SUMPAH PEMUDA BUKAN SEKEDAR SUMPAH!
![]() |
Finalis debat MTQMN XV mengucapkan selamat hari sumpah pemuda! |
Di hari sumpah pemuda ini saya tidak membuat status tentang sumpah pemuda.
Apalagi hastag-hastag di sosial media. Bukan bermaksud apatis atau tak mau
mengikuti arus mainstream. Hanya saja saya ingin berbeda dari tahun-tahun
sebelumnya. Sejak mengenal media sosial di tahun 2010, kala itu saya berkenalan
dengan facebook, saya selalu bikin status tentang sumpah pemuda dengan beragam kepsyen
yang dibikin semenarik mungkin demi mendulang banyak like dan
komentar. Nah, tahun ini saya ingin berbeda. Hanya itu dan sesimpel itulah
alasan saya!
Fakta sejarah menunjukkan bahwa peristiwa sumpah pemuda merupakan salah
satu kejadian krusial pra-proklamasi. Sumpah pemuda adalah penegasan bahwa para
pemuda ketika itu mengaku satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa.
Peristiwa ini menjadi simbol sejarah bahwa kemerdekaan Indonesia dibangun di
atas pondasi kebersamaan dan persatuan. Kemerdekaan adalah keringat seluruh
rakyat Indonesia bukan hanya golongan dan agama tertentu. Pantaslah mantra
sakti Bhineka Tunggal Ika dipertahankan dan menjadi identitas kebangsaan
yang harus sama-sama dijaga dan dipertahankan.
Sumpah, menurut KBBI online, memiliki beberapa makna; 1) pernyataan yang
diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang
dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhannya dan sebagainya): perkataannya itu dikuatkan dengan --; 2) pernyataan
disertai tekad melakukan sesuatu untuk menguatkan kebenarannya atau berani
menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar; 3) janji atau ikrar yang
teguh (akan menunaikan sesuatu).
Dalam ilmu Balaghah, sumpah (al-qasam) tidak termasuk khabar, melainkan
insya’ ghairu thalabi. Artinya dalam sebuah sumpah tidak perlu
diperdebatkan apakah konten dalam sumpah tersebut mengandung kebenaran atau
kesalahan. Secara garis besar, sumpah bukan sekedar tuturan, melainkan
ungkapan yang harus diselaraskan dalam tindakan. Ketika seseorang bersumpah
akan serius kuliah maka ia harus serius kuliah. Ketika seseorang bersumpah akan
setia pada pasangannya maka ia mesti setia. Makanya nih, buat para cowok jangan
gampang bersumpah di depan cewek kalian. Pun bagi para cewek jangan mudah termakan
dengan sumpah seorang cowok.
Seorang adik tingkat saya punya prinsip seperti ini;
“OJO GUMUNAN OJO GAMPANG
KEPINCUT”
Jangan gampang takjub, jangan gampang tertarik. Semanis apapun
janji. Sekuat apapun sumpahnya, jangan gampang percaya jangan mudah terlena!
Ok,Let’s back to the topic!
Di hari sumpah pemuda ini saya mengisi kegiatan dengan menonton sebuah
film berjudul Shot Caller. Actually, this movie tayang di tahun 2015
lalu. Menceritakan seorang lelaki bernama Jacob yang terpaksa masuk penjara
lantaran mengemudi di bawah pengaruh alkohol hingga menyebabkan salah satu
penumpang yang dibawanya meregang nyawa. Ia terjebak dalam atmosfer penjara
yang mengharuskannya bergabung dalam geng-geng tertentu. Di film ini
diceritakan dalam sebuah penjara para narapidana terbagi menjadi dua kubu,
yakni ras kulit hitam dan kulit putih. From this part, i find the fact that rasisme
itu nggak Cuma di Indonesia, nggak hanya ada di negara-negara terbelakang dan
berkembang but even di negara-negara maju macam Amerika pun rasisme
menjadi permasalahan. Don’t forget that;
Film adalah representasi
kehidupan sosial
Kehidupan penjara merubah arah hidup Jacob. Ia dikenal dengan nama baru, Money.
Ia terpaksa ikut campur dalam penyelundupan senjata illegal dari Afganistan.
Kalau ia tidak bergabung maka nyawa mantan istri dan anak semata wayangnya
terancam. Namun Jacob yang sebenarnya baik ternyata punya rencananya yang lebih
matang. Ia terlibat dalam kejahatan tersebut sebenarnya untuk membantu polisi
tanpa diketahui oleh pihak polisi. Padahal jika mau show up ia bisa saja
divonis bebas tanpa syarat. Namun Jacob punya cara tersendiri.
Dari film ini saya belajar beberapa hal, diantaranya; loyalty,idealism,
dan keberanian dalam mengambil resiko. Well, pelajaran dan pesan
moral tak hanya bisa kita raih di forum-forum pengajian, kelas, dan
bacaan-bacaan tebal. Namun melalui film, fakta kehidupan, hingga alam semesta
ini kita bisa mendapatkan pelajaran hidup.
Ah, saya jadi teringat ketika Gerald Butler bermain dalam film Goestorm.
Di ending film tersebut ia dengan begitu heroik mempertaruhkan nyawa
dengan bertahan di stasiun luar angkasa untuk menyelesaikan problem yang
mengancam keselamatan bumi. Saya yakin mayoritas penonton film-film tersebut
adalah para pemuda. Saya berharap semoga para penikmat film tak hanya mampu
mendapatkan hiburan dari film-film tersebut, namun juga bisa mendapatkan “hal
lebih” dari sekedar kecanggihan sinematografi dan audiovisual tingkat tinggi.
![]() |
Gerald Butler dalam Geostorm |
Sebagai pemuda yang masih punya tenaga, kesehatan, dan kesempatan panjang
sudah seharusnya kita memiliki semangat juang tinggi. Nggak malu po jadi pemuda
tapi malas-malasan? Nggak malu po jadi pemadu tapi lebih sering mager? Nggak
malu po jadi pemuda tapi lebih nyaman jadi benalu? Pemuda itu harus mau berletih-letih
di masa mudanya.
Kalau kamu keras dengan
masa mudamu, maka masa depan akan melunak padamu. Namun jika Kamu lembek dengan
masa mudamu, maka kehidupan akan keras kepadamu! (TGB:2017)
Jogja, 28 Oktober 2017
17:29 WIB
Bajang Lombok
Komentar
Posting Komentar