kuliah yang tertunda part 2



Benar kata kebanyakan orang, tuhan tidak memberikan apa yang kamu inginkan tapi tuhan memberikan apa yang kamu butuhkan. Bisa jadi yang kita inginkan merupakan kebutuhan kita di mata tuhan namun mungkin saja apa yang kita inginkan bukan kebutuhan kita menurut tuhan. Konsep ini begitu lekat dengan individu yang tidak berhasil mendapat apa yang mereka inginkan, termasuk saya.
Menjadi mahasiswa dan bergelut dengan ilmu-ilmu yang lebih tinggi menjadi impian saya selepas madrasah aliyah. Namun apa daya, banyak hal yang menyebabkan tahun lalu saya tidak bisa duduk di bangku kuliah. Allah pasti memiliki tujuan dibalik takdirnya, itulah hikmah. Sebuah kebaikan yang Allah berikan tanpa pernah kita perkirakan sebelumnya.
Banyak hikmah yang saya peroleh dibalik kuliah yang tertunda ini, diantaranya :
Menjadi mahasantri di MDQH NW Pancor. Sebelumnya saya dan keluarga memang memiliki rencana jika tidak bisa kuliah di malang maka saya akan masuk ke ma’had. Ma’had merupakan pondok pesantren setingkat S1. Masa belajarnya 4 tahun dan pasca menyelesaikan study para alumninya berhak menyandang gelar QH di akhir namanya. Jadi jika pembaca menemukan orang yang gelar dibelakang namanya QH bisa dipastikan dia adalah alumni ma’had.
Di ma’had saya mendapatkan banyak hal, utamanya dalam ilmu agama. Saya juga menjadi lebih paham hakikat NW ( Nahdlatul Wathan ) sebagai organisasi keislaman yang bertujuan li i’laai kalimatidin wal wahtan. Bukan sebagai organisasi yang mendoktrin jama’ahnya untuk fanatik buta pada pimpinan. Saya bertemu dengan ustad-ustad dan kawan-kawan yang luar biasa. Saya bisa sedikit belajar ilmu al qur’an dari al mukarrom TGH. Mahfudz Muhyiddin SQ S.Ag, seorang hafidz yang sangat ahli dalam ilmu alqur’an. Kabarnya beberapa bulan lagi beliau akan bertolak ke Mesir untuk menerima sanad ilmu alqur’an tertinggi dari seorang ulama di sana.
Saya bisa menyaksikan secara langsung kasih sayang dan cinta seorang amid ma’had, TGH. Yusuf Makmun yang tak pernah absen memperhatikan seluruh tullab-thalibatnya setiap hari. Jika ada kelas yang kosong pasti beliau yang akan mengisi kelas tersebut. tahaddust binni’mah saya jadi teringat pernah mendapatkan sebuah hadiah buku dari beliau bersama dua orang teman lainnya karena lancar membaca beberapa baris kitab gundul. Dan bukti kecintaan beliau yang berbentuk materi kepada instansi ma’had adalah sebuah sya’ir yang cukup panjang dan indah didengar, syair ini resmi diserahkan kepada ketua umum dewan tanfidziyah PBNW, TGB DR. KH. M.Zainul Majdi MA pada acara zikrol setengah abad 7 juni yang lalu.
Semangat yang tiada duanya menjadi contoh yang wajib diikuti oleh para tullab-thalibat tercermin oleh wakil amid ma’had, TGH. Zahid Syarief. Beliau adalah pimpinan sekaligus pendiri pondok pesantren Hikmatusysyarief NW Salut tempat saya nyantren selama 6 tahun lebih. Meskipun beliau sudah berumur akan tetapi beliau tetap semangat menempuh jarak puluhan kilo meter dari lombok barat ke lombok timur. bahkan meskipun sekarang beliau berjalan dengan tongkat tapi semangat mengajar tak pernah luntur sekalipun. Dari wajah beliau sangat terpancar keikhlasan dalam mengabdi dan mengaji. Semoga Allah memanjangkan umur semua guru-guru kita aamiinn ya robbal ‘alamin.
Hikmah selanjutnya yang saya dapatkan adalah diberikan kesempatan untuk berbakti pada orangtua. Beberapa pekan pasca saya menetap di pancor sebagai tullab ma’had saya mendapat kabar bahwa ibu saya mengandung. Tentu berita ini saya sambut dengan rasa syukur dan terkejut karena saya tahu sekali mamak saya ikut program KB. Kembali ke teori awal, tuhan memberikan apa yang kita butuhkan :). Semua kamipun berharap semoga anak yang dikandung mamak berjenis kelamin laki-laki dan benar saja, menurut hasil USG dokter kandungan bayi yang dikandung mamak berjenis kelamin laki-laki.
Namun siapa sangka, proses persalinan yang kami prediksikan berjalan lancar sangat jauh dari kenyataan. Mamak harus dirujuk ke Rumah Sakit, lalu di operasi sesar dan yang paling membuat kami tercengang adalah oleh dokter mamak harus menjalani operasi angkat rahim karena kalau rahimnya tidak diangkat bisa menjadi ancaman bagi kesehatan mamak. Disitulah saya merasakan hikmah kuliah yang tertunda. Bisa dibayangkan seandainya saya kuliah di malang ketika itu saya tidak bisa mendampingi orangtua saya yang tengah mengalami ujian seperti itu, mengandalkan adik-adik saya pun tidak mungkin karena mereka masih kecil-kecil. Melalui kuliah yang tertunda Allah mengajarkan dan memperlihatkan kepada saya perjuangan kedua orangtua demi anak mereka. Alhamdulillah kami bersyukur, sekarang mamak dan si kecil sudah sehat wal afiat :-).
Itulah sekelumit hikmah yang bisa saya petik dibalik kuliah yang tertunda yang saya alami. Yakinlah sahabat. Dalam setiap fenomena kehidupan yang anda alami tersimpan sejuta hikmah yang hanya bisa anda rasakan dengan “berhusnuzhon” kepada sang pemberi hikmah. Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan bimbingan Allah SWT, Amiinn ya robbal ‘alamin.
Saya minta doanya ya pembaca yang budiman, tanggal 9 dan 27 juli nanti adalah pengumuman SBMPTN dan UM-PTKIN, saya berharap bisa lulus di UIN Malang melalui jalur tersebut. yang mendoakan saya lulus di UIN Malang saya doakan semoga murah rezeki, didekatkan dengan jodohnya, mampu melunasi hutang-hutangnya ( kalau lagi punya hutang ) dan mudah-mudahan ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT. Amiinn ya robbal ‘alamin :) 

 yang di dalam foto ini saya, bapak saya, dan si kecil Fahri, ^_^ insyaAllah berkah

Komentar

Postingan Populer