KBTT 2020, Ketemunya 2022


Perlahan namun pasti saya mulai bertemu dengan rekan-rekan mahasiswa program magister Kajian Budaya Timur Tengah (KBTT) UGM angkatan 2020. Jumlah kami tadinya ada 18 orang namun berkurang 1 karena yang bersangkutan memutuskan mengundurkan diri karena faktor kesehatan. Alhamdulillah, 17 orang tersisa sudah berhasil menyelesaikan semester 4 dengan selamat sentosa. Setidaknya tidak ada di antara kami yang di-DO oleh kampus, naudzubillah min dzalik. Tentu hal ini harus disyukuri.

Baru Pak Subhan Jaelani, yang paling senior di antara kami, yang sudah maju sidang tesis. Sisanya masih berjuang dengan pencapaian yang berbeda-beda. Ada yang tinggal menunggu jadwal sidang, ada yang tengah berkutat dengan analisis, ada yang masih ikhtiar menerbitkan jurnal, ada pula yang masih mengumpulkan niat untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai, hehe. Lagi-lagi apa pun pencapaian itu harus disyukuri tanpa melihat besar-kecilnya sebuah pencapaian.

Mahasiswa KBTT UGM 2020 yang pertama saya jumpai tentu adalah Putri. Dia bukan sekedar teman angkatan di S2, saya sudah mengenalnya cukup lama karena kami juga seangkatan waktu S1 dulu. Bahkan kami juga berbarengan wisudanya. Tentu saya berharap meskipun jadwal sidang tesis kami sudah pasti berbeda, karena beliau hanya tinggal menunggu jadwal sidang dari prodi, saya ingin untuk sekali lagi wisuda program magister bareng Putri, dan juga rekan-rekan yang lain. Saya memang selalu ketinggalan dibanding Putri tapi haram bagi saya untuk tertinggal jauh. Putri bisa masa Izzu ngga, ya kan? #IzzuModeSemangat #EmotApiTigaKali.

Beberapa hari setelah kembali ke Jogja waktu mempertemukan saya dengan dua rekan KBTT 2020 yang lain, ada Selly dan Mas Riza. Selly memang sudah menetap di Jogja cukup lama. Adapun Mas Riza bolak-balik Jogja-Ponorogo setiap minggunya.

Kami bertemu di Bento Kopi Nologaten. Sebuah tempat yang tidak asing bagi saya karena dahulu cukup sering nongkrong di situ, baik bersama teman-teman maupun pacar mantan. Bedanya sekarang Bento Kopi jadi semakin bagus dan ramai. Ada live music juga ketika malam tiba. Tempat yang enak buat nongkrong. Tapi kalau buat nugas menurut saya suasananya terlalu berisik.

Mas Riza, saya, Putri, Selly

Tidak ada kecanggungan yang muncul karena kami memang sudah saling mengenal selama kurang lebih 2 tahun. Obrolan mengalir tanpa hambatan. Dari mulai basa-basi tesis hingga sedikit cerita tentang kehidupan pribadi. Bertemu dengan Putri, Selly, dan Mas Riza membuat saya semakin terpacu untuk mengejar ketertinggalan dari mereka. Sekali lagi saya berharap semoga Oktober nanti kami bisa wisuda bareng. Sidangnya kapan? Lebih cepat lebih baik! Ini juga lagi ikhtiar, hehe.

Alhamdulillah, saya bersyukur kembali lagi dipertemukan dengan dua rekan KBTT 2020 yang lain, ada Mas Imam Khairul Anas dan Aliya Arofah. Mas Imam menyempatkan ke Jogja selama beberapa hari untuk pemantapan tesis beliau. Begitu juga dengan Aliya yang meluncur dari Jepara ke Jogja dengan misi segera menyandang status masternya.  Pertemuan dengan keduanya juga menjadi pemantik semangat bagi saya untuk bisa segera menyelesaikan apa yang sudah kami mulai.

senyum lebar bukan berarti tesis kelar

Tentu masih lebih banyak teman-teman yang belum saya jumpai saat ini. Itu tidak terlepas karena faktor pandemi dan jarak yang memisahkan. Akan tetapi, saya percaya bahwa di mana pun kami berada saat ini kami punya satu harapan yang sama; segera menyelesaikan tesis dan lulus dari KBTT UGM sebagai bentuk tanggung jawab kami selaku mahasiswa yang sudah “berani” memulai belajar di UGM maka harus “bertanggung jawab” pula menyelesaikan apa yang sudah dimulai.

Guru saya, Tuan Guru Bajang, pernah berkata apabila kita menginginkan sesuatu maka do’a kan juga orang lain agar mendapatkan sesuatu itu. Karena ketika kita berdo’a dan memohon kebaikan untuk orang lain malaikat akan mendo’akan kita mendapatkan kebaikan yang sama. Maka, dalam do’a saya terselip harapan untuk semua rekan-rekan KBTT UGM 2020 agar dimudahkan dan dimampukan oleh Allah dalam mengerjakan tesis dan menyelesaikan studi master ini. Amiin ya Rabbal Alamin.

 

Jogja, 22 Juni 2022

Komentar

Postingan Populer