juanda mengajarkanku



Beberapa hari yang lalu saya diberikan kesempatan oleh Allah untuk menyaksikan bumi-Nya di luar lombok. Alhamdulillah ‘ala ni’matilah fi kulli haal. Saya selalu percaya bahwa pengalaman merupakan cara Allah mengajarkan kita sebuah pemahaman baru, oleh sebab itulah saya bersyukur diberi kesempatan menginjakkan kaki di kota pahlawan Surabaya ( meskipun Cuma mampir makan doang ), malang selama dua hari, dan pamekasan madura sekitar 8 hari.
Teringat bulan ramadhan lalu saat Allah izinkan saya menginjakkan kaki di Jakarta dan menimba ilmu di pesantren al aksi Indosiar. Ketika itu saya mendapatkan banyak sekali pengalaman baru dan ilmu baru yang akhirnya membuka cakrawala berfikir yang lebih luas dari sebelumnya. Saya syukuri itu. Dan tidak jauh beda dengan jakarta, surabaya, malang dan pamekasan madura pasti akan mengajarkan saya pengalaman demi pengalaman yang akan menghiasi cara berfikir dan perspektif logika saya terhadap berbagai fenomena kehidupan dewasa ini.
Namun sebelumnya saya ingin berterima kasih kepada orangtua saya yang telah memberikan izin anak sulung mereka ini merantau beberapa hari. Terimakasih untuk doa dan uang sakunya, bapak mama :D. Alhamdulillah saya nggak terlalu boros selama di sana. Terima kasih pula untuk bibik kiki dan paman firdaus yang telah membiayai perjalanan saya pulang pergi pake airbus A320 milik maskapai airasia. Semoga bisnisnya paman dan bibik diberikan kelancaran dan khusus buat paman yang sedang menempuh beasiswa S3 di UIN Sunan Kalijaga Jogja selalu diberikan kemudahan dalam segala urusannya. Amiinn.
Oiya satu lagi, terima kasih buat kak ririn amelia wulandari alias kak wulan alias kak ririn alias apa lagi ya ? hehe.. yang sudah meluangkan waktu selama saya di malang sebagai tour guide yang baik. Nanti kalau kakak pulang ke lombok adek ajak jalan-jalan ke joben dah :D ( padahal rumahnya kakak kan ada di joben ya ). Terima kasih juga untuk teman kakak yang sudah rela motornya dipakai untuk mengitari beberapa wilayah kota Malang. Semoga kebaikan semuanya dibalas oleh Allah dengan kebaikan pula. Aamiinnn...
Pesawat yang saya tumpangi take off sekitar pukul 11.55 WITA. Ketika sudah terbang barulah awak kabin memberikan penjelasan kepada penumpang bahwa kita akan menempuh jarak sekitar 500 KM, berada di atas ketinggian 26.000 kaki dan dengan kecepatan 860 KM/Jam. Perjalanan dari Lombok ke Surabaya memakan waktu kira-kira 55 menit. Selama take off dan terbang saya tidak merasakan terlalu banyak perbedaan antara airbus dan boeing, hanya saja mungkin airbus mesinnya tidak terlalu bising di telinga penumpang.
Sekitar pukul 11.00 WIB bertepatan dengan 12.00 WITA sesuai dengan prediksi kami landing dengan selamat sentausa di bandara internasional juanda surabaya. Sesampai di terminal seperti biasa saya segera menuju tempat pengambilan bagasi, maklumlah bawaan kami ada dua travel bag. Satu travel bag khusus pakaian anak-anaknya bibik yang masih kecil dan satunya lagi khusus oleh-oleh Lombok untuk keluarga di madura. Sembari menanti bagasi keluar saya mengedarkan pandangan ke sekitaran bagian bandara yang bisa terjangkau oleh mata saya. Dalam hati saya berkata, amazing, BIL yang kami bangga-banggakan di Lombok belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan juanda ini. Maklumlah Surabaya sudah maju karena itu bandaranya bagus dan padat, kalau NTB kan sedang beranjak untuk maju, semoga pemimpin dan masyarakat NTB diberikan kekuatan dan kemudahan untuk menjemput kemajuan.
Ingatan saya kembali memutar momen pertama kali saya menginjakkan kaki di bandara soekarno-hatta jakarta. Bandara tersibuk di Indonesia yang setiap hari melayani 650 take off dan landing puluhan maskapai dengan ratusan tujuan di Indonesia. bandara yang sangat megah luas dan sibuk, berbeda jauh dan jauh berbeda dengan aktifitas Bandara Internasional Lombok.
Sebuah pemahaman perlahan merasuk dengan halus dalam hati dan pikiran saya. Kita terlalu menikmati kemajuan yang ada di kampung halaman kita sendiri dan menganggap kita sudah maju tanpa membandingkan diri dengan kampung orang. Contoh kecilnya saja dari sisi bandara. Bandara adalah bangunan yang tidak bisa di anggap remeh keberadaannya. Bandara merupakan pintu gerbang bagi seseorang memasuki sebuah daerah. Dan tentu saja tidak bisa kita pungkiri bahwa kualitas dan aktifitas bandara bisa mewakili bagiamana kualitas daerah tersebut. BIL memang luas tapi lebih banyak lahan kosongnya yang tak terpakai. Bukan tak terpakai sih, tapi belum terpakai.
Kita terlalu nyaman dengan kemajuan yang dikatakan pemerintah tanpa mencari tahu apa data yang diberikan pemerintah itu benar adanya atau hanya formalitas belaka untuk menyelamatkan diri di hadapan laporan kepada gubernur dan DPRD. Saya selalu berharap pejabat publik di NTB ini diberikan kekuatan lahir bathin dalam mengemban amanah sehingga dapat bersinergi dengan kapasitas dan kapabiltas yang baik serta transparan dalam segala hal pembangunan dan aktifitas di NTB.
Dulu saya pernah dengar BIL itu landasan pacunya paling panjang. Saya yang awam hanya bilang “ subhanaAllah,, hebat!! Luar biasa ”. tapi sekarang saya tahu landasan BIL bukan landasan terpanjang, baru 2750 meter. Pesawat berbadan besar pun belum bisa mendarat. Ada banyak bandara yang lebih luas landasannya dari BIL. Ini saya tahu sesudah melihat juanda dan searching di google. Bahkan BIL termasuk salah satu dari enam bandara yang merugi di Indonesia.
Untuk ukuran bandara berkelas internasional memang seharusnya lebih sibuk daripada bandara domestik biasa. Semoga BIL ke depannya bisa jadi lebih sibuk agar geliat ekonomi dan pariwisata di NTB bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya. Amin. Tulisan ini tidak bermaksud membedakan antara BIL dan Juanda, Jelas Juanda lah pemenangnya. Tapi melalui tulisan ini saya ingin berpendapat bahwa kita masih tertinggal, saya dengar IPM kita yang terbaru juga sudah keluar , kalau tidak salah posisi 33 dari 34 provinsi di Indonesia ( kalau salah pembaca bisa koreksi ). Kita masih tertinggal dan terlalu nyaman karena menganggap diri kita sudah maju. Lihatlah dunia luar, ia akan membuat kita iri dan terpacu untuk terus bergerak menjemput kemajuan. Benar kata imam syafi’i, banyak sekali manfaat dari musafir. Engkau akan merasakan kekuasaan Allah yang lebih hebat dan menyadarinya dengan sepenuh hati.
Dengan penuh rasa syukur kita harus mengapresiasi segala ikhtiar yang sudah dilakukan pemerintah. Tapi marilah kita jangan berpuas diri. PR masih menumpuk, kesenjangan sosial, permasalahan ekonomi masih harus di bereskan oleh pemerintah dan juga masyarakat. Semoga NTB bisa menjadi bangsa yang merupakan baldatun toyyibatun wa robbun ghofur,, amiinn...

yg di gambar adlah aktiftas BIL,, hanya satu pesawat yang terparkir yaitu Batavia saja,, tu pun terparkir karena sudah tidak terpakai lagi

Komentar

Postingan Populer