Memakmurkan Masjid
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillah
kita bersyukur pada Allah yang masih memberikan kesempatan dan umur sehingga
kita bisa menapaki bulan Mei 2015 ini. seperti sudah menjadi budaya di dunia
maya saat bulan baru datang pasti tema besar status yang penduduk maya update
adalah harapan-harapan. Tadi saya mampir di twitter, hastag #mywish jadi
top trending topic di sana. Di Facebook
pun demikian. Dan saya baru sadar ternyata ada banyak sekali sahabat-sahabat
saya yang berulang tahun di bulan ini, Wish You All The Best buat kalian semuanya
ya ^_^. Aammiinnn...
Hari pertama
bulan ini bertepatan dengan sayyid al- ayyam ( rajanya hari ). Sebagai
umat islam kita sangat dianjurkan untuk meningkatkan ibadah di hari ini,
memperbanyak shalawat, bersedekah, memakai wangi-wangian ke masjid, membaca al
qur-an. Khusus untuk orang-orang yang sudah menyempurnakan sebagian agama
mereka dengan menikah sangat disunnahkan “ beribadah ” di malam jum’at. Konon
pahala yang diraih oleh suami istri jika “ beribadah ” malam jumat laksana
membunuh 100 yahudi. Kalau ibadahnya dua kali berarti laksana membunuh 200
yahudi, kalau tiga kali sama dengan membunuh 300 yahudi, begitu seterusnya.
Aduh, beruntung dan berbahagianya orang-orang yang sudah menikah ^_^. Islam
memang indah. Hari Jum’at penuh dengan keberkahan dan mudah-mudahan permulaan
bulan yang jatuh pada hari jum’at merupakan isyarat dari Allah bahwa bulan ini
akan menjadi lebih berkah dari sebelumnya, ammiinnn ya robbal ‘alamin.
Untuk
pertama kalinya saya menulis siang hari. Iya, tepatnya sepulang sholat jumat
dari masjid besar at taqwa pancor. Jadwal saya menulis biasanya sih sore hari (
kalau tidak ada halangan ), nah berhubung nanti sore saya ada kegiatan lain
karena itulah saya menulis siang ini. dibawah teriknya matahari yang
mengeringkan jemuran yang saya cuci tadi malam diiringi dengan hembusan angin
yang tak terlalu sejuk saya ingin menggoreskan tentang pesan khatib jum’at
tadi. Khatibnya ialah Dr. TGH. Salimul Jihad MA. Sekretaris dewan Mustasyar
PBNW sekaligus salah seorang masyaikh kami di MDQH NW Pancor.
Akhir-akhir
ini berbagai media ramai memberitakan tentang eksekusi mati yang dilakukan
pemerintah terhadap gembong-gembong narkoba. Langkah ini patut kita apresiasi,
kalau sebelum eksekusi begitu banyak yang menghujat presiden Jokowi
mudah-mudahan langkah tegas yang diambil presiden RI ke-7 ini bisa memberikan
angin segar untuk masyarakat Indonesia. saya memang tidak memilih Jokowi, tapi
Allah yang telah mentakdirkan Jokowi menjadi pemimpin bangsa ini. daripada kita
menghujat lebih baik kita doakan semoga beliau mampu memberikan yang terbaik
bagi Indonesia. dan pastinya kita terus mengawasi jalannya pemerintahan, kalau
kebijakan pemerintah baik untuk mayoritas bangsa Indonesia mari kita dukung
namun jika tidak barulah kita bersuara dan memberi masukan.
Saya rasa
sangat wajar Indonesia memberikan hukuman mati karena kesalahan mereka begitu
besar. Merusak generasi penerus bangsa. sebagaimana yang kita ketahui mayoritas
pengguna narkoba adalah para pemuda. Akan jadi apa bangsa ini 20 – 50 tahun ke
depan jika pemudanya sudah hancur berkeping-keping oleh narkoba ? maka kita
patut mengapresiasi upaya pemerintahan dalam menanggulangi narkoba dan berbagai
hal yang bersifat merusak mental, moral, dan karakter pemuda Indonesia.
Pemerintah
melalui menkominfo dan berbagai pihak terkait telah berupaya sekuat tenaga
memblokir situs-situs dewasa yang rajin dikonsumsi oleh kaula muda. Begitupun
dengan aparat penegak hukum telah melaksanakan tugas mereka dengan baik. Sudah
beribu-ribu botol miras yang mereka hancurkan, banyak warung remang-remang yang
menjadi sarang prostitusi telah digrebek, pun juga dengan para pengedar narkoba
habis ditangkap.
Namun
mengapa seolah-olah narkoba, prostitusi, pornografi, dan berbagai macam hal
negatif tersebut seolah tiada habisnya ? kita tidak bisa serta merta
menyalahkan pemerintah karena menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang bersih,
berkarakter, dan berbudi luhur bukan menjadi tanggung jawab bapak Jokowi
semata. Bukan hanya menjadi tugas para polisi dan tentara. Tetapi kita selaku
masyarakat dan warga negara yang baik harus ikut serta bersama pemerintah dan
aparat penegak hukum memusuhi segala pengaruh negatif tersebut. kita memiliki
tugas yang tak kalah penting. Apa gunaya ikhtiar pemerintah jika masyarakatnya
acuh tak acuh dan tak mau membantu ? maka siapapun yang menjadi presiden
Republik Indonesia tercinta ini tidak akan mampu membawa Indonesia ke arah yang
lebih baik jika masyarakat Indonesia bersifat pasif terhadap hal-hal penting
dan sensitif demi kemajuan bangsa.
Lalu apa
yang bisa kita lakukan sebagai muslim yang baik untuk Indonesa ? apalagi islam
di Indonesia adalah mayoritas. 89 % orang Indonesia bertuhankan Allah dan
bernabikan nabi Muhammad. Tidak perlu langsung melakukan hal-hal yang besar,
awalilah dari hal-hal kecil nan sederhana. Paling tidak untuk membentengi diri
dari hal-hal negatif itu kita bisa melakukan dua hal sederhana ini :
Yang
pertama ; memakmurkan masjid. Masjid adalah pusat ibadah. Apabila masjid di
suatu kampung dimakmurkan oleh penduduknya minimal dengan sholat 5 waktu sehari
semalam maka akan memberikan dampak terhadap wilayah di sekitar masjid
tersebut. bukankah masjidil haram dan masjid nabawi diberkahi oleh Allah
daerah-daerah sekitarnya dikarenakan jama’ah yang senantiasa memakmurkannya ?
namun apabila sebuah masjid justur sunyi sepi dari syiar Islam, maka kita bisa
pastikan bahwa daerah di sekitar masjid tersebut gersang dari ajaran-ajaran
Islam.
Apa beratnya
kita melangkahkan kaki ke masjid untuk menunaikan sholat lima waktu berjama’ah?
Dari 24 jam kuouta waktu yang Allah berikan kita hanya menggunakan sedikit saja
untuk memakmurkan masjid ? rasanya itu bukan hal yang berat dan tidak menyita
banyak waktu kita hanya saja dibutuhkan kemauan untuk melakukan ini. sepintas
saya berfikir, seandainya saya jadi pemimpin atau yang memiliki wewenang maka
saya akan buat peraturan wajib sholat berjama’ah di masjid meskipun sedang jam
kerja. Dan ini tidak berlaku untuk pegawai pemerintahan saja tapi berlaku untuk
seluruh perusahaan-perusahaan. Indah bukan jika masjid-masjid selalu ramai oleh
orang-orang yang berjama’ah ?
Yang
kedua : menghidupkan rumah dengan membaca al qur’an. Ini yang mulai kita lalaikan,
saudara-saudaraku sekalian. Kehadiran Televisi, laptop, HP, dan berbagai alat
canggih masa kini telah membuat sebagian dari kita terlena. Betapa banyak rumah
yang berdiri megah tapi sunyi dari lantunan ayat-ayat suci al qur’an. Malahan
musik-musik yang bersifat lagho ( sia-sia ) yang mengisi seantero rumah.
Naudzubillahi min dzalik.
Duhai
saudara-saudaraku seiman seagama. Jika kita merasa jarang menyentuh al qur’an
segera ambil lah air wudu’ dan sentuh ia. Baca dengan penuh tartil dan
kehati-hatian. Membaca satu huruf al qur’an maka kita mendapat 10 pahala.
Bayangkan jika berpuluh-puluh huruf yang kita baca, apalagi satu halaman, dua
halaman, betapa banyak pahala yang bisa kita dapatkan ? dan yakinlah barang
siapa yang membaca al qur’an maka Allah akan berikan ketenangan lahir dan
bathin untuk mereka.
Mari kita
mengadakan perubahan besar dimulai dari gerakan sederhana seperti ini, cukup
makmurkan masjid dan makmurkan rumah dengan bacaan-bacaan al qur’an insyaAllah
pengaruh negatif tidak akan bisa menguasai daerah kita dan rumah kita. Wallahu
a’lam.
Komentar
Posting Komentar