BELAJAR DARI JAMA’ TAKSIR
Untuk bisa
berbahasa arab, baik menulis, berbicara, utamanya membaca teks arab baik yang
klasik maupun kontemporer. Diperlukan berbagai macam ilmu penunjang untuk mahir
berbahasa arab terutama membaca kitab kuning. Nahwu dan shorf merupakan dua
ilmu paling mendasar yang harus dipelajari oleh siapa saja yang ingin bisa
membaca kitab tak berbaris alias gundul itu. Tak heran di pondok pesantren
manapun yang menekankan santrinya bisa membaca kitab kuning dua pelajaran ini
menjadi makanan sehari-hari mereka. Bahkan kalau makan nasi mereka diberi jatah
3 kali sehari namun nahwu dan shorf kerap kali diberikan dalam porsi yang
lebih. Sebelum subuh, sesudah subuh, setelah zuhur, setelah asar, dan antara
magrib dan isya. Santri-santri akan mendapatkan suntikan vitamin ilmu dari
nahwu dan shorf. ada sebuah syair yang mengatakan
“Annahwu ya
fata abul ‘ulumi wasorfu
ummuha ladal ‘umumi”
“ Fazawwijanhuma
‘ala isti’jali liyuntaja
bi injabil injali”
Artinya :
Nahwu itu
hai pemuda adalah bapaknya ilmu
Dan
shorof adalah ibunya
Maka
kawinkanlah keduanya
Agar
melahirkan banyak anak
Konon, jika
nahwu dan shorf sudah dikawinkan dalam artian dipadukan maka dua ilmu ini akan
melahirkan ilmu-ilmu yang lainnya. Lebih tepatnya begini, jika seseorang sudah
menguasai ilmu nahwu dan shorof maka ia akan lebih mudah menguasai disiplin
ilmu yang lain seperti fikih, tafsir, hadist, balagah, bahkan ilmu-ilmu seperti
matematika, fisika, sosiologi, filsafat dan lain sebagainya. Lihatlah ilmuwan
islam seperti ibnu Khaldun, alkhawarizmi, dan ibnu shina. Beliau semua tidak
hanya ahli dibidang ilmu agama saja melainkan disiplin ilmu lain pun dikuasainya.
Apakah fakta ini belum cukup meyakinkan kita betapa nahwu dan shorf merupakan
ilmu dasar yang mutlak harus kita kuasai untuk mempermudah kita dalam belajar
disiplin ilmu yang lain ?
Ketika zaman
nabi memang belum ada ilmu nahwu dan shorf. Rasul juga tidak pernah
memerintahkan para sahabat untuk mempelajarinya. Sampai saat ini tidak ada
hadis yang menyatakan rasul memerintahkan kita mempelajari nahwu dan shorf.
Namun ada sebuah hadis yang patut untuk kita simak dan dalami kandungannya.
“ ta’allamul
‘arobiyata wa’allimuhannasa ”
Pelajarilah
bahasa arab dan ajarkanlah ia kepada manusia
Melalui
hadis ini, Rasululllah SAW memerintahkan untuk mempelajari bahasa arab. Bisakah
bahasa arab kita pelajari tanpa nahwu dan shorf ? nampaknya sulit. Karena
aturan tata bahasa, baris kalimat, sampai cara mengartikan kalimat dalam bahasa
arab dasarnya ada dan dipelajari dalam ilmu nahwu dan shorof. Jadi secara tidak
langsung melalui hadis ini Rasulullah
SAW memberikan isyarat untuk mempelajari nahwu dan shorof yang endingnya
nanti akan membantu kita mempelajari bahasa arab guna menghindarkan diri dari
kesalahan dalam memaknai hadis maupun kalamullah yang notabenenya berbahasa
arab.
=(
^_^ )=
Di dalam
ilmu nahwu, kata yang menunjukkan makna tunggal disebut isim mufrad. contohnya رسول ( seorang rasul ). Sedangkan kata yang
menunjukkan makna plural ( banyak ) adalah jama’. Jama itu sendiri terbagi
menjadi 3 jenis. Ada jama’ muzakkarissalim ( khusus untuk laki-laki atau yang
bermakna laki-laki ), jama muannasistasilm ( khusus untuk wanita atau yang
bermakna wanita ), dan jama’ taksir ( jama’ yang berubah dari bentuk
mufradnya). Sesuai dengan judul tulisan sederhana ini penulis akan
mengerecutkan pembahasan pada isim mufrad ( tunggal ) dan jama’ taksir ( plural
) saja.
Kira-kira
apa pelajaran yang bisa kita ambil dari hubungan isim mufrad dengan jama’
taksir ini ? pembaca yang budiman! Isim mufrad merupakan kata yang menunjukkan
arti tunggal sedangkan jama’ taksir memiliki arti plural ( banyak ) serta
berubah dari bentuk mufrad. Marilah kita analogikan isim mufrad merupakan
posisi kita saat ini. Posisi dimana sebagian besar kita belum merasa puas
dengan apa yang kita capai dan bagaimana posisi kita saat ini. Sedangkan jama’
taksir kita umpamakan sebagai posisi yang lebih baik dari posisi kita saat ini.
Tentu dari segi kuantitas memiliki banyak hal lebih baik daripada hanya
memiliki satu saja. Semakin banyak semakin baik. Lebih baik mana kita punya
satu buah buku atau banyak ? lebih hebat mana orang yang punya satu ilmu atau
yang punya banyak ilmu? kita sepakat memiliki banyak hal itu lebih baik bukan?.
Nah kalau pertanyaannya seperti ini, lebih baik mana satu istri atau banyak
istri ??? ^_^. Kalau anda wanita tentunya 99,9 % akan memilih satu, sedangkan
kalau anda lelaki dan benar-benar merasa lelaki yang punya selera, sebagian
besar akan memilih banyak istri bukan ?kembali ke pembahasan!
Ilmu nahwu
mengajarkan bahwa isim mufrad bisa bertransformasi menjadi jama’ taksir dengan
3 metode. 3 metode itu ialah merubah baris, menambah jumlah huruf
dan terakhir mengurangi jumlah huruf. 3 metode inilah yang menjadikan
isim mufrad mampu bertransformasi menjadi jama’ taksir. Yang tadinya hanya
berarti satu menjadi bermakna banyak.
Kalau isim
mufrad saja bisa bertransformasi kenapa kita tidak ?. Kita mampu
bertransformasi menjadi lebih baik dan lebih berkualitas. Dan disinilah kita
belajar pada isim mufrad dan jama’ taksir. Jika transformasi isim mufrad
menjadi jama’ taksir dilakukan dengan metode maka kita pun harus menggunakan
metode. Dan metode yang dapat kita coba adalah metode yang digunakan untuk
merubah isim mufrad menjadi jama’ taksir yakni : merubah, menambah dan
mengurangi.
Yang pertama
merubah. Apa yang harus kita rubah dalam diri kita ? rubahlah kebiasaan buruk
menjadi kebiasaan baik. Rubahlah aktifitas dan rutinitas yang sedikit manfaat
menjadi rutinitas yang kaya manfaat. Jika anda lebih sering menganggur maka
rubahlah kebiasaan anda itu dengan aktifitas yang ada manfaatnya, seperti
membaca, membantu orang lain, ataupun menulis. Jika pola hidup anda yang 24 jam
itu lebih banyak waktu terbuang sia-sia maka rubahlah pola hidup anda. Apabila
pola belajar kita masih kalah dengan yang lain maka rubahlah pola belajar kita
dengan memberikan inovasi-inovasi yang membangkitkan gairah. Intinya berubah
dari suatu hal yang sedikit manfaat menuju hal-hal yang lebih bermanfaat dan
berkualitas. Berubahlah! Jangan menunggu motivasi dan semangat untuk berubah,
tapi berubahlah maka anda akan termotivasi dan tersemangati.
Metode
selanjutanya adalah menambah. Menambah dapat kita asumsikan sebagai proses
peningkatan kuantitas maupun kualitas. Setiap kita terlahir sebagai manusia
membawa fitrah kebaikan. Sejahat-jahat manusia pasti ada sisi baiknya. Maka apa
yang baik dalam diri kita terus tingkatkan. Tambah porsinya. Anda yang biasa
belajar 1 jam sehari di luar jam formal cobalah tambah menjadi 1 jam 15 menit,
kemudian meningkat menjadi 1 jam 30 menit, begitu seterusnya. Jika anda
terbiasa bersedekah Rp. 1.000 sehari maka tingkatkan setahap demi setahap.
Tambah kuantitas dan kualitas aktifitas kita yang bermanfaat dan baik untuk
kita niscaya akan bertambah pula kemungkinan transformasi menjadi lebih baik
untuk kita. Tambah porsi dan alokasi rutinitas kebaikan kita setahap demi
setahap dan rasakanlah perubahannya.
Ketiga ialah
mengurangi. Yang kita kurangi yaitu aktifitas maupun hal-hal yang kita nikmati
namun justru memperlambat kesuksesaan kita sendiri. Contohnya tidur, siapa yang
tak suka tidur ? lihatlah anggota DPR meskipun tengah sidang paripurna istimewa
yang membahas tentang urusan-urusan kerakyatan dan kenegaraan banyak juga yang
tertidur bukan ? tidur bagi sebagian orang adalah perkara yang menyenangkan
namun tidur berlebihan akan memperlambat kesuksesaan. Bayangkan! Pagi tidur,
siang tidur, malam apalagi. Lantas kapan kita meluangkan waktu untuk bergerak
dan mengejar kesuksesaan ? ayolah kawan, kita bersama mengurangi hal-hal yang
menghambat dan memperlambat kesuksesaan kita. Kurangi nongkrong yang sedikit
manfaat, kurangi tidur yang berlebihan, kurangi waktu yang terbuang sia-sia dan
isi dengan aktifitas yang mempercepat kesuksesaan. insyaAllah, kesuksesan akan
datang pada waktunya nanti dan kesuksesaan yang terdahsyat adalah kesuksesaan
yang dicapai dengan perjuangan dan pengorbanan yang tak mudah. Semoga tulisan
sederhana ini bisa membawa manfaat walaupun hanya sedikit. Salam 3 S , Salam
Semangat Sukses!! Wallahu a’lam ^_^
benar-benar membawa manfaat... ^_^
BalasHapusayo kita bertransformasi jadi jama'..., untuk mnjadi hamba yg lbih berkwalitas :)
iya kk... saatnya berproses :)
BalasHapusIzin save meton
BalasHapusIzin save meton
BalasHapus