INSPIRASIKU



Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Saya menulis goresan ini di sore kamis, 30 April 2015. Sholat ? alhamdulillah sudah, mengulangi sekaligus menambah beberapa ayat hafalan qur’an juga sudah. Saya minta doa ya semeton, semoga saya di berikan kemudahan dalam menghafal al-qur’an, aamiinn ya robbal ‘alamin. Tinggal mandi aja nih yang belum, kalau ada air di kos saya pasti mandi, kalau nggak ya terpaksa menyebrang jalan menuju kokoq ( sungai ) tiga serangkai untuk clean my body, bagaimana tidak ? sejak dua hari yang lalu irigasi air ke tiga kamar mandi yang ada di kos kami mengalami permasalahan, walhasil hanya satu kamar mandi yang bisa difungsikan. Yaitu kamar mandi yang posisinya paling dekat dengan keran air PDAM.
Hari ini adik saya yang nomor tiga, Durratul Yatimah genap 12 tahun usianya. Iya, dia anak ketiga, anak kedua dari bapak dan mama sudah mendahului kami ke surga sana. Sewaktu lahir ia sudah di panggil oleh Allah. Aku ingat hari itu hari jumat, aku begitu antusias menunggu kelahiran adik pertamaku, tapi apa daya, Allah berkehendak lain. Bayi mungil berjenis kelamin perempuan itu sudah terbujur kaku tak mengeluarkan tangisan sedikit pun. Tapi Allah memang maha adil, adikku yang telah diambil lebih dulu kini tergantikan oleh tiga orang adik yang lahir setelahnya. Setiap kali mengingat adikku yang sedang berbahagia di surga sana itu aku pasti membacakannya al-fatihah, karena  itu sekarang aku mau membacakannya al fatihah dulu ya saudara. Al fatihah...... selesai ! ^_^
Okey, kita lanjut, berhubung hari ini adalah hari lahir salah seorang adikku rasanya aku ingin menjadikan mereka sebagai tema besar dalam goresan sederhana ini. karena selain orangtua tercinta tentu kalianlah motivasi terbesar dalam hidup kakak, aku tak hanya ingin menjadi sosok anak yang berbakti pada orang tua tapi juga menjadi kakak yang baik untuk adik-adiknya, kakak yang bisa jadi kebanggaan dan mampu memberikan mereka kebaikan. Ammiinn.
Mari kita mulai dari adikku yang hari ini ulang tahun, nama lengkapnya Durratul Yatimah. Diawal-awal mempelajari bahasa arab aku fikir arti namanya adalah kentut satu-satunya, tapi ternyata aku keliru, arti namanya yang benar adalah permata satu-satunya. Memang diantara kami berempat dialah yang memiliki kulit paling putih, karena itu oleh tetangga-tetangga sekitar ia mendapat panggilan baru, bodak, kalau dibahasa indonesiakan itu artinya seseorang yang memiliki kulit teramat putih. Terkadang kalau lagi sebel sama dia aku sering memanggilnya dengan panggilan bodak, tapi kalau aku punya udang di balik batu biasanya aku akan memanggilnya dengan begitu romantis adikku sayaaannngg tak lupa dengan nada yang gemulai juga :D. Jika aku sudah memanggilnya begitu ia pasti tahu aku akan meminta bantuannya ataupun meminta uang jajannya :D.

Feelingku mengatakan ia akan menjadi sosok yang cantik dan manis. Entah aku subyektif ataupun obyektif mengatakan ini yang pasti semoga kecantikan fisiknya kalah oleh kecantikan hatinya, aammiinn ya robbal ‘alamin. Di bidang akademik ia lumayan menonjol, itu terlihat dari rangkingnya di kelas yang selalu mengalami kenaikan, dari rangking 11, loncat ke 6, lalu ke pringkat 4, kemudian ke peringkat 3. Sampai sekarang di penghujung masa putih merah-merahnya ia masih mampu bertahan di rangking 3 besar. Namun anak ini punya keistimewaan, jiwa sosialnya tinggi sekali, ia mudah bergaul dengan siapapun dan rata-rata anak seusianya begitu nyaman bermain dengannya. Karena itu jika anda datang bertandang ke rumah kami jangan kaget kalau selalu ada saja anak-anak tetangga yang bermain di sana. Dan dimataku, Yati sepertinya sudah diangkat sebagai ketua geng anak-anak tetangga secara tidak langsung.
Untuk urusan memasak ia sudah mulai jago, dari masak air, masak nasi, masak sayur, sampai goreng telur. Makanya kalau pulang ke rumah aku begitu sering memperbudaknya :D, “ tik, gorengin telur ” jika nasib sedang bersahabat maka ia akan langsung ke dapur, namun jika nasib lagi apes ia akan memberikan seribu satu alasan untuk menolak request telur goreng dariku. Kalau pulang ke rumah rencananya aku ingin kursus masak dengannya. Oiya satu lagi, ia juga memiliki insiatif yang kreatif. Itu terbukti dari upayanya membuat anak-anak yang belajar mengaji di rumah menjadi rajin menabung, ia lah yang menjadi bendahara tabungan anak-anak di sana. Konon tabungan itu akan mereka ambil untuk belanja lebaran nanti. dalam masalah tabung-menabung aku pun kalah olehnya, ah kakak macam apa aku ini:D.
Adikku yang selanjutnya bernama Aliya Himmatul Izzah. Namanya paling mirip dengan nama mamak, begitupun kalau lagi ngambek, hehe, semoga mamak saya nggak baca tulisan ini, bejorak mak :D. Ia lahir pada tanggal ( kalau saya tidak salah ) 10 Oktober 2005. Wajahnya nggak jauh beda sama Yati, hidungnya sama-sama pesek, pipi mereka chuby, dan tentunya hidung mereka sama-sama memiliki upil. Bedanya Aliya tak seputih Yati dan juga tak sehitam diriku. Karena itulah kadang-kadang mereka sering di kira anak kembar tapi sebenarnya tidak.

Aliya sejak TK sudah menampakkan kecerdasannya di bidang akademik. Sewaktu kelas B di salah satu Taman Kanak-Kanak swasta yang letaknya sekitar satu kilometer dari rumah Aliya sudah berhasil mendapat piala dan piagam karena menjuarai lomba mewarnai antar TK se-Lombok Barat yang diadakan ketika hari kartini. Kalau dibandingkan dengan saya jelas Aliya sudah menang. Ketika duduk di kelas 4 SD lah pertama kali saya mempersembahkan piala untuk sekolah itupun tingkat kecamatan. Sedangkan Aliya ? dari TK dia sudah mengukir prestasi setingkat kabupaten. Belum lagi puisi-puisi yang ia buat sudah puluhan jumlahnya. Bukan tidak mungkin jika dalam waktu dekat puisi-puisi hasil buah tangan Aliya akan dijadikan buku antologi puisi oleh paman dan bibi yang memiliki penerbit.
Tapi jika sedang ngambek, Aliya akan berubah menjadi horor. Jangan harap ia akan tersenyum. Dan tak satu kata pun muncul dari bibirnya. Ia sanggup puasa ngomong sampai 3 hari 3 malam kalau sedang ngambek. Satu-satunya yang bisa meluluhkan Aliya kalau sedang ngambek adalah mamak, entah dengan cara yang keras maupun lembut. Ia juga jago main catur, aku sering dikalahkannya, yati apalagi, kalau lawan bapak kadang-kadang bapak sering kalah juga sih. Tinggal paman saja yang belum dikalahkan sama Aliya.
Aku pernah main catur lawan Aliya dan baru dua langkah saja ia sudah men­-skak mat rajaku. Kan kamvret ya ? dengan spontan aku yang masih labil membanting catur itu, walhasil Aliya kaget dan berubah rona wajahnya, ia menahan airmata dan akhirnya ngambek. Akibatnya aku harus membelikannya es krim agar ia mau berdamai denganku. Sekarang aku berfikir untuk pensiun dini dari dunia percaturan. Ya, demi gengsi dan kasta dalam keluarga.
Adikku yang terakhir berjenis kelamin laki-laki. Namanya Abdul Hamid Akbar Fakhri, namanya cukup panjang tapi nama panggilannya cukup Fahri saja. Ia terlahir di Rumah Sakit Umum Daerah Gerung Lombok Barat melalui operasi sesar. Sehabis sesar mamak pun harus menjalani operasi angkat rahim. Melahirkan fahri adalah perjuangan paling berat yang pernah mamak rasakan. Ia terlahir tanggal 23 Februari 2015. Aku kasihan juga melihatnya ketika baru lahir. Bagaimana tidak ? kami tidak bisa langsung melihatnya, dua hari pertama ia dimasukkan ke dalam inkubator. Ia juga dipuasakan, tidak di beri susu maupun inpus, atas kuasa Allah lah ia mampu bertahan meskipun dipuasakan, Alhamdulillah. Setelah keluar dari inkubator ia pun harus di infus dan diberikan obat. Kasihan kan kecil-kecil udah di suntik begitu. Tapi Alhamdulillah sekarang ia dan mamak serta kami sekeluarga dalam keadaan sehat wal afiat.

Kehadiran Fahri menambah ramai dan hangatnya keluarga. Dan kami juga yakin banyak anak banyak rezeki. InsyaAllah dengan lahirnya Fahri rezki baik untuk kami sekeluarga akan bertambah pula. Ammiinn. Tapi satu hal yang aku sadari, dengan kehadiran Fahri karirku sebagai orang terganteng dikeluarga mulai terancam. Aku akui dia memang tampan, apalagi kalau baru selesai dimandiin imut dan manisnya akan sampai pada titik klimakas. Banyak orang-orang juga bilang seperti itu, untunglah jarak kami lumayan jauh jadi ia tidak terlalu menyaingiku :D
Fahri paling senang kalau dibacakan al qur-an dan shalawat. Jika aku atau bapak membacakan Fahri salawat maupun al quran ia pasti akan memperhatikan dengan khusu’ dan beberapa detik kemudian mengeluarkan suara yang tak jelas, mungkin ia ingin ikut mengaji bersama kami tapi suaranya belum sempurna. Maklumlah baru dua bulanan. Mungkin ini pengaruh bawaan dari dalam perut, setiap malam sejak awal kehamilan bapak selalu melantunkan al qur’an untuk Fahri yang masih di dalam perut sebelum tertidur. Semoga jadi anak yang soleh ya Fahri, lebih baik dari kakakmu ini. aammiinn.  
Sejak kehadiran Fahri ada satu hal yang aku pikirkan, kira-kira di usianya yang keberapa ya aku akan memberikannya keponakan :D ??. Maklum jarak kami kan 19 tahun. Jadi ketika nanti usianya 5 tahun, aku sudah 24 tahun, usianya 8 tahun aku sudah 27. Entah diusia berapa aku akan memberikannya keponakan. Ah, sudahlah, yang terpenting belajar dulu, belajar dan belajar. Agar bisa jadi kebanggan keluarga, membahagiakan orangtua dan adik-adikku. Semoga. Urusan istri biar Allah yang atur.
Oiya, untuk adikku Yati, Sanah Helwah ya, semoga panjang umur sehat selalu dan semakin baik dari hari ke hari. Amiinn ya robbal ‘alamin, Wish You All The Best. Juga untuk seluruh adik-adikku dan keluarga besarku. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah dan menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Ammiinn ya robbal ‘alamin.


Pancor, 30 April 2015
Pukul 18:00 WITA

Yang merindukan kalian ^_^


Muhammad Izzuddin

Komentar

Postingan Populer