alam memuliakan orang berilmu



Suara celotehan serombongan burung yang selalu menari di langit pancor tatkala pagi terdengar kembali untuk kesekian kali. Sebagai orang yang beriman saya yakin mereka tengah bertasbih pada rabb-Nya. Allah azza wa jalla. Bertasbih dengan cara mereka masing-masing. Semua yang ada di semesta alam ini adalah ciptaan Allah, wajar saja mereka bertasbih mengagungkan sang pencipta-Nya. Angin bertasbih dengan hembusannya, air bertasbih dengan alirannya, burung bertasbih dengan suaranya, pohon-pohon bertasbih dengan lambaiannya, ombak bertasbih dengan riaknya, matahari bertasbih dengan sinarnya, bumi pun bertasbih dengan tawafnya mengitari sang surya. Semuanya bertasbih mengagungkan zat yang maha suci, Allah SWT.
Alhamduillah Allah masih mengizinkan saya menghirup oksigen dan menghempaskan karbondioksida untuk kesekian ribu kalinya terhitung sejak 14 januari 1996 yang lalu. Alhamduillah ‘ala kulli haal. Di dalam alqur’an Allah menjelaskan bahwa jika kita hendak mengkalkulasi jumlah nikmat Allah, baik kuantitas maupun kualitasnya maka kita tidak akan mampu menghitungnya. Maka Sebagai mukmin yang baik harusnya kita mengimbangi semua itu dengan syukur yang tak terhitung pula. Semakin sering bersyukur semakin baik, semakin rajin bersyukur semakin bagus. ( mari bersyukur sekarang juga. Ucapkan tahmid! Alhamdulillahi robbil ‘alamin )
Hari itu sedikit berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Ahad, 25 Januari 2015. Kami segenap tullab MDQH NW Pancor akan kedatangan tamu agung. Seorang ulama yang terkenal kealimannya di seantero dunia islam. Doktor muda tampan rupawan menawan serta berilmu tinggi. Fadhilatusyaikh Dr. Muhammad Ismail Zain Al Makiy. Difasilatisi oleh majlis khirij al haromain atau dalam bahasa Indonesianya perkumpulan alumni makkah madinah. Untuk kesekian kalinya beliau meluangkan waktu untuk berbagi ilmu pada kami.
Pukul 09:00 WITA kami sudah bersiap menyambut dan menerima kedatangan beliau. Kami mendapatkan kepastian bahwa beliau akan tiba di mushola al abror pada pukul 10:00 WITA. Itu artinya kurang lebih satu jam lagi. Saya dan beberapa rekan-rekan tingkat 1 banin MDQH membooking tempat duduk paling depan, tidak persis di depan mimbar beliau akan tetapi berjarak sekitar dua meter ke samping kiri dari mimbar yang akan beliau tempati. Lumayan dekat jika dibandingkan dengan yang duduk di belakang :D.
Tidak sabar rasanya ingin bertatap muka dengan ulama yang satu ini. Namun saya dan kawan-kawan harus sabar lebih lama lagi, karena kami mendengar beliau singgah di mantang lombok tengah dulu baru beranjak ke pancor. Never mind. Kami akan tetap menunggu, mungkin delay sekitar 1 jam saja. Untuk mengisi kekosongan personil tim hadroh MDQH pun unjuk kebolehan memainkan gendang dan rebana-rebana hadroh menghasilkan irama serta melantunkan shalawat menghibur jamaah yang sedang menunggu kedatangan syaikh.
Waktu terus berjalan, kami tak menyadari ternyata jarum jam di dinding sudah menunjukkan jam 11 lebih. Mungkin saking memukaunya penampilan tim hadroh sehingga kami tak sadar waktu. Dalam hati saya bertanya, “ kenapa lama banget ya ? jangan-jangan beliau ke tempat lain dulu baru ke pancor ”. benar saja, info terbaru pun kami terima. Pasca dari mantang lombok tengah beliau menuju ke sakra lombok timur baru menuju pancor. Mau tidak mau kami harus menunggu lebih lama lagi. Delaynya ditambah. Tapi tak apalah, kami masih setia menunggu. Sedangkan jamaah yang lain bagaimana ? sepengelihatan saya mereka semua juga masih setia dan kuat menunggu.
Tim hadroh sudah kelelahan. Mereka tak menghibur kami lagi. Kasihan mereka, semoga kelelahan mereka terhitung sebagai kebaikan di sisi Allah SWT Amiiinn ya robbal ‘alamin. Kami mendirikan sholat zuhur berjamaah dulu baru selanjutnya kembali menunggu dengan setia. Sembari menunggu saya dan beberapa kawan-kawan mendiskusikan banyak hal. Tapi bukan diskusi sih, lebih tepatnya ngerumpi. Hehe. Bukan ghibah, ngerumpi ngomong dalam istilah jawanya dikenal dengan sebutan ngalor ngidul. Tawa cekikikan pun terdengar dari majlis rumpi kami namun tentunya tidak sampai terlalu mengganggu tullab yang lain.
Tiba-tiba dari arah belakang, di barisan tholibat ( mahasiswi ) ada seorang tholibat yang bersin. Kurang sedetik kemudian satu abror pun kompak menggemakan doa untuk orang bersin “ yarhamukaAllah ”. namun tentunya dengan nada yang seperti mengheboh-hebohkan suasana. Dalam hati saya ngedumel “ aduh mama sayange, kalau tholibat yang bersin semuanya bilang yarhumkaAllah, dari tadi saya bersin-bersin nggak ada tuh yang ngedoain gitu -_- “. Tapi tak apalah, saya tidak mempermasalahkannya melainkan hanya takjub saja dengan yang terjadi. Hehe
Pukul 13:00 sudah terlewati, namun belum juga ada tanda-tanda beliau akan segera datang. Hanya satu info yang kami dapatkan bahwa beliau akan sholat di sini karena sekarang beliau belum sholat dan sedang dalam perjalanan menuju ke pancor. Pukul 13:30  barulah tanda-tanda kedatangan beliau pun nampak. Tim hadroh berbaris di bagian luar mushola, mereka ditugasi  untuk menyambut kedatangan syaikh doktor. Kami juga diberikan komando oleh tuan guru supaya menyambut beliau dengan nasyid selamat datang berbahasa arab gubahan almagfurulahu maulanasyaikh.
Sekitar pukul dua siang lebih sedikit akhirnya beliau datang dan langsung memberikan tausyiah menggunakan bahasa arab fusha. TGH. Hudatullah bertindak sebagai penterjemah. Tidak banyak yang beliau sampaikan, mungkin karena waktu yang sedikit. Namun salah satu yang beliau sampaikan ialah menuntut ilmu merupakan kewajiban. Sebagaimana rasul bersabda menuntut ilmu wajib bagi setiap orang islam. Beliau juga berwasiat agar kita semua selalu berbuat kebaikan dan berbuat yang terbaik.
Saya tidak bisa mencatat semua yang beliau sampaikan karena diwaktu yang bersamaan guru tafsir saya, TGH. Ahmad Shobur memerintahkan saya untuk merekam syiakh doktor menggunakan android lenovo milik beliau. Saya pun sami’na wa atho’na pada perintah guru. Saya yakin bahkan haqqul yakin ada berkahnya.
Satu hal yang saya sadari. Firman Allah bahwa orang-orang beriman dan berilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah itu benar adanya. Terbukti di depan mata saya sendiri. Kalau bukan karena ilmu beliau tak mungkin kami sanggup bertahan untuk menunggu kedatangan beliau yang hanya sebentar saja jika kita durasikan. Bayangkan, delay 4 jam lebih. Saya yakin kalau orang biasa yang seperti itu pasti jamaah sudah pergi dan enggan untuk menunggu.
Ya Allah kami bukannya ingin mendapatkan penghormatan dunia, kami hanya ingin engkau mengaungerahkan kami ilmu yang barokah, yang bermanfaat bagi diri kami dan orang lain. Bertemu dengan seorang yang alim hari ini telah menumbuhkan semangat baru dan motivasi tambahan bagi saya untuk terus belajar. Tapi bagi saya jauh lebih sulit menjaga konsistensi semangat daripada menumbuhkan semangat itu sendiri.
Lihatlah ! betapa alam memuliakan orang yang berilmu. Wallahu a’lam.

Komentar

Postingan Populer