Peruntungan Yang Belum Beruntung



Beberapa pekan yang lalu saya bertolak ke kota malang selama 6 hari. Ini kali kedua saya menginjakkan kaki di kota pendidikan tersebut. kalau kedatangan saya yang pertama dulu ditemani oleh bibik yang notabennya sudah 7 tahun lebih pernah menetap di malang menjadi siswi MAN 3 Malang dan mahasiswi UIN Malang. Akan tetapi kedatangan kali ini saya benar-benar seorang diri. Sebelumnya mamak mengkhawatirkan bajang ( anak muda-bahasa sasak ) nya yang satu ini berangkat sendirian, beliau masih ragu saya bisa nggak ke malang sendirian. Saya jadi ingat dulu waktu ke Jakarta untuk pertama kalinya mamak begitu cemas, sampai-sampai ia tak nafsu makan, ia baru bisa makan ketika saya kabari bahwa saya sudah makan. Kasih sayang seorang ibu memang tiada duanya sahabat, mari sayangi dan doakan ibu juga bapak kita. Semoga kita menjadi anak yang berbakti pada orang tua, aamiinn ya robbal ‘alamin.
Pesawat saya take off sekitar pukul 09:15 WITA dari Bandarudara Internasional Lombok. Alhamdulillah selama di pesawat kami semua dilindungi oleh Allah SWT dan landing dengan selamat di Bandarudara Internasional Djuanda Surabaya sekitar satu jam setelah take off tadi. Lho ? saya kan mau ke Malang terus kenapa naik pesawat yang ke Surabaya ? saya salah pesawat kah  :v ? hehe, tidak kawan, saya sengaja memilih ke surabaya dulu baru melanjutkan perjalanan ke malang. Bukan ingin jalan-jalan tapi perbedaan harga tiket dari lombok ke malang dan lombok ke surabaya itu lho yang harus diperhitungkan. Rute lombok-malang dibandrol dengan harga diatas satu jutaan, sedangkan rute lombok-surabaya ketika itu berkisar 300-500 ribuan. Makanya saya lebih memilih ke surabaya, lebih hemat. Hemat kan pangkal kaya, tapi kok saya belum kaya-kaya ya padahal udah hemat dari dulu ?? :D ah sudahlah dilain waktu nanti kita bahas tentang slogan hemat pangkal kaya itu :D
Dari bandara saya naik bis menuju bungurasih. Tepatnya di terminal purabaya surabaya. Surabaya masih saja padat, mirip lah kepadatannya dengan Jakarta. Ketika menemukan kepadatan jalan raya saya pun berbisik dalam hati, saya bersyukur hidup di Lombok, jarang tuh ada jalan macet kecuali kalau ada yang nyongkolan atau kecelekaan, sedangkan di kota-kota besar kita harus banyak bersabar ketika menggunakan jalan raya, kemacetan seolah tidak pernah absen mengisi hari-hari kota metropolitan ini. Bukan mustahil jika Lombok sudah maju dan pesat perkembangannya akan semakin padat pula mobilitas penduduk yang mengakibatkan jalanan rawan macet. Kalau jalan sudah macet masyarakat pasti protes. Masyarakat mah gitu orangnya, nggak pernah puas dengan kinerja pemerintah. Waktu daerahnya belum maju masyarakat protes, eh waktu udah maju dan salah satu akibatnya adalah kemacetan malah protes lagi. Inilah budaya kebanyakan orang Indonesia yang harus diubah. Hoby mengkritik dan malas mengapresiasi kinerja pemerintah.
Dari bungurasih saya naik bis patas AC tujuan Malang. Alhamdulillah penumpangnya tidak terlalu banyak sehingga saya bisa leluasa menggunakan kursi bis. Nanti rencananya setiba di terminal arjosari Malang saya akan dijemput oleh kak Wulan menggunakan motor matic andalannya. Perjalanan malang – surabaya menggunakan bis berkisar 2-3 jam perjalanan, tapi kalau lagi macet-macetnya bisa sampai 4-6 jam.
Saya datang ke malang dalam rangka mengikuti tes beasiswa timur tengah. Program yang diprakarsai oleh kemenag ini membuka jalur beasiswa S1 tujuan mesir, sudan, maroko. Saya memilih maroko, tanah airnya sang pemikir kontemporer islam dewasa ini abid al jabiri. Peluangnya memang sedikit, dari ribuan peserta hanya 15 yang bisa ke maroko, 30 ke sudan, dan 500-an ke mesir. Mama saya bilang “ tidak ada salahnya mencoba, kalau lulus alhamdulillah, kalau nggak juga jadikan pengalaman ”.
Diawal saya memang ragu berangkat untuk tes ini. terngiang dalam benak saya berapa duit yang saya keluarkan tapi hasilnya nanti justru tidak sesuai harapan. Dan Ibu memang wanita yang paling paham dan mengerti apa yang kita rasakan. Beliau mengatakan jangan pikirkan uang, insyaAllah kalau untuk ilmu ada saja jalan Allah memberikan rizki-Nya, yang penting kamu berusaha dan mencoba, kami nggak tuntut kamu lulus yang penting kamu maksimal usahanya.
Alhamdulillah setelah mamak mengatakan demikian saya pun jadi lebih tenang. Test yang saya hadapi meliputi tes tulis dan lisan. Pengujinya adalah alumni timur tengah. Ada dua indikator utama yang diujikan yakni hafalan al qur’an dan kemampuan berbahasa arab. Semuanya sudah saya persiapkan dengan maksimal. Di kos yang saya sewa selama di malang hanya mengulang dan memantapkan hafalan serta memperlancar kemampuan bahasa arab yang saya lakukan. Untuk pertama kalinya saya bisa fokus sekali. Mungkin didukung dengan suasana kos yang tidak bising dan jauh dari keramaian jalan protokol.
Hari senin, 15 juni 2015 pukul 08:00 saya melangkahkan kaki dengan pasti menuju kampus UIN Malang, tempat saya akan mengikuti tes. Dua hari sebelumnya saya sudah daftar ulang dan menyelesaikan semua urusan administrasi. Kartu tes dan kupon konsumsi pun sudah di dalam tas, menyatu dengan mushaf dan alat tulis yang saya bawa. Saya langsung menuju gedung rektorat UIN Malang tempat ujian berlangsung.
Ketika sampai ke dalam lift saya bersama dengan seorang gadis bergamis ungu dan berkacamata. Sepintas cantik juga, dari tekstur wajah nampaknya dia orang jawa. “ ikut tes timur tengah ya mbak? ” saya mencoba berbasa basi. Wanita itu menatap saya sekejap lalu tersenyum “ iya, mas ”. benar, dari logat bicaranya ia orang jawa. “ pilih negara mana ? ” tanya saya lagi, “ mesir ” jawabnya singkat. Baru dua kali bertanya pintu lift telah terbuka. Kami pun keluar dan menuju lantai 5 tempat ujian akan dilaksanakan. Ah saya belum sempat menanyakan siapa nama gadis itu dan darimana dia, tapi sudahlah, kenapa itu yang harus saya sesalkan ? hehe
Sesampai di sana ratusan peserta sudah mulai memadati auditorium rektorat. Saya tersenyum sendiri melihat “saingan-saiangan” saya hari ini. penampilan mereka unik-unik. Ada yang menggunakan gamis putih panjang lengkap dengan imamah di kepalanya, ada juga yang tampilannya trendy dengan celana jens dan model rambut cepak. Juga ada yang menggunakan jas almamater warna hitam lengkap dengan dasi di tengah-tengah kemeja mereka. Sepengelihatan saya lebih banyak yang tidak menggunakan peci daripada yang menggunakan peci. Apalagi peserta wanita sepengelihatan saya tidak ada satupun yang menggunakan peci :D. Saya sendiri mengenakan celana hitam panjang, kemeja lengan panjang, dan membawa sebuah ransel.
Ujian dimulai pukul 09:00 WIB dengan materi tes tulis. Terdiri atas 55 soal, 5 soal hafalan qur’an, 15 soal nahwu, 15 soal shorof, 3 soal balagoh, 10 soal bacaan bahasa arab, dan 7 soal pengetahuan agama islam. Semuanya menggunakan bahasa arab ditambah dengan tugas insya’ ( mengarang menggunakan bahasa arab ). Waktu menyelesaikan soal insya saya mengambil tema yang tengah hangat saat itu yakni kontroversi tilawah al qur’an menggunakan langgam jawa. Ujian tulis berlangsung selama 1 jam.
Kami diberikan waktu istirahat sekitar 1 jam, waktu itu saya gunakan untuk menunaikan sholat berjamaah di masjid tarbiyah UIN Malang. Untuk diketahui UIN Malang memiliki dua masjid, masjid tarbiyah dan masjid ulul albab. Adapaun masjid ulul albab lebih banyak digunakan oleh mahasiswi karena letaknya berdekatan dengan ma’had wanita. Ada satu hal yang saya sadari masih melekat di jawa dan sudah menghilang di lombok yaitu kebiasaan memukul bedug sebelum azan dikumandangkan. Di malang sendiri sebelum azan pasti didahului dengan suara tabuhan bedug yang berirama. Saya tidak tahu apakah solat zuhur dan magrib irama tabuhannya sama atau tidak, yang pasti saya jadi pensaran makna filosofis ataupun kajian historis dibalik budaya menabuh bedug sebelum azan di tanah jawa. insyaAllah nanti saya searching di google sahabat, siapa tahu bisa menjadi tema tulisan selanjutnya :-). Konon dulu di lombok budaya menabuh bedug juga ada tapi kini di setiap masjid bedug seperti barang langka.
Pukul 14:00 WIB ujian lisan dimulai, alhamdulillah karena dua hari yang lalu saya termasuk dalam pendaftar ulang yang paling awal jadi mendapat giliran lebih dulu. Dari 10 orang yang dipanggil namanya saya berada di urutan ke 7, di urutan ke 8 ada seorang gadis asal malang yang sangat imut wajahnya. Waktu daftar ulang juga saya bertemu dengan dia. Hijabnya begitu besar dan menggunakan gamis hitam panjang. Saya suka gadis berwajah orientalis seperti ini, saya sebut saja dia dengan wanita tanpa nama ( meminjam istilah bang raditya dika ).
Kami di panggil oleh penguji dua orang dua orang. Jadi saya pun duduk bersama gadis malang itu. Tes lisannya meliputi ujian interview menggunakan bahasa arab, membaca teks arab gundul dan menjelaskan makna ijmaliyah (global)nya, serta tes hafalan minimal 2 juz. Alhamdulillah saya merasa bisa menjawab dengan baik semua tes yang diberikan oleh penguji. Ketika sudah selesai tak lupa saya mencium tangan sang penguji. Ada rasa lega dan plong setelah selesai ujian lisan dan tulisan. Saya tidak berfikir hasil, saya hanya bersyukur bisa menjawab sesuai dengan kemampuan saya. Dan kalau boleh jujur antara soal SBMPTN dengan soal ke maroko lebih mudah soal tes maroko. Alhamdulillah matematika tidak diujikan :D.
Pengumuman pun dijadwalkan pada tanggal 23 juli 2015, itu bertepatan dengan hari pertama saya tes UM-PTKIN di IAIN Mataram. Namun ternyata jadwalnya molor, baru pada pagi tanggal 26 juli 2015 saya  bisa mendownload pengumuman tersebut di diktis.kemenag.go.id. dan kawan-kawan mau tahu hasilnya bagaimana ? diantara 15 nama yang lolos ke maroko nama saya tidak tercantum. Alhamdulillah, saya tidak bisa menolak takdir, meskipun saya benar-benar merasa sudah maksimal dalam mempersiapkan segalanya utamanya hafalan al qur’an. Terngiang dalam ingatan saya. Qobla subuh saya menghafal, bakda subuh menghafal sampai jam 8 pagi, setelah mandi dan sarapan menghafal lagi dari jam 9 sampai menjelang zuhur, setelah zuhur saya mengasah bahasa arab selama dua jam dan dilanjutkan dengan menghafal lagi sampai lewat waktu asar. Pun juga pada malam hari, bakda magrib sampai hampir menjelang tidur hanya menghafal dan mematangkan bahasa arab yang saya lakukan. Dalam hati kecil saya coba hibur diri sendiri “ kegagalan satu paket dengan keberhasilan, jangan lemah, toh ini bukan kegagalan pertamamu, yakinlah ini awal kesuksesanmu asal kamu jangan menyerah ” bismillah, hamasah, keep spirit !!!
Nasi sudah menjadi bubur. mungkin ini  namanya mencoba peruntungan yang belum beruntung. Tidak ada yang perlu saya sesali, mungkin hanya kata maaf dan terimakasih yang bisa saya sampaikan untuk semua orang yang telah membantu dan mensuport saya utamanya orang tua dan keluarga. Tak lupa ucapan “ jazakumullahu khairan katsira ” kepada semua yang telah membantu saya selama di malang. Kak wulan, kak Intan, Kak Ofi’, kak Nurul, dan sahabat saya Abii, semoga Allah membalas kebaikan kalian. Saya bangga bisa kenal dengan kalian semua, ^_^ terus semangat untuk belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan, kita semua adalah calon orang besar di masa yang akan datang. Sukses untuk kita semua. Ammiinn.

Komentar

  1. suka ini :D
    jangan pikirkan uang, insyaAllah kalau untuk ilmu ada saja jalan Allah memberikan rizki-Nya, yang penting kamu berusaha dan mencoba, kami nggak tuntut kamu lulus yang penting kamu maksimal usahanya.

    BalasHapus
  2. terima kasih sudah berkunjung :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer