Membela Decul yang “Mendadak” Jadi Suporter PSG

Hijrahnya Lionel Messi dari Barcelona ke klub kaya raya, Paris Saint Germain (PSG), berhasil membuat banyak penikmat sepakbola kaget dan istigfar. Pasalnya Messi urung melanjutkan kebersamaan dengan Barca secara tiba-tiba. Padahal menurut Presiden Barcelona, Joan Laporta, “semuanya berjalan baik” ketika ia dicecar oleh awak media terkait pembaruan kontrak Messi.

Namun tiba-tiba saja pada 6 Agustus 2021 akun instagram FC.Barcelona mengumumkan bahwa mereka tidak bisa melanjutkan kebersamaan dengan Lionel Messi. Saya ingat betul waktu itu “Messi” menjadi trending topic di Twitter. Cuitan yang membicarakannya berhasil membuat Twitter aman dari hastag-hastag K-Pop untuk sementara waktu.

Messi menjadi buah bibir dunia. Tanpa akun kloning, juga tidak butuh kekuatan buzzer, secara natural banyak yang bukan penggemar Barca juga meluapkan kekagetan mereka khususnya di jagat Twitter.

Tidak sedikit dari mereka berharap ada keajaiban menjelang injury time seperti Messi tiba-tiba bisa bertahan atau Messi pindah ke klub yang mereka dukung. Saya perhatikan beberapa oknum fans Manchester City, Manchester United, Chelsea, dan Arsenal (ini yang paling ngga tahu diri, sih) meluapkan sedikit asa itu.

Para pundit dan pengamat sepakbola juga membicarakan Messi. Menganalisa mengapa hal ini bisa terjadi. Memprediksi kemana Messi akan berlabuh. Hingga beropini sebaiknya Messi ngga digaji aja biar bisa bertahan. Yang terakhir memang bikin emosi. Tapi biarkan saja! Didebat pun percuma karena sudah ketahuan hasilnya; diblok dan dilabeli kardus.

Di antara banyak pundit tersebut saya paling suka ulasan dari Bung Towel. Ia tidak menganalisa mengapa Messi dan Barcelona akhirnya berpisah. Juga menduga-duga klub mana yang akan dipilih Messi. Bung Towel lebih banyak meluapkan kekagumannya pada Messi dengan mengulas cerita-cerita unik yang menyertai karir seorang La Pulga. 


Saya pribadi mulai mengenal Barcelona pada 2009 silam. Tepatnya saat saya secara tidak sengaja menonton final Piala Dunia Antarklub yang mempertemukan FC. Barcelona selaku jawara Liga Champions edisi 2008/2009 dengan klub asal Argentina, Estudientes.

Dua hal yang membuat saya langsung mendukung Barcelona ketika itu: permainan apik dari kaki ke kaki dan sosok Lionel Messi. Barcelona saat itu tertinggal 0-1. Satu menit menjelang waktu normal berakhir Barca menyamakan kedudukan melalui gol yang dicetak Pedro Rodrigez. Skor 1-1. Barca ngga jadi kalah. Pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Dan akhirnya Messi dengan tubuh mungilnya itu berhasil mencetak gol kemenangan melalui dadanya.

Sejak saat itulah saya mengagumi Barcelona dan Lionel Messi. Mulai mencari tahu tentang Barca dan Messi di internet. Setiap kali saya meminjam laptop dan modem bapak saya, hal yang pasti saya lakukan adalah mendownload foto-foto Barcelona dan Lionel Messi di google image. Tidak jarang saya print gambar-gambar itu pakai kertas HVS dan menempelkannya di dinding kamar.

Maka mengiringi pindahnya Lionel Messi ke PSG saya ingin membela rekan-rekan decul yang bermain dua kaki. Satu kakinya tetap mendukung Barcelona dan kaki yang satunya lagi mulai menjadi fans dadakan PSG. Tidak ada yang salah dengan sikap itu. Politisi saja boleh bermain dua kaki masa supporter bola tidak!


Ini bukan masalah kesetiaan atau komitmen untuk terus menjadi decul seumur hidup. Pasalnya tidak sedikit penduduk bumi yang menjadi decul melalui jalur Messi. Maka ketika Messi pindah para decul ini, termasuk saya sendiri, punya alasan kuat untuk mulai menjadi supporter “newbie” nya PSG.

Barca tanpa Messi akan tetap jadi salah satu klub terbaik di Spanyol, bersama Real Madrid. Namun tentu Barca dengan Messi dan Barca tanpa Messi tidak akan pernah sama. Dulu, ketika Messi duduk di bangku cadangan dan mulai pemanasan pelatih lawan sudah mulai ketar-ketir. Karena Messi bukan pemain biasa. Ia adalah faktor pembeda. Moral pemain Barca lebih terangkat ketika mereka tahu bahwa mereka bersama Messi di atas lapangan. Sekarang Barcelona tidak punya sosok itu meskipun ada Lord Bretwet.

Era baru bukanlah urusan gampang. Lihat saja Man United pasca ditinggal Sir Alex Ferguson. Masih tertatih-tatih sampai sekarang. Bukan mustahil Barca akan menemui tantangan yang serupa.

Messi kini sudah berusia 34 tahun. Waktunya di atas lapangan tidak akan lama lagi. Maka biarkan lah kami tetap menjadi pendukungnya dimana pun ia bermain. Kami tidak meninggalkan Barcelona. Kami tetap mendukung klub Catalan itu. Tapi Messi juga ada di hati kami. Biarkan kami menikmati permainannya sampai tiba waktunya untuk ia gantung sepatu. Menjadi saksi sejarah perjalanan karir salah satu pemain terbaik sepanjang masa.

Komentar

Postingan Populer