!!! ” saya tentu
mensyukuri nikmat Allah ini dan cara saya bersyukur adalah dengan memanfaatkan
kesempatan ini sebaik-baiknya. Ucapan terima kasihs saya sampaikan kepada kedua
orangtua yang telah mensuport anak perjakanya yang paling gede ini. juga
kepada paman dan bibik, serta sahabat-sahabat yang tidak bisa saya sebut satu
persatu namanya. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.
Oiya, pagi
ini saya mampir di grup SBMPTN 2015 yang terdapat di situs jejaring sosial
facebook. Kebetulan ada sebuah postingan dari salah seorang anggotanya,
nampaknya ia wanita, ia bertanya bagaimana cara meyakinkan orangtua jika kita
lulus di prodi sastra. Setelah saya tanya ternyata ia lulus pada prodi sastra
jepang. Ah jadi inget sama sahabat saya yang juga sekarang menjadi mahasiswa
sastra jepang di unsoed. Si Dian KaWe :P. Okey kembali ke pembahasan. Mungkin saja orang
tua dari wanita itu berfikir belajar sastra tidak punya masa depan yang cerah,
atau mungkin belajar sastra menghabis-habiskan waktu dan tidak ada gunanya. Maybe
seperti itu.
Kita tentu
harus sepakat bahwa semua ilmu yang baik dan tidak ada unsur kejahatan
didalamnya adalah memiliki keunggulan masing-masing. Prodi sastra memang tidak
sebeken kedokteran, tehnik, ataupun kesehatan akan tetapi ia tetap merupkan
sebuah obyek ilmu pengetahuan. Sastra akan mengajarkan kepada kita teori-teori
kebahasaan, linguistik dan berbagai pembahasan yang menarik. Yakinlah, orang
sastra mungkin tidak bisa jadi dokter ataupun perawat namun orang sastra bisa
menjadi lebih dari itu. Memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan mampu
memberikan perubahan bagi peradaban. Teori-teori linguistik akan mempengaruhi
paradigma berfikir sehingga sering kali orang-orang sastra ( humaniora )
menjadi tokoh-tokoh hebat karena bisa memberikan solusi terhadap berbagai
problema kehidupan sosial.
Di UNRAM,
universitas ter-kece di Nusa Tenggara Barat, ada DR. Husni Muadz, civitas
akademika se UNRAM pasti kenal dengan beliau. Salah seorang guru besar UNRAM
lulusan Ohio University Amerika. Tahu nggak jurusan beliau semasa kuliah apa ? saya
mendapatkan informasi dari salah seorang anggota aktif forum diskusi yang
beliau gagas bahwa ternyata beliau pernah belajar sastra inggris di bangku
perkuliahan. Karir akademik beliau memang hanya sebagai dosen, akan tetapi
proyek ilmiah, studi kasus, dan berbagai teori sosial yang ia kaji menjadi
perbincangan hangat sampai ke luar negeri. Untuk kita yang kurang tertarik
dengan keilmuan sosial tentu tidak akan mengetahui ini semua, namun lambat laun
kita akan sadar betapa pentingnya ilmu sosial dalam kehidupan kita sehari-hari
sehingga orang seperti beliau akan sangat dibutuhkan pandangan-pandangan serta
ide-ide cemerlangnya untuk membangun peradaban yang kuat. Beliau belajar sastra
dan kini bergelut di bidang sosial serta pendidikan.
TGH.
Hasanain Juwaini. Ada yang pernah dengar nama beliau ? yups, pimpinan pondok
pesantren Nurul Haramain NW Narmada. Peraih penghargaan internasional di
filipina dalam bidang lingkungan hidup beberapa tahun lalu. Biografi tentang
beliau telah diliput oleh metro TV dan Net Media. Beliau juga pernah menjabat
sebagai ketua KPU kabupaten Lombok Barat. Beberapa waktu yang lalu saya
mengetahui ternyata nama lengkap beliau adalah TGH. Hasanain Djuwayni Lc,
M.Hum. dari titel dibelakang nama beliau kita bisa pastikan beliau adalah
lulusan humaniora alias sastra, entah sastra apa tapi nampaknya sih sastra
inggris. Konon merebak isu beliau menjadi salah seorang kandidat pengganti TGB
di kursi NTB 1 tahun 2018 mendatang. Entah isu ini benar atau tidak kita liat
saja ke depan.
Belum lagi
dengan masyaikh-masyaikh saya yang pernah kuliah dan belajar sastra arab. Sungguh
saya kagum dengan beliau semua. Keilmuan begitu kuat, kritis dalam memahami
teks arab, serta mampu mengaitkan berbagai macam ilmu menjadi sebuah konsep
pembahasan yang menarik. Kalau tidak percaya silahkan anda datang ziarah kepada
al mukarrom Drs. TGH. Mahrudin Abdul Ghani di bermi pancor. Beliau begitu ahli di
bidang adab dan balagoh. Konon ketika kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Jogja (
Sekarang UIN Jogja ) beliau memiiki julukan bintang timur saking hebatnya dalam
bahasa arab.
Saya memang
masih awam tentang sastra, tapi saya adalah penikmat sastra dan pengagum
orang-orang yang mencintai dan menjiwai sastra. Ada keindahan didalamnya, ada
sebuah kenyamanan ketika pembahasan tentang sastra mencuat. Dan yang terpenting
Allah SWT sudah memberikan saya kesempatan untuk bergelut mengkaji dan
mengkritisi keilmuan sastra. saya cukup menjalani dengan maksimal dan ikhlas,
entah nanti Allah takdirkan saya menjadi apa adalah hak prerogatifnya. Namun jika
saya sungguh-sungguh tidak mungkin Allah akan memberikan kezholiman kepada
saya. Allah maha adil, percayalah pada janji tuhan kita, sahabat. Yang penting
belajar belajar dan belajar ! jika anda anak sastra, yuk kita sharing, saya
masih perlu banyak belajar dari anda semua. Salam humaniora :).
Komentar
Posting Komentar