JOGJA ; Istimewa
Selamat
siang dari jogja !! Tulisan ini berisi curhatan pertama saya setelah berada di
kota pelajar Yogyakarta. Beberapa malam yang lalu saya juga sudah ngepost sebuah
tulisan namun entah kenapa formatnya di blog kok landscape tidak potrait.
Maybe disebabkan komputer warnet yang saya gunakan waktu itu kurang baik.
Ke depan insyaAllah saya akan konsisten menulis tapi tidak bisa posting setiap
hari. Maklum kuota internet terbatas kawan.
Tanggal 12
Agustus 2015 saya diantar oleh paman meninggalkan bumi seribu masjid. Tujuan
kami adalah Yogyakarta namun transit dulu di Surabaya. Ini diakibatkan oleh dua
hal, pertama ; kami kehabisan tiket lombok-jogja yang notabene hanya 1 flight
dalam sehari, kedua ; saya harus berada di Yogya sebelum tanggal 13 Agustus
karena pada tanggal itu saya harus mengikuti tes AcEPT. Sebuah tes kemampuan
bahasa Inggris, sejenis dengan TOEFL.
Mungkin ada
yang bertanya kenapa saya terdampar di Yogya padahal sejak 2
tahun lalu mengidam-idamkan Malang
sebagai tempat impian melanjutkan studi ? saat SBMPTN 2015 di buka saya sudah
mantap mengambil jurusan sastra arab atau sastra inggris. Linguistik saya
yakini akan menjadi fundamental keilmuwan yang mampu membawa saya menjadi
intelektual handal di masa mendatang, amiinn. Dan pilihan pertama saya
tentunya kampus ulul albab, UIN Malang. Tapi ternyata UIN Malang memiliki
kebijakan tidak menerima pendaftaran untuk sastra arab melalui jalur SBMPTN.
UIN yang lain pun demikian, UIN Jakarta, Surabaya, maupun Jogja, PTIN tersebut
kompak tidak menerima sastra arab melalui jalur SBMPTN.
Saya pribadi
sudah mantap harus mengikuti SBMPTN tahun ini. alhasil setelah mempertimbangkan
beberapa hal saya pilih sastra arab UGM di pilihan pertama, diikuti sastra
inggris UNY, dan sastra inggris UIN Malang. Jujur, saya berharap lulus di
pilihan ketiga, sastra inggris UIN Malang. Adapun UGM saya letakkan di pilihan
pertama semata-mata mengikuti rangking PTN di Indonesia saja. Kita ketahui
bersama UGM adalah kampus rangking 1 di Indonesia.
Untuk bisa
masuk sastra arab UIN Malang saya harus mengikuti tes tulis jalur UM-PTKIN.
Dengan uang hasil keringat sendiri ( kebetulan waktu itu saya mendapat rizki
setelah mengisi sebuah ceramah ) saya pun mendaftar. Pilihan pertama sastra
arab UIN Malang dan pilihan kedua Tafsir al qur’an IAIN Mataram. Tes SBMPTN
dilaksanakan lebih dulu dari UM-PTKIN begitupun dengan pengumumannya. Dan
hasilnya alhamdulillah, saya awalnya tidak percaya tapi inilah bagian dari
nikmat Allah. Saya dinyatakan diterima di UGM prodi Sastra Arab.
Yang saya
syukuri ketika itu adalah kebahagiaan dan kesyukuran yang terpancar dalam binar
senyum kedua orang tua. Alhamdulillah kekecewaan karena gagal lulus dalam tes
beasiswa timur tengah beberapa hari lalu bisa terbayarkan dengan diterima
sebagai mahasiswa di kampus nomor satu se-Indonesia. Saya ingat kak wulan
pernah bilang “ ini hadiah buat adek karena adek sudah bersabar satu tahun ini,
selamat ya dek jadi bagian dari kampus terbaik ”. saya bersyukur dan tentunya
sujud syukur pasca membaca pengumuman via online tsb.
Entah kenapa
sejak dinyatakan diterima sebagai mahasiswa UGM saya mulai merasa inilah
pilihan yang tepat. Hasrat kuliah di UIN Malang mulai berkurang dan antusisas
menjadi mahasiswa UGM pun bergejolak. Baik orang tua maupun paman dan bibik juga
mendukung. Saya masih ingat salah satu testimoni yang diberikan paman “ beda lo
izz belajar sastra arab di kampus umum dengan sastra arab di kampus islam,
wawasan kamu akan lebih luas tidak hanya berkutat pada keilmuwan islam saja ”. juga
pernyataan dari Shovi, rekan seperjuangan saya di pesantren al Aksi tahun lalu
yang kini terdaftar sebagai mahasiswi sastra arab di Universitas Negeri Malang
( UM ). Ia mengatakan sangat nyaman dan banyak hal yang didapatkan dengan
belajar sastra arab di kampus umum ( bukan kampus islam ). Saya pun mantap
memilih UGM.
Namun
tanggal 27 juli rasa penasaran bergejolak dalam hati. Saya ingin tahu hasil
UM-PTKIN yang saya jalani sebulan lalu. Apakah saya lulus di UIN Malang, IAIN
Mataram atau justru tidak lulus ? untuk mengobati rasa penasaran itu saya pun log
in di situs yang sudah ditentukan dan alhamdulillah saya dinyatakan lulus
juga di sastra arab UIN Malang. Kembali sujud syukur saya lakukan. Berkat izin
Allah, doa dari keluarga utamanya orang tua dan belajar intensif beberapa bulan
terakhir saya bisa lolos tes tulis di dua universitas besar di negeri ini. alhamdulillah
‘ala kulli haal Lulus di UIN Malang tidak merubah keputusan saya untuk
memilih Universitas Gadjah Mada dan saat ini saya sudah bisa merasakan hawa
kota Jogja.
Saya
bersyukur menjadi bagian dari UGM. Presiden BEM UGM saat closing ceremony PPSMB
PALAPA 2015 kemarin mengatakan “ pada diri kalianlah mengalir titisan darah
gadjah mada ” sumpah, saya merinding waktu beliau mengatakan demikian. Menjadi
bagian dari UGM bukan sekedar kebanggan semata akan tetapi terdapat nama besar
yang harus dijaga, kontribusi yang dinantikan bangsa, dan pengabdian pada
masyakat sebagai salah satu bagian dari tri darma perguruan tinggi.
Di kampus
kerakyatan ini saya benar-benar merasa menjadi Indonesia yang sesungguhnya.
Memiliki kawan dari ujung papua hingga aceh dengan berbagai logat, bahasa,
budaya, dan keunikan. Di sini kami juga berinteraksi dengan banyak agama, islam
memang mayoritas akan tetapi kami juga memiliki saudara katholik, protestan,
hindu, budha, dan konghucu. Mungkin kalau kuliah di UIN rasa pluralisme ini
yang tidak saya dapatkan. Saat kami beribadah mereka menghormati dan saat
mereka beribadah pun kami menghormati. Sungguh sebuah harmoni yang penuh dengan
kesejukan dan kedamaian. Di sinilah keislaman saya yang rahmatan lil ‘alamin
diimplementasikan dengan sesungguhnya.
UGM juga
mengalirkan semangat keilmuwan serta sosio-entrepreneur pada seluruh
sivitas akademikanya ditunjang dengan berbagai fasilitas yang saya anggap
nyaris lengkap. Ketika masuk menjadi mahasiswa UGM kami diberikan account gmail
yang berdomain UGM. Ini merupakan buah kerjasama UGM dengan google. Selain itu
kami juga diberikan web gratis berdomain UGM pula serta software
microsoft office asli sebagai muara kerjasama UGM dengan microsoft. Fasilitas
wifi, kantin, sepeda kampus, dan sarana olahraga pun telah disediakan. Dari
olahraga populer-mainstream seperti sepak bola, badminton, dll hingga olahraga
memacu adrenalin layaknya panjat tebing dan pacuan kuda. Perpustakaan pun
berjamuran di setiap fakultas, adapun perpustakaan inti tepat berada di antara
Grha Sabha Pramana dan Gedung Pusat UGM alias Balairung.
Oiya Grha
Sabha Pramana ( GSP ) sendiri adalah gedung serbaguna milik UGM. Jika kita
masuk melalui bundaran UGM ( Pintu Gerbang Utama) maka gedung inilah yang
pertama akan kita lihat dari kejauhan. Biasanya wisuda maupun acara besar lain
dilaksanakan di sini. Lapangan GSP lumayan luas dan di lapangan inilah biasanya
warga sekitar berolahraga ria, ini menunjukkan bahwa UGM memang kampus
kerakyatan dan wellcome kepada semua orang. Makanya jangan heran jika
anda ke UGM pada sore hari atau pagi weekend akan ada ratusan warga berjoging ria menanti petang
datang. Oiya pembukaan dan penutupan PPSMB juga dilaksanakan di lapangan GSP.
Rasanya jika
saya menjabarkan satu persatu fasilitas di UGM tidak akan bisa sedetail mungkin.
Belum lagi fasilitas di luar kampus seperti rumah sakit dan hotel. Intinya UGM
telah memberikan fasilitas kepada wargnya guna menunjang pembelajaran yang
efektif dan optimal di dalam kampus. Belum pernah saya menemukan kampus sebesar
dan sehebat ini.
Jogja
sendiri memang berhawa panas, mungkin keberadaan gunung merapi mempengaruhi.
namun terlepas dari itu semua Jogja memang layak menyandang julukan daerah
istimewa. Makanannya istimewa, istimewa karena lumayan murah untuk kalangan
anak rantau seperti saya :D, orang-orangnya pun ramah dan baik, toko buku
berjamuran di berbagai tempat dan harga barang kebutuhan sehari-hari pun
terjangkau. Saya jadi ingat kalau mau beli buku di Lombok mau tidak mau saya
harus ke Mataram bahkan tak jarang pula orang lombok timur yang hendak mencari
buku juga harus ke Mataram. Namun di sini alhamdulillah toko-tokok buku
berjamuran. Ini mengindikasikan minat baca mahasiswa jogja lebih baik daripada
mahasiswa lombok. Meskipun ini hanya sekedar asumsi saya belaka namun asumsi
ini muncul dari fakta empiris yang saya temukan.
Saya juga
baru tahu ternyata di Jogja terdapat istana presiden. Jika presiden ada acara
di Jogja beliau pasti menginap di sana. Istana presiden, monumen serangan umum,
benteng peninggalan belanda, gedung tua bank BNI, hingga kraton Yogyakarta
berada dalam jalan utama malioboro menuju ke arah Selatan. Daerah ini menjadi
daerah favorit anak-anak muda nongkrong utamanya di malam minggu.
Intinya saya
merasa Jogja memberikan sebuah iklim yang baik untuk pengembangan kualitas
intelektual. Tinggal bagaimana saya menyesuaikan diri dengan cermat di tempat
ini karena biar bagaimanapun Jogja pasti memiliki sisi negatif pula. Saya juga
yakin Allah memiliki tujuan yang baik mengirim saya ke kampus umum bukan kampus
islam. Jauh dari keluarga adalah salah satu proses untuk mencapai kesuksesan
yang membahagiakan orang-orang tersayang. Saya selalu berdoa semoga seluruh
keluarga di Lombok utamanya mamak, bapak, dan adik-adik selalu dipanjangkan
umur, sehat wal afiat dan dalam lindungan Allah SWT. Doakan anakmu yang tengah
berjihad dalam mencari ilmu dan jati diri sebagai manusia yang berkarakter
baik. Aamiinnnn
Jogjakarta,
25-08-2015
12:53
WIB
Muhammad
Izzuddin
ini gedung GSP, gedung serbaguna milik UGM
ini saya waktu di kelas, PPSMB PALAPA 2015
ini salah seorang kawan baru saya, namanya Begawan, tehnik mesin dari Tanggerang
ini waktu closing ceremony PPSMB, panas banget deh..
dan......
inilah kami, 9000 lebih gamada 2015 membentuk inagurasi ASEAN,
adapun saya membentuk warna kuning, nggak kelihatan kan ?? :D
Komentar
Posting Komentar